Part 37: Kisah Yang Haru

136 20 9
                                    

Setelah kejadian makhluk parasit di sekolah SMA Enam. Sekarang semua murid menjalankan aktivitas seperti biasanya. Mereka semua seolah lupa tentang kejadian makhluk parasit muncul sekaligus memberikan efek yang mengerikan bahkan kamu juga tidak ingat apapun tentang itu serta kekuatan element 7 kurcaci dan teman-temannya.

Di lapangan sekolah Blaze menendang bola ke gawang lalu bola itu masuk, sorakan demi sorakan terdengar bahwa Blaze, kapten sepak bola sudah kembali. Kamu yang melihat itu mengulum senyum senang. Firdaus sangat kesal sekali melihat Blaze mencetak gol sebanyak tiga kali tanpa harus menyuruh Thorn menendang bola masuk ke gawang.

Blaze menatap Firadus dengan senyuman ia menghampiri pemuda itu dan memberikan uluran tangan. Firdaus menatap uluran tangan Blaze, ingin sekali menepis tangan itu tetapi ia urungkan. Firdaus menjabat tangan Blaze sembari berkata,"selamat kau menang. Kau membuktikan perkataan mu bahwa kau itu memang kapten sepak bola handal. Dan aku minta maaf kalau aku membuatmu sakit hati dengan kata-kataku."ucapnya menyesali perbuatannya.

"Tidak apa-apa. Aku memaafkan mu, aku harap ini sebagai pembelajaran berharga buatmu, Kak Firdaus. Bagaimana pun juga, kau adalah pemain terbaik serta kakak kelasku."kata Blaze membuat Firdaus tersenyum. Ia menoleh ke arah Thorn, pemuda yang sangat lihai bermain bola seperti pemain bola yang sesungguhnya.

Firdaus memeluk Thorn sembari menangis. Thorn yang tiba-tiba di peluk kebingungan,"ada apa Kak? Kenapa Kak Firdaus nangis."tanya Thorn nada sedikit panik.

"Thorn, maafkan aku. Maafkan aku yang membuat kaki mu terluka. Aku benar-benar menyesal hiks."ucapnya mengakui kesalahannya menangis bombay sampai ingusnya menempel di seragam Thorn. Blaze yang melihat itu sangat jijik.

"Tidak ku sangka. Kak Firdaus yang sombong, jorok juga!"kata Blaze pelan, jijik.

"Blaze ini minumlah,"ucapmu menyodorkan botol mineral ke Blaze. Pemuda itu tersenyum padamu. Kamu melihat keringat Blaze yang bercucuran deras di pelipisnya.

"Blaze, keringatmu,"ucapmu pelan, Blaze yang meneguk habis air mineral melirik mu,"aku tahu, aku keringatan. Untung aja, aku pakai baju olahraga jadi nggak masalah,"katanya tersenyum lalu pemuda itu terdiam melihat mu mengeluarkan sapu tangan mengelap keringat Blaze.

Blaze diam membeku dan hawa di dalam tubuhnya menjadi panas apalagi melihat mu begitu lembut mengelap keringat berkekuatan api itu. Kamu yang sedang di perhatikan Blaze berhenti mengelap keringat, kedua matamu melihat mata Blaze yang seperti api. Kalian berdua saling bertatap mata. Thorn menghampiri dua insang yang saling tatap menatap itu.

"Kalian sedang apa?"tanya Thorn membuat kalian berdua terkejut kemudian salah tingkah.

"Eh!"

"Anu.. Kami han-"

"Tidak apa-apa Thorn. Oh ini, minumlah, aku tadi sengaja membelikan untuk kalian berdua, keringatmu Thorn."ucapmu menyodorkan minuman ke pemuda polos itu sembari mengelap keringat di dahi Thorn sama persis seperti Blaze. Pemuda bertopi merah itu mengulum senyum tipis rasanya ia memiliki manajer apalagi manajer yang perhatian seperti kamu.

Taufan tidak sengaja melihat kamu yang mengelap keringat Thorn dan Blaze tersenyum di tepi lapangan. Oh, dia seperti nya tertinggal melihat ke mimik Blaze saat keringat pemuda itu di bersihkan oleh mu.

"Hello kalian!"seru Taufan membuat ketiga orang itu melihat pemuda bertopi biru putih.

Kamu tersenyum melihat Taufan si periang datang,"hai Taufan!"sapamu balik dan ingin menyimpan sarung tangan bekas keringat Blaze dan Thorn. Taufan yang melihat itu mencegah mu,"Eh Y/n!"

Kamu yang ingin menyimpan sarung tangan ke saku berhenti menatap Taufan menaikkan sebelah alis,"kenapa?"

Taufan mengambil sarung tanganmu dan memberikan sarung tangannya padamu, "sarung tanganmu biar aku cuci dan kau pakai sarung tanganku aja. Itung-itung pahala."katanya. Blaze yang mendengar itu memasang wajah datar.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang