Anne melihat ada sesuatu yang aneh. Kedua mata orang itu terlihat tidak normal. Seperti ada selaput putih tebal yang menutupinya. Selain itu di sekitar wajah serta lehernya muncul tonjolan pembuluh darah menyebar. Setelah diperhatikan mulut orang itu juga berlumuran darah.
Anne menaikkan pandangannya ke arah lain. Nafasnya tercekat dan mata membulat kala melihat seorang lagi duduk menggerogoti kakinya sendiri hingga dagingnya berceceran.
‘Oh ya Tuhan, kenapa mereka?’ batin Anne tak mengerti.
Kemudian terdengar suara seseorang mengobrol lewat telfon bersamaan dengan pintu dari salah satu ruangan terbuka.
“Aku kan sudah minta maaf. Hei! Aku juga sedang tidak enak badan jadi minum beberapa pil. Ditambah lagi semalaman aku tidak bisa tidur mengurus beberapa pasien. Aku kelelahan dan efek obat membuatku lebih cepat tidur.”
Orang aneh yang tadinya mengendus segera berhenti dan menoleh ke sumber suara. Ia berlari bersama orang aneh lainnya yang menggigit atau lebih mirip seperti memakan tubuhnya sendiri.
“Iya, iya aku akan segera ke san-”
Arghhh
Teriakan nyaring menggema di sepanjang koridor mengundang dua orang lagi berlari menghampirinya dengan raungan mengerikan.
Anne nyaris saja berteriak dan menjatuhkan box yang ia bawa. Ia sontak terperangah disertai detak jantung yang berpacu cepat.
Beruntung pintu toilet berada di ujung tepat menghadap koridor sehingga ia bisa melihatnya dengan jelas, sangat jelas ketika segerombolan monster itu menyerbu lalu menyeretnya ke ujung lain.
Dengan rakus mereka mengoyak tubuh pria itu. Anne sadar tangannya kini gemetar hebat, manik matanya bergerak gelisah.
Mereka. Kanibal.
Anne tidak sepenuhnya percaya dengan semua ini. Ia menggeleng ribut, nafasnya memburu dan menelan saliva dengan susah payah. Berusaha mengenyahkan pemandangan yang membuatnya bergidik, berharap ini tidak nyata.
Ketika memperhatikannya kembali pria itu tak sadarkan diri, segerombolan itu bergerak menyeret kaki meninggalkannya tergeletak di lantai begitu saja.
Tak lama tubuh pria itu mengejang, kondisinya hancur di beberapa bagian. Kemudian ia bangkit dengan satu tangannya yang lepas entah kemana. Pria itu terseok, darah segar mengucur deras. Kaki Anne pun lemas.
“An?” Anne segera berbalik dengan tatapan ketakutan menghampiri Krystal. “Hei, ada apa denganmu?”
Anne meletakkan box di sisi wastafel kemudian bersandar. Sementara Krystal mencuci tangannya dengan sabun.
“Kau ini kenapa sih An? Kenapa aneh begitu?”
“A-ku melihat kanibal.”
“Kau melihat binatang di sekitar sini?”
“Kau tahu arti kanibal tidak sih?!” Anne dibuat jengkel, sementara Krystal malah menyengir.
“Lagipula kau ini aneh sekali. Kau terlalu banyak menonton film makanya jadi mengada-ada seperti ini. Tunggu! Kalau memang di rumah sakit ini ada kanibal…em kau melihat mereka memakan organ manusia? Bagian mana? Hati? Jantung? Atau dua ginjal yang bentuknya seperti kacang merah? Ah kutebak mereka lebih menyukai usus yang panjang seperti mie.”
“Krys! Hentikan! Jangan bicara macam-macam.” Krystal termasuk skeptis dengan hal semacam itu, karena itu sangat menjijikkan hanya dengan membayangkannya saja.
Ada jendela lagi yang tepat berada di sebelah mereka berdiri. Ukurannya sedikit lebih lebar dari yang tadi. “Oh astaga!” Krystal memekik lalu melongok ke bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
ContoBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))