Hari berikutnya, Yoona kembali ditemui sesosok makhluk astral. Lagi. Minta pertolongan. Kalau tidak ingat makhluk ini adalah hantu, Yoona sudah jatuh terpesona pada ketampanannya. Sayang sekali, masih muda dan tampan tapi sudah meninggal dan jadi arwah penasaran.
Cha Eunwoo.
Tak jarang Yoona digoda olehnya, dasar hantu tidak tahu diri.
“Yoona, kau cantik, tapi lebih manis tunanganku. Kalau aku masih hidup aku mungkin juga menaksirmu, tapi mustahil, aku hanya mencintai tunanganku.”
Lihat, sempat-sempatnya dia memuji. Yoona memutar bola matanya. “Sudah katakan saja, apa yang bisa aku bantu? Tidak perlu basa-basi.”
“Katakan padanya. Maaf, aku terlambat mengatakan perasaanku yang sebenarnya.”
Yoona mengeryit tidak paham, loh bukankah mereka sudah bertunangan? lalu kenapa Eunwoo mengatakan itu. Dan lelaki itu melanjutkan ucapannya.
“Kami dijodohkan. Aku membencinya karena dia selalu mengusik kehidupanku yang tadinya tenang. Dia berisik. Aku selalu membentaknya setiap kali dia ceroboh melakukan sesuatu. Dan dia selalu minta maaf. Awalnya aku kolot, tidak menyadari perhatiannya. Dia yang setiap pagi di musim dingin selalu membawakan susu jahe hangat untukku. Berkali-kali aku membuangnya, namun selebihnya aku mulai meminumnya sedikit.”
“Kau meninggal karena apa?”
“Aku korban tabrak lari.” Eunwoo tersenyum miris. “Mungkin ini azab si sombong yang menutup mata hatinya dari perempuan lugu yang bernama Sejeong. Selama jadi arwah, aku selalu mengikuti kesehariannya. Hatiku ngilu melihatnya menangis hingga tertidur setiap malam. Sejeong menangis karena tidak bisa membuatku jatuh cinta padanya hingga akhir hayatku, dia bilang begitu pada teddy bear yang selalu jadi teman tidurnya. Gadis aneh.
Dia mengatakan lebih baik gagal dan membiarkanku mencintai perempuan lain daripada harus kehilanganku selamanya. Aku menyakitinya begitu dalam. Hingga aku sadar sesuatu. Aku mencintainya. Entah sejak kapan. Diam-diam aku sering tersenyum setiap melihat dia tertawa. Tapi sekarang semua itu tinggal kenangan.”
“J-jadi aku harus bagaimana?” Yoona menahan air matanya yang terbendung. Eunwoo menoleh sendu.
“Tolong sampaikan padanya bahwa aku mencintainya dan katakan, Sejeong harus bangkit dari kesedihan. Membuka hati untuk laki-laki lain yang tulus menyayanginya. Aku akan bahagia dengan melihat senyumannya kembali. Kau bisa membantuku kan Yoona?”
Yoona mengangguk dan mengatakan akan berusaha. Awalnya tadi Yoona keluar untuk berbelanja sekalian membeli jajjangmyeon. Hingga merasa terusik dengan kedatangan Cha Eunwoo yang terus mengikutinya sejak tadi.
Yoona sampai di rumah dan mengeryit. Sepatu milik siapa ini? Apa ada tamu? Dan ia terpaku sejenak setelah masuk.
“Sehun? sedang apa pagi-pagi kesini?”
Pria itu menoleh dengan cengiran khasnya. “Kau sudah pulang? Sini kubantu.” Karena Yoona sendiri juga merasa pegal akibat membawa kantong belanjaan yang lumayan berat, jadi dia menurut saja.
“Aku kebetulan lewat dan sekalian berkunjung ke rumah calon mertua.” Demi apapun Yoona benar-benar ingin melempar kepala Sehun dengan sepatu. “Aku rindu Haechan juga,” lanjutnya.
Mereka berjalan menuju ke dapur menaruh barang-barang. Meninggalkan Haechan yang sibuk di karpet dengan tontonan kartun si kotak kuning dan bintang laut. Dia tampak serius menonton sambil menggenggam boneka tyrex.
“Teh?” tawar Yoona.
“Tidak usah pakai gula.”
“Tidak akan enak, bodoh.”
![](https://img.wattpad.com/cover/175143140-288-k600492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
Short StoryBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))