Yoona diliputi kepanikan, tetapi tiba-tiba merasakan sebuah tarikan yang cukup kasar hingga membuat nafasnya tercekat.
Dia menghantam tubuh besar seseorang yang dia yakini orang yang telah menariknya paksa. Orang itu memposisikan Yoona di bawahnya dan menyekap mulutnya.
Yoona memekik dan menyadari orang itu adalah Oh Sehun. Nafasnya menerpa wajah Yoona, selagi waspada melihat ke arah datangnya suara.
Yoona membeku hingga nyaris kehilangan nafas karena terkejut. Peluh menetes melewati pelipis.
Orang-orang itu terlibat percakapan sibuk dan menikmati barang haram disertai tawa renyah.
'Sial, mereka para pecandu.'
Yoona terpaku, masih menatap Sehun penuh kecurigaan yang membumbung. Seolah banyak sekali pertanyaan yang harus dijawab olehnya.
'Kalau orang ini bisa sampai sini, artinya dia orang lama. Dia bisa jadi salah satu dari mereka, kan? Apa rokok yang dia hisap selama ini juga narkoba?'
Para maniak itu kemudian meninggalkan ruangan rahasia dan suasana kembali sunyi.
Sehun menatap Yoona di bawah kungkungannya. Mata mereka terkunci dengan segala pikiran masing-masing. Yoona masih dengan kecurigaannya. Menepis tangan Sehun dan duduk tegak.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Ukiran tipis bibir Sehun melengkapi hujaman mata yang tajam mendominasi.
"Aku yang seharusnya mengatakan itu. Siapa kau?"
Yoona bungkam, kemudian berdiri tanpa aba-aba. Namun, Sehun lebih cepat menarik tangan Yoona, menguncinya di belakang.
"Dari awal, aku tahu, kau bukan murid SMA."
Nafas Sehun menyentuh cuping telinga Yoona, mendominasi, dan membuat Yoona sedikit bergidik.
"Kelinci yang terperangkap, sedang memikirkan jalan keluar." Berbisik, halus sekali. Yoona dapat merasakan senyuman di telinganya.
Dia memutar tubuhnya sehingga terlepas dari jeratan Sehun, kemudian mendorong tubuh besar itu ke dinding. Menempatkan lengan pada leher Sehun dan membuatnya terdiam.
"Aku tak peduli. Sekalipun aku mati disini. Aku takkan berhenti membongkar kebusukan instansi yang menghilangkan nyawa muridnya."
Dari atas, Sehun jelas melihat binar mata gadis itu dipenuhi air yang berkilau.
"Banyak hal yang direnggut sekolah ini. Aku sendiri yang akan membawa mereka ke neraka."
Yoona beranjak, kembali mendekati sisi berlawanan rak buku.
"Kau pikir nyawamu akan selamat sebelum mengungkap kejahatan mereka?"
Yoona terdiam.
"Bahkan jika kau melaporkan tempat ini ke polisi, barang-barang ini akan hilang sebelum mereka datang."
Gadis itu menoleh.
"Kau tak cukup pintar menyadari kamera tersembunyi di balik buku yang kau ambil tempo hari."
Yoona menelan saliva gugup.
"Mereka mengetahuinya dan memintaku mengawasimu. Kau seharusnya berterimakasih, karena aku mematikan kameranya sebelum kau memutuskan masuk ke ruang rahasia ini."
Sehun melangkah lalu menekan tombol tersembunyi untuk membuka pintu.
Menyadari Yoona masih mematung, Sehun yang lebih dulu melangkah, lalu berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
Historia CortaBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))