Jinhyuk memperhatikan Seungwoo yang tengah menghabiskan gukbab pesanannya. Mereka pergi makan malam dulu sebelum jadwal terapi Jinhyuk, seperti biasa. Setelah memarkirkan mobil di rumah sakit, Seungwoo memilih salah satu kedai dekat rumah sakit yang ternyata masakannya cukup enak.
Makanannya Jinhyuk sudah habis dan ia juga sudah minum obat.
"Jam berapa terapinya?" tanya Seungwoo yang baru saja menghabiskan satu sendok terakhir nasinya.
Jinhyuk mengecek ponselnya. "Masih ada lima belas menit. Pelan-pelan ajah."
"Udah abis," tukas Seungwoo yang menyengir lebar lalu memperlihatkan mangkuk nasinya yang kosong.
Jinhyuk terkekeh pelan lalu mengeluarkan dompetnya untuk membayar makanan mereka. Seungwoo terdiam sejenak, ia menahan tangan Jinhyuk.
"Mau ngapain?" tanya Seungwoo.
"Ya, bayar makananlah. Jangan bilang lo yang mau bayarin juga?"
Seungwoo mengangguk dengan polos. Jinhyuk mendengus pelan, ia lalu berdiri dan pergi untuk membayar makanan mereka. Sementara Seungwoo memasukkan ke dalam tas Jinhyuk dan ia kembali melihat dokumen yang sama soal perpindahan asset.
Seungwoo berpikir apakah Jinhyuk selalu membawa dokumen itu dan apa Jinhyuk sudah menanda-tanganinya atau belum. Tak lama Jinhyuk kembali setelah membayar makanan mereka.
"Kenapa?" tanya Jinhyuk seraya memasukkan dompetnya kembali ke tas ranselnya.
"Dokumen udah ditanda-tanganin?"
Jinhyuk menggeleng. "Tadinya mau ketemu kak Daniel mau tanyain soal ini, tapi kak Daniel sibuk makanya gak jadi."
"Kenapa gak nanya gue?"
"Lo ngerti soal perdata begini?"
"Ya engga sih..."
Jinhyuk mendecak pelan. Ia lalu beranjak meninggalkan meja mereka dan Seungwoo mengikuti. Jinhyuk mengucapkan terima kasih pada pemilik restaurant saat ia berjalan keluar restaurant.
Keduanya berjalan kembali menuju rumah sakit. Tidak jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Waktu yang cukup bagi mereka untuk mencerna makan malam barusan.
"Tapi setau gue, kak Daniel juga bukan fokusnya di perdata deh," ujar Seungwoo.
Jinhyuk melirik Seungwoo sekilas. Angin malam yang berhembus sedikit membuat rambut Seungwoo berantakan. Seungwoo menyugar untuk merapikannya sedikit.
"Kak Daniel punya temen yang fokusnya di perdata," tukas Jinhyuk sembari memasukkan tangannya ke dalam saku jaket.
"Ahh... Tapi kenapa lo mau tanya soal dokumen itu? Mau nolak?"
"Mau nolak juga gak bisa sebenernya. Gue udah banyak baca dokumennya dan ada klausa yang bilang walaupun gue gak tanda-tangan atau nolak soal asset itu, dalam periode waktu tertentu perpindahan asset itu otomatis bakal jadi buat gue. Sebenernya tanda-tangan gue cuma buat mempercepat prosesnya ajah."
"Emang bisa ya?"
Jinhyuk mengangkat bahu. "Mana tau! Kan lo yang kuliah jurusan hukum, Han Seungwoo!"
*****
Yeon Jun memperhatikan area sekeliling area gedung flat. Rasanya dia tidak mengerti kenapa Jinhyuk memilih tinggal di flat kecil dekat kampusnya. Jika Jinhyuk mengatakan padanya, Yeon Jun mungkin bisa mencarikan unit studio apartment. Tapi Yeon Jun tahu kalau Jinhyuk tidak akan melakukannya. Anak itu sudah terbiasa melakukan apapun sendiri.
"Terlalu kecil."
Yeon Jun menghela nafas pendek dan menatap orang yang datang bersamanya. Well, tentu saja Gaeun yang tidak terlihat senang dengan tempat tinggal baru Jinhyuk.

YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****