"Apa dia tidak ingin bertemu ayahnya?"
Yoona terkekeh kecil. "Dia bahkan belum lahir Krys." Meski menganggap konyol atas pertanyaan Krystal, namun Yoona sejujurnya paham apa maksudnya.
Sebenarnya, malam dimana Krystal mengangkat telfon milik Sehun, tepat saat itu Yoona hendak menyampaikan kabar gembira yang ia dapat setelah mengeceknya pada dokter kandungan di siang harinya. Yoona terlambat menyadari itu dikarenakan terlalu sibuk bekerja dan mengaku tidak merasakan tanda-tanda awal kehamilan.
Yoona tidak mengalami morning sick seperti wanita hamil pada umumnya, memang ada beberapa kasus seperti itu dan normal. Ketika mengalami pendarahan ringan pun ia sangka sedang menstruasi, ternyata bukan. Itu akibat proses implantasi.
Bicara soal istilah ngidam, Yoona bersyukur, bayinya hanya ingin dekat dengan wajah ayahnya, meski tidak secara utuh wujud fisik nyata Oh Sehun. Seolah memang ia mengerti keadaan yang dihadapi sang bunda. Ia mengusap foto Sehun atau memutar kembali rekaman kebersamaan mereka pada handycam.
"Sayang, anakmu rindu nih," kata Yoona tersenyum sambil mengusap perut buncitnya.
Tiap menjelang tidur, Yoona selalu mengucapkan selamat malam pada Sehun, tak lupa juga memanjatkan doa untuk kesehatan dan kebahagiaan keluarga kecilnya terutama sang kepala keluarga yang jauh disana. Katakan Yoona menyedihkan atau apa, faktanya ia hanyalah seorang istri yang merangkap sebagai calon ibu.
"Aku benar-benar akan meremukkan muka si albino sialan itu kalau saja Yoona tidak melarangku melakukannya."
Krystal menepuk dan mengusap lembut punggung Jongin, menenangkan. "Kita sudah berjanji tak kan melakukannya."
Mereka ingat ketika Yoona mengatakan "Jangan sakiti Sehun karena aku dan jangan katakan apapun tentang diriku padanya, jangan juga memaksanya untuk menemuiku, kalian bisa janji kan?"
"Tapi Yoong..."
Yoona menatap keduanya bergantian.
"Kalau dia benar suamiku dan mencintaiku, dia akan kembali tanpa diminta atau dipaksa siapapun. Aku ingin Oh Sehun kembali sebagai suamiku, bukan sebagai orang lain. Dia hanya sedang menikmati sesuatu yang dia inginkan. Aku paham itu. Sejenak mungkin dia lupa daratan. Tapi aku yakin tak kan lama," ucapan Yoona meyakinkan meski hatinya ragu.
Entah itu definisi sebuah keyakinan atau hanya harapan seorang istri. Setelah meninggalkan tempat Yoona, Krystal menangis tersedu di pelukan Jongin. Naluri yang membuatnya ikut merasakan kesedihan Yoona. Dan itu wajar.
---
Kehidupan Oh Sehun semakin bersinar setahun belakangan ini. Menggumamkan kepuasan. Dendamnya terbalas. Jae Wook, dia dipecat setelah pertandingan dimana Leo batal terlibat dan timnya kalah telak.
Leo sempat juga melontarkan permintaan maaf pada Sehun karena pernah merendahkannya. Mengatai Sehun sebagai kurcaci kecil, bahkan sampah ketika masih satu klub dengannya.
Leo menyesal, apalagi kini ia harus mengambil cuti lama demi kesembuhan. Kakinya yang patah terlalu beresiko untuk dipaksa sembuh sebelum saatnya. Frustasi.
Dan Sehun.
Berawal setelah namanya dipercaya ikut andil mewakili tim nasional dalam laga internasional. Ini bukan kali pertama. Namun untuk pertama kalinya Sehun terlihat menyedihkan.
Gagal.
Dia gagal mencetak gol pinalti pada detik terakhir. Kedudukan kala itu 1-0, tim dari negaranya tertinggal dari lawan. Sebagai pemain tentu itu merupakan hal paling mengecewakan atau bahkan memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
NouvellesBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))