Yuna menunggu bus di halte. Yuna keluar terlambat sehingga ia harus menunggu bus selanjutnya yang sayangnya sangat lama. Meski bisa mengendarai motor, Yuna belum berani untuk jarak jauh rumah-sekolah. Rute ke toko Bu Sarah adalah perjalanan paling jauh yang ditempuhnya, hanya 2 km.
Biasanya kalau seperti ini, ketika kebetulan Sean naik motor, ia sering mengajaknya pulang bersama. Tapi, Sean kan sedang ada janji menemani Joy.
Yuna beberapa kali hampir menjatuhkan kepalanya. Sepertinya ia mengantuk berat karena kelelahan menunggu. Tiba-tiba suara klakson membuatnya terkesiap.
"Luhan?"
"Bus-nya bakal lama dateng lagi."
"Lo supirnya ya?"
"Bukan lah!" Luhan mulai kesal. "Sini gue kasih tebengan." Yuna mengamati tampilan dari depan motor matic ramping keluaran lama berwarna ungu seluruhnya itu hingga belakang. "Mau gak? Daripada lo gak pulang-pulang."
"Oke," putusnya. Yuna tidak mau jika nanti sampai ketiduran di halte dan diculik om-om pedofil karena keimutan dia yang luar biasa.
Dia duduk di belakang Luhan dan kedua tangan berpegangan di pundak cowok cantik itu. "LUHAN....GO!" Yuna mengepalkan tangan ke atas.
Sementara Luhan masih diam memiringkan kepala dengan kening mengeryit. Sepertinya dialog itu tidak asing di telinganya.
"Lo suka nonton upin ipin ya?"
"Hm? Kok lo tau?"
"Eh buset. Pantesan gue kayak kenal dialog itu. Sapi...go! Itu kan dialognya Raju, anaknya Uncle Muhto!" Teganya Yuna menyamakan dirinya dengan sapi. Sungguh tega.
---
"Itu foto siapa bun?"
Sean yang baru datang mengambil tempat sebelah ibunya sambil meraih remote di meja. Sarah yang sejak tadi senyam-senyum sendiri pun menoleh sepintas. "Jodoh kamu."
"Hah?" Sarah tertawa gemas.
"Coba kamu tebak, yang mana bunda?"
"Eum ini?"
"Salah. Bunda yang ini." Sarah menunjuk foto di tangan kanannya. Itu foto masa kecilnya.
"Terus yang ini siapa dong?"
"Udah bunda bilang ini jodoh kamu. Cantiknya mirip bunda kan?"
"Tapi...Sean kayak gak asing sama wajahnya."
Sarah masih mengulum senyum sambil mengusap foto gadis kecil bertopi itu. "Tunggu aja, bentar lagi dia telfon kok."
Dan benar saja, semenit kemudian telfon berdering. Sean menoleh hendak mengatakan ada telfon, namun Sarah memberi isyarat supaya dia mengangkatnya. Sean pun bangkit.
"Halo assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam Bu Sarah. Mama besok ada acara sama ibu-ibu komplek, mama mau pesen satu cheese cake, dua kotak cupcake sama satu black forest pesenan temennya mama yang baru dateng dari Manado. Acaranya sekitar jam 4 sore-"
"Na?"
"Bu Sarah?"
Sean berdecak, "Ini gue anaknya."
"Ih Sean kok diangkatnya sama lo sih. Kan gue ada pentingnya sama Bu Sarah. Lo buang-buang waktu gue aja."
"Lah lo gak ngomong kalo ada urusannya sama ibu gue."
"Kok Sean nyolot sih. Yaudah mana Bu Sarah?!"
Tuhkan sekarang siapa yang nyolot? Sean menoleh pada sang bunda. "Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
Cerita PendekBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))