Part 03:Sekolah

324 41 4
                                    

  Kring!!!

  Suara jam beker berdering sangat kencang membangunkan tujuh kurcaci dan semuanya langsung bergegas bersih-bersih cepat sesuai tugas masing-masing. Ada yang mandi, beres tempat tidur, menyapu dan menyiapkan seragam sekolah. Mereka bertujuh sudah terbiasa melakukan aktivitas dan bagi-bagi tugas agar tidak merebut kamar mandi. Dan setiap kamar tidur, masing-masing ada jam beker jadi mereka bisa tepat waktu.

   Gempa seperti biasa menyiapkan makanan dibantu oleh Hali dan juga Taufan. Thorn dan Solar mandi terlebih dahulu, Blaze dan Ice menyiapkan seragam sekolah. Setengah jam kemudian mereka bertujuh sudah selesai memakai seragam sekolah dan mereka segera sarapan pagi.

Taufan tadi menyempatkan untuk membuat bekal untuk semua saudaranya karena jam sekolah--10 jam jadi semua saudaranya bisa makan makanan sehat. Setelah selesai makan mereka bertujuh berangkat sekolah mengendarai sepeda ontel jika ada yang mengendarai sepeda motor siap-siap menerima tebengan dengan alasan lumayan lebih tepatnya gratis.

  Sampai di sekolah SMA Enam, mereka bertujuh masuk ke kelas masing-masing. Hali,Taufan dan Blaze lalu Thorn, Gempa dan Ice sedangkan Solar terpisah sama kakaknya tapi itu semua tidak masalah buatnya karena ia sangat menyukai suasana sendiri ketimbang ramai apalagi saat ia mengerjakan tugas apapun,perlu tempat yang sepi agar fokus.

Solar dulu saat mos sempat kecewa tidak bisa satu kelas sama kakaknya itu tapi lama kelamaan ia biasa saja. Pemuda berkacamata itu masuk ke kelas dan menuju ke bangku paling belakang karena kalau duduk depan rasanya tidak enak, di bangku depan Solar ada bangku kosong tapi ia tidak tertarik duduk di situ.

  Ia mengeluarkan buku pelajarannya menunggu bel masuk berbunyi. "Hai semuanya Darka datang!"seru seorang pemuda berpenampilan sok cool dengan gaya rambut berdiri kebanyakan minyak rambut tentunya satu hal lagi seragamnya di biarkan keluar, tidak rapih.

Darka duduk di bangku sebelah Solar ia melirik kutu buku disebelahnya dengan senyum mengejek tapi Solar sama sekali tidak memperdulikan lirikkan mengejek dari Darka. "Pagi-pagi udah baca buku saja oh apa itu yang membuat kau disayangi oleh semua guru disini, kutu buku."kata Darka setengah mengejek. Solar hanya diam saja dengan aktivitasnya.

Merasa tidak diperdulikan oleh Solar, Darka hanya bisa berdecih kesal. "Cih! Kutu buku ini membuatku kesal saja."geramnya.

  Beda lagi dengan kelas 10-A dimana Thorn,Gempa dan Ice selalu melewati pagi yang sedikit rumit. Seperti halnya Thorn, ia selalu di kerubungi gadis seperti semut yang ingin makan gula. Mereka para gadis ingin mencubit pipi Thorn tapi pemuda itu segera menepis-nepis tangan gadis-gadis itu.

"Thorn, kok gitu sih?"

"Jangan cubit pipi anak orang nanti kena perih bawang loh."ucap Thorn asal membuat para gadis itu kecewa. Thorn menatap semua gadis dengan muka kasihan karena tidak bisa mencubit pipinya. Ia menghela nafas berat dan menyuruh mereka mencubit pipinya secara gantian membuat para gadis itu senang.

"Ih Thorn lucu banget, gemes!"

Sedangkan Gempa ia duduk santai di bangkunya membaca buku dan tidak sedikit murid satu kelasnya mendatangi tempat duduk Gempa menanyakan soal yang tidak mereka mengerti dengan senang hati Gempa menjelaskan dengan detail dan mudah dipahami.

  Di bangku Ice terasa tenang tidak ada yang menganggu pemuda biru itu karena semua murid tahu kalau bicara sama Ice tidak akan dibalas sama sekali, menunjukkan kalau ia dingin sesuai namanya. Ice akan bicara kalau hal penting saja.

Di kelas 10 C ada pemuda yang fomus dan hampir semua gadis tergila-gila dengan mereka bertiga siapa lagi kalau bukan Hali,Taufan dan Blaze. Taufan dikenal pemuda yang sangat pandai bergaul dan usil, ia juga dikenal rendah hati.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang