Yuna kini menemani mamanya di tempat arisan. Di sana hanya ada ibu-ibu, Yuna sendiri yang menyandang status masih gadis dan bersegel ori.
"Ya ampun, kue lapis titipan Bu Fani lupa mama ambil di toko kuenya Bu Sarah."
"Mama ngapain nitip kue di sana?"
"Mama pesen kue sayang. Nah mama lupa mau ambil. Kamu mau ngambilin gak? Tinggal ambil aja, kemarin uangnya udah mama kasih ke Bu Sarah kok."
Yuna mengangguk lalu menengadahkan tangan, "Kunci?" Sandra memberikan kunci motor pada putrinya.
"Jangan ngebut, jangan meleng, kalo ada lampu merah, berhenti dulu sampai hijau, baru jalan. Paham? Eh kamu masih ingat tempatnya Bu Sarah kan? Mama udah sering ngajak kamu kesana loh."
"Yuna inget kok ma."
"Bagus, hati-hati sayang."
---
Yuna sedang celingak-celinguk sekitar toko dengan plang "Sarah's Bakery". Toko itu tutup, mungkin si pemilik memang tidak ada di tempat. Yuna coba mengetuk pintunya. Tapi tak ada sahutan apapun dari dalam.
Beberapa menit kemudian, suara sebuah motor mengalihkan perhatian Yuna. Ia berbalik.
"Na, ngapain di sini?" Tanya cowok itu setelah melepas helmnya.
"Sean? Lo sendiri ngapain di sini?"
"Lah gue kan anaknya Bu Sarah, Na. Masa lo lupa sih? Waktu lo sama Bu Sandra kesini kan sering ketemu gue."
"Oh gue kira lo keponakannya Bu Sarah."
"Hai Yuna," cewek cantik yang sejak tadi bersama Sean tersenyum pada Yuna.
"Hai Joy. Joy mau beli kue juga?"
"Gak, gue mau nganterin dia pulang tapi mampir dulu kesini, gue mau ambil barang yang ketinggalan di toko bunda," Sean menginterupsi.
Yuna mengangguk. "Oh..Joy gak bawa motor sendiri ya? Kok dianter Sean?"
"Tadi kita abis dari starbucks Na, ngobrol biasa kok, ada Seulgi juga," Sean kembali menyela sambil merangkul Yuna. "Lo mau ambil pesenan apa gimana nih?"
"Ambil pesenannya mama. Emang Bu Sarah kemana Sean?"
"Bunda lagi jenguk pakde di rumah sakit." Sean menggiring Yuna masuk ke toko kue. Joy yang mengerti, tidak mengatakan apapun, dia menunggu Sean di luar, dekat motor besarnya Sean.
"Pakde lo sakit apa?"
"Tadi malem kena serangan jantung kata bunda, terus dilarikan ke IGD rumah sakit."
"Pasti capek."
Sean mengeryit lalu manggut-manggut. "Iya mungkin karena kecapekan kali jadi gitu, jantungnya kambuh."
"Maksud gue pasti capek harus lari ke rumah sakit."
"Hah? Gak ada yang lari Na. Mereka nganterin pakde pake mobil."
"Yang jelas dong kalo ngomong. Tadi lo bilangnya dilarikan ke rumah sakit, harusnya tadi lo bilang pakde dianterin ke rumah sakit pake mobil dong."
Sean hanya menghela nafas sambil menipiskan bibir. "Lama-lama gue cium juga itu bibir. Gemes banget sumpah. Lo ribet amat sih Na, ya kali orang sakit disuruh lari sendiri ke rumah sakit."
Mereka sudah di dalam. Tepatnya di depan etalase kue. Sean bilang dia mau menghubungi bundanya dulu soal kue pesanan Bu Sandra.
"Nih kuenya. Sama ini bonusnya."
"Gue gak minta bonus kok."
"Ini dikasih bunda setelah tau lo yang dateng ambil pesenan."
"Oh..bilangin terima kasih buat Bu Sarah ya." Sean tersenyum mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/175143140-288-k600492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORIES || YoonHun
القصة القصيرةBukan oneshoot, satu judul bisa terdiri dari beberapa chapter, genre suka-suka » Baku » Semi baku Baca aja, barangkali suka :))