Part 15: Cake Shop Jeremy

186 29 4
                                    

    Hari sudah sore, angin semilir terasa membuat beberapa daun bergoyang mengikuti arah angin. Seorang gadis cantik keluar sekolah bersama Yaya dan juga Ying. Mereka bertiga ingin pergi membeli kue yang baru saja dibuka satu minggu lalu. Katanya toko kue itu menjual kue yang lezat sekali dan pelayanan mereka sangat ramah jadi ketiganya merasa tergiur.

  Kamu bertanya pada Yaya tentang toko kue itu seperti apa dan letaknya dimana. Gadis berkerudung itu tersenyum menganggapi perkataanmu yang penasaran banget. "Letaknya dekat, tidak jauh dari sekolah kok."ucap Yaya tersenyum.

"Yaya,Y/n. Kalian mau beli kue yang mana kalau udah di toko itu?"tanya Ying pada mereka berdua.

"Aku sih lihat aja. Karena aku tidak punya uang lebih."katamu sedih, kamu tidak bisa mencoba secuil kue yang enak itu.

    Selama perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Toko yang sederhana dan ada tulisan besar Cake Shop Jeremy. Mereka melihat beberapa pembeli keluar-masuk dari toko itu. Suara lonceng terdengar bertanda ada pembeli masuk. Mata mereka bertiga di suguhkan banyak sekali kue-kue yang berjajar rapi di dalam etalase kaca,mulai dari yang kecil hingga yang besar. Ada juga kue karakter bergambar Naruto, Doraemon dan lainnya.

"Keren!"gumammu tersenyum melihat tataan rapi dan bersih. Lalu ada seorang pemuda tampan memakai baju pegawai datang dengan senyuman mengembang,deretan gigi ratanya terlihat. Ia juga memakai topi layaknya koki dan sedikit rambut berwarna putih mengintip.

Ying,Yaya dan kamu terkejut kalau yang melayani mereka adalah pemilik toko kue ini.

"A-apa ak-aku mi-mpi?"

*7 Kurcaci Elements*

     Ruangan tengah sudah dihuni oleh ketiga pemuda yang duduk bersantai memandangi layar televisi sambil terkekeh. Pemuda bertopi hitam-hijau menuruni tangga dengan hati-hati kebetulan Hali berpapasan dengan Thorn. Ia melirik ke adiknya ekspresi wajah yang sudah menjadi ciri khasnya.

"Kakimu masih sakit?"tanyanya.

"Masih, sedikit, Kak Hal."balasnya.

"Mending kamu ada di kamar aja. Kalau ada apa-apa panggil saja mereka."kata Hali.

"Tidak enak. Aku mau nonton televisi sama Kak Taufan dan Kak Blaze. Di kamar bosan."kata Thorn mengembungkan kedua pipinya seperti balon.

"Hati-hati."ucap Hali berlalu pergi naik ke atas menuju kamarnya.

  Thorn berusaha berjalan biasa-biasa saja tapi belum bisa terpaksa sedikit menyeret. Taufan yang melihat Thorn berjalan ke arahnya terkejut. "Ya ampun, Thorn. Kenapa kau ada disini? Kau lebih baik di kamar aja?"ucapnya segera membantu adiknya berjalan lalu duduk di samping Ice.

"Aku bosan lah, Kak. Kalau di kamar terus meski beberapa menit,itu lama. Dan aku nggak bisa jailin Kak Hali."kata Thorn jujur dan memelankan volume suaranya ketika kalimat akhir. Taufan terkekeh geli mendengar kalimat itu. Baginya itu lucu. Ia melirik Blaze masih kesal dengan ucapan Firdaus tadi terlihat jelas dari kedua matanya melihat lurus layar televisi, kosong.

Gempa datang melihat ketiga adiknya dan kakak berkumpul di ruang tengah. "Eh kalian tidak pergi keluar bentar gitu?"tanya Gempa membuat keempat makhluk di depannya mengerit.

"Tidak. Memangnya kenapa Kak?"tanya Ice melirik sedikit ke Gempa lalu kembali menonton televisi.

Pemuda itu menghela nafas sejenak memasang wajah datar. "Uh, kalian tidak mau pergi keluar terutama pergi ke toko kue?"kata Gempa membuat pencinta makanan menatap Gempa dengan mata terbinar.

"Apa toko kue?dimana kak?"tanya Ice semangat empat lima setelah mendengar kue dari mulut Gempa. Blaze yang masih memikirkan perkataan Firdaus ikut menyahut perkataan Gempa, "apa kakak ingin pergi ke toko kue itu?"sebuah pertanyaan yang bisa dibilang peka banget membuat Gempa tersenyum penuh arti sambil merogoh kantung sakunya.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang