Setelah lima hari di ruang intensive care, akhirnya kondisi Jinhyuk dipastikan stabil dan dipindahkan ke kamar perawatan. Lebih cepat dari rencana awal memang. Namun, dokter mengatakan kalau mereka masih terus mengawasi ketat setiap perubahan vital Jinhyuk.
Operasi transplantasi jantung sangatlah beresiko, mereka tidak bisa lengah sedikit saja.
Jinhyuk tengah menatap ke arah luar jendela, ketika Suster Kim memasuki kamarnya untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap jam. Dan seperti sudah kebiasaan, Suster Kim memutar ulang musicbox terlebih dahulu sebelum mengecek vital Jinhyuk.
"Udah bosen banget ya?" tukas Suster Kim.
Jinhyuk hanya mengulas senyum. "Iya, suster. Tapi dokter Kang bilang aku belom boleh keluar taman."
"Sabar, ya. Mungkin minggu depan kalo kondisi kamu terus stabil dan gak ada infeksi apapun, kamu dibolehin ke luar buat ke taman," tutur Suster Kim.
Jinhyuk mengangguk. Ya, orang tuanya bisa menunggu belasan tahun agar Jinhyuk bisa (dan mau) dioperasi, maka menunggu untuk beberapa minggu tidak akan masalah baginya.
"Oh ya, pacar kamu pagi tadi ke sini," ucap Suster Kim sembari mencatat pada papan chart milik Jinhyuk
Jinhyuk mengernyit. "Seungwoo?"
Suster Kim mengangguk. "Udah beberapa hari terakhir ini, sebenernya. Tapi dia cuma datang nemuin saya dan tanya soal kondisi kamu. Dia bilang kalo kamu ngelarang dia buat dateng ke rumah sakit nemuin kamu selagi kamu masih di ruang intensive care. Jadi, pas saya bilang kamu udah dipindah ke ward rawat, dia keliatan lebih lega."
Ah, ya. Jinhyuk memang belum memberitahu Seungwoo atau teman-temannya yang lain mengenai kondisinya dan kalau dia sudah keluar dari intensive care. Lebih karena ponselnya disimpan oleh Mama. Dan Mama selalu bilang ada banyak notifikasi pesan yang masuk, salah satunya dari Seungwoo.
"Kata dokter Kang, kamu yang minta dia sama temen-temen kamu untuk gak jenguk kamu selama seminggu ini, ya."
Jinhyuk mengangguk. "Mereka pasti sibuk sama kuliah, kalo masih harus ke sini cuma buat liat saya dari balik jendela, rasanya cuma buang-buang waktu. Makanya saya bilang buat jenguk setelah saya keluar dari intensive care ajah."
"Mereka khawatir sama kamu, Jinhyuk. Dan saya pikir itu wajar," tutur Suster Kim. "Saya yakin mereka juga lega banget kan denger operasi kamu lancar. Sebaiknya kamu cepet kasih tau mereka soal kondisi kamu. Karena saya yakin walaupun mereka tau kalo operasi kamu lancar, tapi mereka masih pengen tau kabar kamu langsung."
Jinhyuk mengulas senyum tipis. "Iya, nanti Suster. Soalnya hape sama dibawa Mama."
"Ah... omong-omong soal Mama kamu, saya dengar hari ini kan acara Spring Charity YooNation."
"Iya, kemarin Mama bilang kalo baru bisa ke rumah sakit agak sore."
Suster Kim bergumam pelan. Tapi jika melihat dari ekspresi sang suster, Jinhyuk merasa ada tidak beres.
"Kenapa, Suster?"
"Ah... saya gak tau ya bisa bilang ini ke kamu atau engga."
*****
Dongwook menghela nafas pendek dan menyimpan ponselnya di saku bagian dalam jasnya. Baru saja, dia melihat deretan berita yang menjadi trending. Ada kaitannya dengan acara charity Inna.
Kemudian pintu elevator terbuka dan Dongwook melangkah keluar. Dari arah lobby, dia sudah bisa mendengar suara bising dan juga kilatan cahaya. Oh, Dongwook tidak akan pernah terbiasa dengan semua ini.
Beberapa orang menghampiri Dongwook dan membantunya melewati barisan puluhan reporter yang berkumpul di area lobby kantor. Ada begitu banyak suara yang melontarkan pertanyaan, namun Dongwook memilih untuk tidak menjawabnya. Jika dia salah memberikan tanggapan, itu hanya akan semakin memperkeruh suasana yang ada.
YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****