"Tahan gerbangnya!! Jangan biarkan mereka masuk!!"
Grakhhh
Brakk Brakk
"Terus tembak dan jangan berhenti!!!"
Darr darr darrr
Letusan senjata api memenuhi suasana dingin dan sepi di pagi buta. Sementara gerbang terbuat dari besi tebal itu sudah tampak melengkung. Empat tentara tengah mati-matian menahannya.
Wilis terjaga dari tidurnya. Mengedarkan pandangan, ternyata ia berada di kamar dimana Anne dirawat. Kini ia berbaring di ranjang. Anne tidak ada di sebelahnya termasuk di segala penjuru ruangan. Wilis bergegas menuju jendela. Kondisi luar sedang tidak baik.
Darr darr darr
Sejauh ini para mayat hidup itu masih terfokus mendobrak gerbang depan. Dinding tinggi yang membatasi sekitar hotel masih belum ada tanda-tanda mereka muncul dengan cara memanjat.
"Arghh sial!!!"
Lucas dengan cepat mendaratkan pukulan bertubi-tubi pada kepala zombie yang berhasil menembus celah gerbang dan meninggalkan gigitan di kaki Rowoon.
"Kau-"
Wajah Rowoon merah terkejut. Ia mengangkat kepala, menatap nanar pada Lucas. "A-aku tergigit?" gumamnya.
Lucas panik, "Ay-ayo masuk dan segera obati lukanya." Namun Rowoon menepis kasar tangan Lucas yang coba menariknya.
"Kau tidak lihat aku sudah tergigit? Itu artinya sebentar lagi aku akan berubah menjadi monster!" Lucas menggeleng ribut. "Pergilah ke dalam dan ajak para pengungsi yang selamat ke dalam mobil. Ada beberapa terparkir di belakang. Cepat!"
"Ta-tapi."
"Lucas, Seongwoo, tinggalkan kami berdua di sini. Selamatkan yang lainnya dan kapten," titah Jihoon.
Keduanya segera berlari ke dalam.
Sementara itu Wilis seperti kesetanan mencari keberadaan Anne. Beberapa pasien berhamburan.
"Tolong tetap tenang semuanya!" itu Anne. Ia dengan jas dokter dan rambut tergerai mencoba meredamkan suasana riuh.
"An!" panggil Wilis namun tampaknya Anne tak mendengar.
"Cepat berjalan dengan tenang ke belakang dan masuk mobil. Kita akan keluar dari sini. Oke?"
"Apa kita akan selamat?"
"Tentu! Kita harus selamat, ayo. Suster Jisoo, Yeji..." mereka mengangguk dan mendapat semangat dari Anne.
Wilis hendak berlari namun kakinya mendadak sulit sekali digerakkan. Ia berteriak memanggil nama Anne lagi, tetapi gadis itu tetap tak mendengar, ada apa?
Beberapa zombie sudah berhasil menerobos gerbang. Menerkam Rowoon dan Jihoon membabi buta. Raungan demi raungan sungguh mengerikan.
"Tolong, tolong anakku!" seorang wanita menjerit, menunjuk anak balitanya yang berjalan menjauh darinya. Anne menoleh dan dengan sigap berlari, bersamaan dengan segerombolan zombie kelaparan mendekat dari arah lain.
"Anaaa!!!" suara Wilis berhasil membuat Anne mengalihkan pandangan. Ia berbalik dan melihat Wilis yang berlari ke arahnya, tak menyadari tangan-tangan zombie terulur menggapainya.
Brugg Grakhhh
"Tidak tidak tidak, Anaa!!!"
***
Sepasang mata terbuka. Deru nafas tak beraturan mengiringi peluh yang berjatuhan. Detak jantungnya berpacu cepat.
Wilis mimpi buruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
Truyện NgắnBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))