43. Pemilios

131 24 9
                                    

   Semua murid di bagikan sebuah kertas pemilios, pemilios singkatan dari Pemilihan Osis dan di depan hadapan orang adalah calon yang mencalonkan ketua dan wakil osis. Semua murid di kumpulkan ke aula kalau di kelas masing-masing kasihan mulut calon osis, entar habis banyak bacot cuman nyebutin visi dan misi.

Tidak sedikit dari ratusan siswa siswi berkumpul di aula berdecak kagum dengan calon osis sekarang. Bisa dikata calonnya cantik dan tampan. Kamu yang memandang kertas di genggaman di mana ada 5 foto calon salah satunya ada Halilintar.

Ketua osis, Sai mulai berbicara di hadapan semua murid SMA Enam ini dengan aura berwibawa. Semua gadis pada alay semua dan ada yang menangis bombay nggak kuat kalau Sai ingin lepas jabatan dan bentar lagi lulus sekolah.

"Ying, Yaya?"panggil mu ke Yaya dan Ying, kebetulan kamu duduk di sebelah mereka berdua. Kamu sedikit membisik,"apa di sini rata-rata anak alay semua? Selama aku sekolah di sini, aku tidak pernah melihat pemandangan yang berlebihan."

Gadis berhijab itu tertawa kecil mendengar bisikan mu,"itu sudah biasa. Kau saja yang tidak terlalu peduli sama para gadis alay. Apalagi kau sering jalan sama Solar."kata Yaya sembari menggoda mu.

Pipi mu tiba-tiba memerah,"ish, kau ini Yaya. Aku tanya beneran. Malah bercanda! Aku sama Solar hanya berteman saja!"kata mu menegaskan. Yaya meminta maaf dan masih terkekeh melihat tingkah mu yang bisa di bilang salah tingkah.

Ying membenarkan kacamata bulatnya,"bagus saja, kalau kamu dekat sama Solar. Jadi kamu masih aman. Kalau kau sering dekat sama saudara yang lainnya. Kau akan dalam bahaya apalagi Halilintar."kata Ying menatap ke depan. Sai dan Shielda masih acara pembuka sebelum kelima calon menyebutkan visi dan misi mereka.

Dahi mu berkerut samar mendengar ucapan Ying barusan, bingung dan heran. Sejauh ini kamu dekat dengan ke tujuh kurcaci Boboiboy tidak ada masalah apapun, orang yang membencimu juga tidak ada. Semua fine-fine saja, apa kamu selama ini hanya fokus dengan mereka bertujuh dan menghabiskan waktu bersama mereka. Sehingga mengabaikan pasang mata lain yang berbeda penilaian terhadap mu.

  Ekor mata melihat sekeliling, hampir semua murid menghadap ke depan kamu juga tidak sengaja melihat topi mereka yang menjadi ciri khas. Lalu pandang mu beralih ke gadis imut berkacamata,"maksud perkataan mu? Ying! Aku sama sekali tidak mengerti."

Ying menatap mu lekat,"sebelumnya aku minta maaf padamu, Y/n. Tidak mengatakan dari awal. Di sekolah ini ada bad girl yang keji. Aku, Fang dan Gopal selalu memperingatkan mereka bertiga agar tidak melakukan 'bullying'. Tetapi mereka masih mengabaikan kami yang sok menjadi pahlawan dan mereka juga musuh."

"Musuh saat di sekolah. Dan salah satu dari mereka bertiga ada yang menyukai Hali."kata Ying menatap pemuda bertopi merah hitam berdiri di samping Nisa.

"Iya. Aku sering lihat Nesya selalu mengawasi Hali dari jauh cuman Hali bodoh amat sama Nesya."sahut Yaya.

  Kamu hanya diam tidak angkat bicara, ternyata ketujuh bersaudara memiliki fans masing-masing sekaligus terkenal. Siapa yang tidak kenal sama mereka? Rasanya itu mustahil. Hanya membutuhkan beberapa jam saja bertemu mereka, jujur--kamu langsung terenyuh dan kagum sama ketujuh bersaudara kembar.

   Jadi ingat waktu kamu di taman saat bersama Della, bermain. Pemuda memiliki senyuman manis dan muka baby face, Thorn. Awal pertemuan tidak terduga dan Thorn juga mengobati luka Della. Waktu di menginjakkan kaki di SMA Enam, kamu bertemu dengan pemuda ceria yang membuat siapa saja terkesima dan bawaan humor garing, Taufan. Dan di susul dengan lainnya, yang paling akhir adalah Halilintar.

Pemuda bertopi merah hitam, memiliki mata merah tajam membuat siapa saja terpaku, wajah datar membuat terlihat lebih dewasa dan menyeramkan. Namun, itu semua tidak membuat para gadis menjauh dari Halilintar melainkan ingin mendekati Halilintar.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang