REAL BOSS [5]

765 105 85
                                    

"Apa?"

Nada ketus Sehun yang beberapa waktu terakhir tidak lagi didengar oleh Yoona kini kembali. Ia bertanya-tanya, menatap layar ponselnya.

"Apa aku membuat kesalahan?"

Hening sejenak karena tidak ada jawaban.

"Anda sedang marah pada seseorang ya?" tanya Yoona seolah bisa membaca pikiran Sehun.

"Tidak."

Bohong bila Yoona tidak tahu menahu sebab dia menjadi saksi Sehun dengan ekspresi kesalnya meninggalkan Jisoo begitu saja.

"Ah aku menyukai satu lagu yang kudengar akhir-akhir ini. Menurutku liriknya lucu. Sebentar ehem." Yoona mencari lirik lagu yang ia maksud kemudian mulai menyanyikannya. Dia sendiri tidak tahu mengapa, dia hanya ingin melakukan itu. Dia memilih lagu dari AKMU - reality.

Taeksi tagin beoneun doni ppadeuthae
(uangku tak cukup untuk naik taksi)
Keureotdago jiokcheoren saram gadeukhae
(tapi di stasiun kereta bawah tanah, ada begitu banyak orang)
Seumateuponeuro tongjang jan goreul hwaginhal ttaen
(ketika aku memeriksa rekening bank ku dengan ponsel)
Balkgireul choejeoro haeya hae
(aku perlu menurunkan tingkat kecerahan layar ponselku)
Balkgireul choejeoro haeya hae
(aku perlu menurunkan tingkat kecerahan layar ponselku)

This is reality
(ini kenyataan)
Reality ality ya
(kenyataan)
Da keureon geonikka
(sama seperti itu untuk semua orang)
Uriga ihaehaneun geollo
(jadi, mari kita pahami)

Reality
(kenyataan)
Reality ality ality
(kenyataan, kenyataan)
Da il iri ttajigien
(ini terlalu banyak untuk memperhitungkan setiap hal)
Jatgo jakjimaneun anheun ildeul
(tapi sesuatu seperti ini sering terjadi dan itu tidak kecil)

Ibsuri dalkomhada nuga keurae?
(bibirmu manis, siapa yang mengatakan itu?)
Ppoppohagi jeonen ugu ugu gageul hae-
(sebelum kau mencium, kau harus berkumur terlebih dulu-)

WHAT?!

Yoona sontak menutup mulutnya. Astaga!

"A-a-a tidak tidak tidak. Sepertinya aku salah membaca lirik. Ssh..ya aku salah membaca. Ya! Kenapa aku memilih lagu ini."

Yoona panik sambil menggerutu sementara ponselnya masih tersambung dengan Sehun. Pria itu menahan bibir kecilnya untuk tidak tersenyum, tetapi tidak, Sehun tidak mampu menahan sunggingan kecil disana.

"Kau tidak ingin melanjutkannya?"

"Ya? Ah tidak! Kurasa lagu ini tidak cocok didengarkan ketika sedang marah. Aku juga tidak tahu apa itu yang cocok," Yoona memilih menyudahi daripada terkesan semakin aneh. "Tuan Oh. Apapun masalahmu, lebih baik diselesaikan dengan kepala dingin."

"Memang menurutmu apa masalahku?"

"Tentu aku tidak tahu," polosnya.

"Apa kau pernah menyukai seseorang? Berkencan?"

"Pernah sewaktu di sekolah menengah. Kenapa memangnya?"

"Bagaimana rasanya?"

"Apa Tuan Oh tidak pernah?"

"Tidak."

"Sungguh batu karang ini."

"Apa?"

"Ah tidak aku hanya sedang mencari foto terumbu karang di komputer," Yoona berdalih. "Saat dimana timbul rasa nyaman ketika bersama dia. Kemudian berkembang menjadi keinginan untuk melindungi. Jika dia jauh dari matamu, kau akan berusaha bagaimana agar kalian tetap bisa saling berkomunikasi. Yah, rasa suka timbul karena rasa nyaman. Dan cinta timbul karena rasa ingin melindungi. Tetapi jika rasa itu menjadi berlebihan juga tidak bagus, sebab itu bukan lagi cinta tapi obsesi dan itu bisa menghancurkan suatu hubungan. Sederhananya kurang lebih seperti itu," jelasnya kemudian.

SHORT STORIES || YoonHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang