PICA ? [7]

823 169 72
                                        

Sean tak pernah membayangkan hidupnya terikat dua janji dengan orang yang berbeda dan ternyata sangat sulit. Meskipun saat bersepakat dulu terasa sangat yakin akan menepatinya, namun kini beda.

Time changes everything. Mulai saat ini, Sean sadar betul. Hatinya dalam kebimbangan. Sean merasakan sesuatu dalam dirinya sedang memberontak seolah menyuruh agar ia mengingkari janjinya. Dia mengusap kasar wajahnya karena frustasi.

‘Hai, gue Sean. Lo?’

‘Gue manusia.’

Sean tertawa lepas mendengar jawaban konyol itu. ‘Kalo lo hantu gue mana mau nyamperin lo. Maksud gue nama lo.’

‘Ngomong dong dari tadi.’ Cewek itu merengut kesal. ‘Gue Yuna Almeera.’

‘Dipanggilnya?’

‘Cantik.’

Lagi-lagi tawa Sean tak terbendung, sampai sudut matanya keluar air mata. ‘Lo lucu.’

‘Jangan panggil gue lucu. Panggil gue cantik, oke?’

‘Oke-oke cantik.’ Yuna menyengir lebar.

Mereka saat ini memang hanya berdua duduk di bangku bawah pohon dengan pakaian olahraga. Semenit lalu kakak-kakak OSIS memberikan mereka waktu istirahat 10 menit sebelum kegiatan MPLS dilanjutkan. Yuna memisahkan diri. Sean tak sengaja melihat seorang cewek duduk sendirian sibuk dengan cemilannya di sana.

‘Gue ada feeling kita bakalan sekelas nanti.’

‘Lo peramal?’

‘Ngaco lo! Gak lah. Gue cuma asal nebak. Kalo beneran ya artinya itu kebetulan.’

‘Sean?’

‘Hm?’ Mereka saling melempar tatap.

‘Lo. Jangan pernah nembak gue ya.’

Perkataan Yuna tentu saja membuat Sean kebingungan. Maksudnya, yah mereka baru bertemu satu kali dan Yuna tiba-tiba berbicara seperti itu. Percaya diri sekali kalau Sean sedang menyukainya.

‘Gue nyamperin lo karna pengen kenalan doang sih. Gak kepikiran buat nembak lo.’

‘Waktu bisa ngubah segalanya. Gue gak tau siapa aja yang nantinya bakalan naksir gue, baik sama gue atau benci sama gue. Cukup baik sama gue aja, asal jangan punya perasaan apapun ke gue, janji? Dengan begitu gue gak akan benci sama lo.’

Sean terpaksa mengangguk kaku. ‘Tapi kalo boleh tau emang kenapa? Maksud gue kalo semisal ada cowok yang nembak lo, lo bakal benci sama dia gitu?’

‘Gue ada trauma sama cowok,’ gumamnya.

‘Lo pernah diputusin?’

Yuna menggeleng pelan, ‘Gue belum pernah pacaran.’

Sean bingung. Jadi trauma dengan cowok yang dimaksud Yuna bukan seperti yang dia pikirkan. Sean sempat berpikiran negatif. Apa Yuna pernah mengalami semacam pelecehan?

---

“Kalian gak pernah pulang bareng lagi ya?” Jaehyun baru sadar mereka berdua semakin jauh. Sean terkesan membatasi interaksi dengan Yuna.

“Hm? Enggak. Kata Sean mulai sekarang gue harus belajar mandiri dan gak nyusahin dia.”

“Maksud lo apa, dia ngerasa disusahin sama lo?”

“Bukan Jae. Gue cuma gak mau Joy berantem sama Sean karna gue. Kalo Joy ngambek kan Sean yang repot.”

Mendengar penuturan Yuna, Jaehyun bergeming. Sepolos-polosnya Yuna, ia juga punya perasaan. Yuna hanya mencoba untuk tidak terlihat jahat meski kenyataannya ia tidak merasa melakukan kejahatan apapun.

SHORT STORIES || YoonHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang