Semua murid sudah mendapatkan pasangan masing-masing, lampu-lampu panggung mulai menyoroti beberapa pasangan salah satunya Hali dan kamu. Seulas senyum terukir jelas di bibirmu seolah senyuman ini tidak ingin menghilang begitu saja. Rasa hangat tangan Hali begitu terasa, kedua mata kamu dan Hali saling bertemu. Hali juga memakai topeng sama seperti mu, berwarna merah sedangkan kamu berwarna navy.
Tak jauh dari posisimu ada Taufan dan Yaya. Mereka memang dekat, hanya dekat sebenarnya Yaya ingin berpasangan dengan Gempa. Namun, Risa meminta Gempa jadi pasangan dansa, sedikit kecewa di hati Yaya padahal gadis itu ingin berdansa dengan Gempa.
Taufan menoleh ke arah Hali dan kamu, tersenyum tipis,"lihatlah tatapan y/n beda banget kalau dekat Hali." komentarnya, Yaya mencoba mengalihkan pandang ke Hali dan kamu. Memang yang dikatakan Taufan benar banget, namun, ada yang tidak beres dengan ucapan Taufan.
Yaya tersenyum dan menatap ke Taufan yang masih melihat Hali yang berpasangan dengan kamu. Apalagi dengan tatapan yang bisa dikatakan penuh Asmara Cinta remaja. "Kenapa? Taufan? Kau cemburu melihat Hali berpasangan sama y/n." simpul Yaya begitu cepat. Membuat Taufan mendelik menatap Yaya penuh maksud buat memojokkan Taufan lebih mojok lagi.
"Apa maksudmu?!" kata Taufan membuang muka, menyembunyikan pipi merah bak kepiting rebus.
Yaya terkekeh kecil mendengar respon Taufan. Ia tidak menyangka kalau Taufan juga memiliki sifat "tsundere" sama seperti Hali dibalik ramahnya Taufan.
"Apa jangan-jangan selama ini kau menyimpan rasa ke y/n secara diam-diam dan membuat game truth or dare dengan sengaja. Melampiaskan jebak kan mendekati y/n ke Blaze." ucap Yaya menuding Taufan yang sudah terlihat jelas dari dulu.
"Yaya! Jangan mengintrogasi ku kayak gitu. A-aku tidak jatuh hati ke y/n." jawabnya masih membuang muka lalu menatap Yaya yang tertawa melihat ekspresi tidak terduga dari pemuda berpakaian serba biru langit ini. Periang dan ramah.
"Kau yakin?" tanya Yaya lagi.
"Huh," menghela nafas kasar sesekali melihat Hali dan kamu yang masih saling bertatap muka satu sama lain. Pandangan kalian berdua seolah tidak bisa teralihkan sedikit pun.
"Hmm, yakin." jawab Taufan menatap Yaya karena sebentar lagi acara dansa bersama akan dimulai.
"Kau terlihat ragu dengan jawabanmu sendiri, Taufan." ledek Yaya.
Musik romantis mulai menyala membuat semua murid mulai berdansa di aula sekolah yang besar ini. Sungguh malam yang indah penuh kebahagiaan, malam yang penuh dengan tebaran bunga serta angin malam nan sejuk. Kopi hangat di dalam cangkir berada di atas meja, seorang pria tengah duduk di teras sembari menatap langit malam penuh bintang berkelap-kelip.
Ia mengambil segelas cangkir kopi dari atas meja lalu diminumnya secara perlahan membuat mata penuh energi, tidak kantuk serta rasa hangatnya masuk ke dalam tubuh. Lalu muncul seorang wanita yang mengenakan baju tidur melihat ayahmu berada di teras rumah sendirian dan hanya ditemani secangkir kopi hangat.
"Ayah, kenapa ngopi di luar teras?" pria itu menoleh dan tersenyum.
"Ingin melihat suasana baru, ma. Lagian bentar lagi ayah bakal mengerjakan dokumen buat di kantor besok. Tadi ayah sengaja pulang cepat buat menghabiskan waktu sama Della dan y/n. Tapi y/n ada acara disekolah." katanya. Mama Wilda duduk di samping ayah, tersenyum sumringah.
"Iya, ya. Y/n ada acara disekolah sejenis pensi. Ayah tahu, anak gadis ayah sangat cantik memakai dress berwarna navy dengan topengnya. Jadi ingat saat mudah kita dulu, hahaa." gurau mama Wilda membuat ayah juga tertawa mengenang masa-masa muda mereka.
"Kau benar. Ngomong-ngomong y/n udah punya pacar belum ma?" tanya ayah menatap Mama Wilda, penasaran.
Sedangkan disisi lain kamu sangat senang berdansa dengan Hali, penuh senyuman sumringah. Kamu tidak henti-hentinya menatap mata tajam milik Hali, jika ditatap terus menerus. Mata itu makin memesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kurcaci Elements (Readers) END
FanfictionTamat: 12-10-2021 7 kurcaci Elements (Readers) x One Short Story Boboiboy. One Short Story: coming soon Kisah kehidupan sehari-hari 7 Boboiboy elemental bersama teman-temannya. Mereka memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan dari jam tangan mere...