Z [3]

772 137 106
                                    

Salah satu dari mereka nyaris menggapai pakaian Wilis namun Lucas berhasil menembak tepat sasaran. Ia terkejut sejenak seakan tak percaya.

“Woah…aku melakukannya.”

“Ini bukan waktunya mengagumi skill menembakmu, Lucas!”

Lucas dengan bodohnya baru tersadar melihat satu zombie berada di atas tubuh Wilis yang berbaring. Wilis mati-matian menahan agar makhluk itu tidak mendaratkan gigitan padanya.

Lucas menembak zombie dan tepat sasaran lagi. Wilis mendorong tubuh si zombie dari atasnya.

“Ayo masuk, Kapt!”

Ia berhasil masuk ke dalam mobil mereka dan menempati posisi pengemudi. Wilis pun segera bangkit dan menendang satu zombie lagi yang menghalangi pintu, kemudian ia duduk dengan hembusan nafas panjang begitu memakai sabuk pengaman.

Lucas menginjak pedal gas, menerjang tiga zombie yang menghadang mereka dari depan. Bahkan ia merasakan bahwa mobilnya melindas mereka.

“Kau baik Kapt?”

“Ya, mereka bukan tandinganku. Aku tidak menganggapnya sebagai monster. Aku menganggap mereka seperti para fans yang mendatangiku, jadi cukup santai menghadapinya.”

“Ya ya ya, Kapten memang yang terbaik.”

Lucas terkekeh pelan, terkadang tidak habis pikir dengan pimpinannya ini ternyata orang yang narsis. Meskipun terkadang saat memasang tampang garang bisa nyaris membuat jantungnya jopot dan nyalinya menciut seketika.

Tidak hanya dirinya, kakaknya pun berkata demikian meski mereka sebaya. Aura Wilis lebih mendominasi hingga siapapun akan enggan untuk bertemu tatap langsung dengan manik hazelnya.

---

Mata Anne menangkap sebuah kaleng soda tergeletak di samping komputer. Dengan hati-hati ia membuka sedikit pintu kemudian melemparkan kaleng tersebut jauh ke arah berlawanan dengan jalan menuju ke toilet.

Kepala zombie itu bergerak-gerak memutar lalu melangkah menghampiri sumber suara dengan langkah terseoknya disertai geraman.

Anne memejamkan mata sejenak ketika zombie itu melewatinya. Begitu menjauh, ia mengendap keluar sembari menutup pintu dan berjalan nyaris tanpa nafas.

Anne mengetuk pintu, “Krys…ini aku Anne,” lirihnya.

Krystal terjingkat melongok melalui kaca dan segera memutar knop setelah tahu bahwa kali ini memang benar Anne.

“An!” sontak Krystal memeluknya erat. “Aku pikir terjadi sesuatu padamu, kenapa lama sekali huh? Aku serasa mau mati di sini.”

Anne mengulas senyum, “Aku baik Krys.”

“Oh ya dimana jas doktermu?”

“Aku meninggalkannya di ruang dokter. Jasnya terkena cipratan darah zombie.”

Krystal terbelalak, “Apa?! Kau-”

“Hm, aku membunuh satu dari mereka,” jawab Anne disertai anggukan. Kedua bahu Krystal merosot. Hampir saja ia kehilangan sahabatnya.

---

Anak buah Wilis berhasil tiba di Rumah Sakit Hannalim. Johny dan yang lainnya menyisir lokasi bersiap dengan senjata mereka. Ia melihat cairan merah pada lantai, begitu diikuti ternyata ada satu zombie yang memakan rakus tubuh satu orang di balik bangku recepsionist.

Makhluk itu berhenti lalu memutar kepala, belum sampai melompat, Johny dengan sigap melepaskan tiga tembakan dan baru berhasil melumpuhkannya. Johny mengumpat. Betapa mengerikannya kanibal itu.

SHORT STORIES || YoonHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang