Part 38: Mengejutkan

144 20 13
                                    

Pagi ku cerah ku
Matahari bersinar
Ku buang tas merah ku
Ke angkasa

Baling-baling helikopter, jatuh eaa:v

*****

  Pagi yang cerah ini seperti kekuatan cahaya Solar. Terlihat pemuda berkacamata berpakaian putih dengan topi yang sudah menjadi ciri khasnya keluar dari balik pintu rumah sembari membawa tas khusus buat komik-komiknya.

"Kak Gempa! Aku mau keluar dan pinjam sepeda motormu ya!"teriak Solar dari teras rumah.

"Iya! Hati-hati loh, jangan ngebut."sahut Gempa dari dalam rumah.

Ice menuntun sepeda motor miliknya keluar dari garasi dan menoleh melihat Solar yang ingin masuk ke garasi.

"Loh Kak Ice mau pergi ke mana?"tanyanya.

"Aku ada urusan penting. Kalau kau sendiri mau kemana?"jawabnya dan balik tanya ke Solar.

"Mau nerbitin komik. Lumayan dapat penghasilan sendiri selain menjadi selebgram."jawabnya.

Solar sudah menjadi seorang selebgram waktu di usia 12 tahun. Entah harus mengatakan ajaib atau tidak, ia baru saja membuat instagram berupa vidio perkenalan dan satu foto pose yang ada di taman. Secara tiba-tiba pengikutnya menjadi 12k dan mendapatkan centang biru.

Tetapi sekarang Solar sangat jarang mengecek sosial medianya sebab ia ingin menjadi orang di kalangan biasa, tidak terlalu narsis seperti dulu. Apalagi ia di sekolahnya sering di Bully, kalau mereka semua tahu kalau Solar murid kesayangan guru dan saudara-saudaranya adalah selebgram maka mereka yang membully Solar akan menyesal.

Solar punya alasan sendiri selain menyimpan kekuatan element nya sekaligus status menjadi selebgram.

Ice mangut-mangut mengiyakan. Pemuda es itu melajukan sepeda motornya lalu Solar mengeluarkan sepeda motor milik Gempa.
-
-
-
"Kamu mau kemana Y/n?"tanya Wilda ke kamu.

Kamu sekarang menggunakan pakaian yang cukup lucu dan ada pita berbentuk bunga di atas daun telingamu. Kamu sekarang benar-benar cantik jelita.

"Aku di ajak sama Solar, Ma. Aku pamit dulu ya."ucapmu tersenyum. Wilda yang mendengar nya kagum.

"Anak mama udah besar. Sudah berani pergi kencan ya?"tanya Wilda menggoda mu. Kamu yang mendengar itu malu-malu kambing, pipimu jadi memerah bak tomat.

"Mama ini. Aku pergi sama Solar itu nemenin dia nerbitin komik bukan berkencan,"ucapmu jujur. Kebiasaan kalau pergi berdua dengan lawan jenis selalu di kira 'berkencan'.

Lalu terdengar suara klakson sepeda motor kamu langsung pergi, Wilda yang melihat mu menggeleng cepat.

"Solar!"panggil mu membuat si empunya menoleh melambaikan tangan. Pemuda itu melemparkan helm ke arahmu dengan cepat kamu menangkapnya.

Untung nih helm nggak jatuh, kalau jatuh kan kotor--batin mu menatap Solar yang terkekeh.

Kamu mengembung kan kedua pipi seperti balon, ngambek. Solar hanya tertawa kecil di atas sepeda motornya.  Helm sudah terpasang di kepalamu, kamu yang posisi naik ke sepeda motor ingin terjatuh untung saja tanganmu yang memegang pundak Solar kamu cengkram dan lututmu sudah menempel di jox.

"Aduh, Y/n. Sakit!"

"Maaf, Solar. Aku terkejut karena suara mama."

Kamu sudah membenarkan posisimu. Hatimu sangat lega tidak jatuh dari sepeda motor ninja ini. Sudah susah payah naik dan jatuh begitu saja kan tidak lucu. Suara mama membuat kamu kaget setengah mati dan seperti terciduk kalau kamu pergi sama pacar secara diam-diam. Solar pamit ke Wilda, mama mu.

"Hati-hati jaga Y/n, Gempa!"teriaknya melambaikan tangan.

Lagi-lagi Wilda salah menyebut nama Solar yaitu Gempa. Terkadang Wilda menyebut nama mereka benar tapi kenapa yang selalu di sebut 'Gempa'(?).

  Suara kendaraan yang saling bersautan dan sesekali suara klakson yang membuat beberapa manusia hampir terkena jantung terutama mobil besar. Kamu sangat menikmati jalanan sebab Solar mengendarai sepeda motor sangat santai dan nyaman. Kalau di gonceng sama Hali harus berpegangan sangat erat jika tidak akan terjungkal.

Sepeda motor berhenti tepat di sebuah tempat yang sudah tidak terawat. Spanduk nya memang tempat itu adalah buat nerbitin buku novel dan komik.

"Kamu tidak turun, Y/n?"tanya Solar melepaskan helmnya.

"Lar, apa ini tempatnya? Rasanya tidak memungkinkan kalau ini tempatnya."katamu pelan.

  Pintu terbuka dan dua manusia itu mengucapkan salam serta melihat sekeliling ruangan yang sudah kacau balau, tidak terawat sama sekali. Kamu berada di belakang Solar dan terus was-was melihat sekeliling tidak ada satu orang pun di sini. Banyak buku-buku yang sudah berdebu, tumpukan kertas yang sudah menguning.

Benar-benar tidak terawat coy!

Kamu yang fokus melihat sekitar melihat sesuatu di belakang meja besar seperti ada seseorang yang bersembunyi di sana. Kamu mencoba mendekati nya tiba-tiba dari belakang  ada satu orang dengan wajah menyeramkan. Orang itu memegang dua bahumu seketika kamu berteriak kaget.

"Aaaa!"

Solar yang melihat sekeliling sembari membawa komik karyanya terkejut mendengar teriakan mu. Ia berbalik badan serta berlari cepat menuju ke arahmu seraya memanggil.

"Y/n, Y/n ada apa?"ucap Solar tergopoh - gopoh dan mendelik melihat apa yang ada di depannya.

*7 Kurcaci Elements*

   Mata nya mengerjap beberapa kali memastikan apa yang ia lihat bukan halusinasi nya. Seorang bertubuh besar memakai kaos warna pink dan celana pendek yang pres, kemudian bibir nya merah merona dan bedak yang super duber tebal, rambutnya panjang lurus habis di salon sebelah.

Mulut Solar menganga tidak percaya,"Anjir Miper nyasar!"celetuknya.

Orang yang merasa tersindir memprotes balik, "eh sembarangan aja! Aku ini adalah Inces Syahroni. Jangan panggil aku miper, nggak tahu apa aku nyalon mempercantik diri mahal."ucap miper yang mengaku namanya Syahroni.

Kamu segera merangkak dan berlari di balik tubuh Solar. Tubuhmu bergetar ketakutan melihat miper yang mengagetkannya,pemuda itu merasakan tubuh mu yang bergetar jadi ia memegang tanganmu yang ada memegang pundak Solar.

Terus Syahroni itu bertanya ke mereka berdua nyolot tingkat dewa sebab Solar telah menyindir kalau ia adalah miper nyasar yang masuk di tempat penerbitan buku yang bisa di kata 'terlupakan'.

"Mau apa kalian datang ke sini ha?"tanyanya tidak bisa biasa, berkacak pinggang.

"Lar, aku takut!"ucapmu pelan di balik punggung Solar.

"Tidak apa-apa, ada aku,"ucap Solar menenangkan mu. Ia menatap kembali Syahroni itu.

"Aku datang ke sini buat nerbitin komik karyaku!"ucap Solar membuat Syahroni kaget lalu terdengar suara jedotan dari bawah meja yang ingin kamu check tadi. Sayangnya miper tiba-tiba datang mengejutkanmu dan membuatmu ketakutan yang luar biasa.

"Apa? Menerbitkan komik!"ucapnya tidak percaya.

Lalu munculah seorang pria tampan jebolan dari komik manga,canda deng. Seorang pemuda berambut merah bertubuh tinggi, kulitnya putih mulus dan memakai kostum kek cosplay gitu. Kamu yang melihat itu menganga tidak percaya, mata membulat. Solar juga kaget dan bertanya-tanya.

Kenapa pemuda tampan ini demen banget sama miper Syahroni?

Seperti itulah kira-kira pikiran Solar.

*7 Kurcaci Element*

Bersambung...

Yeah akhirnya double update nih. Ada yang kangen nggak? Kangen sama ceritanya loh kalau kangen sama Author juga nggak apa-apa/*plak*. Sepertinya bentar lagi hiatus karena ulangan(alah dari dulu kan ngomong gitu) terima kasih yang sudah baca sampai sini, comment dan vote nya auto seneng. Selesai ulangan auto akan lanjut...lagi:) ..semangat juga buat kalian yang sama-sama mau ulangan saat pandemi 😵

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang