Part 32: Mimpi Buruk Y/n

135 25 9
                                    

Double update nih.. Happy enjoy!

7 kurcaci Elements

Pov Y/n

Ketika aku tertidur begitu pulas tiba-tiba aku merasakan guncangan hebat sepeti gempa serta telingaku terasa sakit sebab gelombang suara yang memekik hebat, suara gledek. Mataku terbuka lebar seperti mayat hidup. Mataku bergerak ke kanan-kiri heran.

Di sini sangat berbeda dari yang ku duga. Aku bangun duduk melihat sekelilingku hanya tanah dengan cuaca buruk.

Glekk duar!

Suara gledek yang amat memekikkan telinga, aku segera menutup telingaku dan bertanya keras dalam hatiku. 'Aku dimana? Apakah ini mimpi?'batinku, aku mencoba untuk mencubit kulitku.

"Auh!"ringis ku kesakitan, tangan yang bekas aku cubit ku elus-elus lembut. Ternyata aku tidak mimpi ini sungguhan tapi ini tidak masuk akal sekali aku tiba-tiba datang yang entah aku berada di mana.

Mama

Ayah

Della

Seseorang siapapun tolong aku!

Pekik ku dalam hati berjalan terus tanpa arah yang jelas berharap menemukan jalan untuk pulang atau bangun ke dunia nyata. Ketika aku berjalan tiba-tiba ada sebuah benda bercahaya ke arahku. Mataku terbelalak melihat benda cahaya itu mengarahku dan saat benda itu mulai dekat ternyata benda tersebut adalah bola api.

Aku memiringkan badanku mencoba menghindar, berhasil. Membuatku memegang dada lega. Aku pikir hanya satu bola api saja tapi tidak kusangka dari depan datang begitu banyak bola-bola api ke arahku. Badan ini tidak bisa bergerak, aku hanya memandang bola itu dengan mata terbuka lebar lalu aku mengalihkan pandang menutup mata.

Pasti ini adalah akhir riwayatku--batinku.

"Dinding Es!"

Mataku terbuka kembali, terkejut. Aku berada di dinding es yang cukup tebal sehingga bola-bola api itu menyerang ke arahku dinding es ini tidak meleleh sedikit pun. Ketika bola-bola api itu tidak menyerang ku perlahan dinding es ini meleleh. Jantungku berdetak lebih cepat, menoleh ke kanan-kiri mencari seseorang tapi aku sama sekali tidak menemukan keberadaan orang itu. Aku yakin, kalau aku tadi mendengar suara orang lain secara jelas.

Kedua kaki ku berjalan lagi kali ini sebuah angin besar datang. Tubuhku ini ingin melayang tapi aku tahan. Aku terus berjalan mencoba memegang sesuatu agar tidak terbawa angin.

Hembusan angin terasa sangat kencang sekali. Tanah-tanah disini terbang ke udara seperti ingin membentuk angin puting beliung sangat besar.

"Aaaa!"teriakku saat angin kencang tersebut membawaku terbang ke atas awan hitam. "Tolong aku!"teriakku lantang seolah menembus kekuatan angin itu.

Sebuah tangan lain melingkar di pinggangku dan memindahkan ku ke suatu tempat yang aman. Posisiku sekarang duduk bersandar di pohon. Mataku mengerjapkan beberapa kali tidak percaya. Apa itu tadi? -pikirku-- hembusan angin dingin terasa,tubuhku seolah ingin membeku dalam sekejap.

Kedua tanganku ku gosokkan agar badanku sedikit hangat. Suasana di sini sangat sepi dan aneh hanya tanah dan awan gelap, tidak ada cahaya sama sekali.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang