Part 42: Diskusi

132 24 14
                                    

"Haiya, musuh selalu saja membuat masalah apalagi ini adalah musuh baru!"ucap Ying menatap semua teman-temannya.

"Aku juga tidak tahu, mereka datang dari mana? Kekuatan mereka terlalu kuat ngalahin retakka,"kata Gempa.

"Apa? Ngalahin retakka! Apa nggak sama dengan Borara ta siapa tuh? Aku nggak kenal,"kata Blaze makan es lilin. Ice yang di samping Blaze curi-curi pandang ingin es lilin itu. Tadi es lilinnya tinggal satu jadi Ice nggak kebagian.

"Kak Blaze, minta es lilinnya?"pinta Ice seperti anak kecil. Blaze terkejut melihat wajah Ice kawaii kalau minta sesuatu, rasanya Blaze pengen cubit aja.

"Nah ini aku kasih, plastiknya doang,"kata Blaze menaruh plastik es lilin di tangan Ice,"es lilinnya enak loh, Ice. Sayangnya dah habis hehehe,"katanya tanpa dosa. Ice tersenyum membunuh,"makasih Kak Blaze,"ucap Ice seketika semua orang yang ada di dalam ruangan merasakan dingin yang luar biasa.

Mereka semua bingung tiba-tiba ruangan osis dengan sendirinya merasa dingin padahal cuaca panas banget kayak kekuatan Blaze. Lalu Taufan melihat Ice yang mode pembekuan.

"Ice hentikan kekuatan mu itu, terlalu bahaya lah, jangan-jangan lu mau level tiga ya? Salju?"kata Taufan sembari memperingati Ice dan menebak.

"Blaze ngasih es lilin cuma plastiknya doang. Kakak nggak berguna!"liriknya sinis ke Blaze. Pemuda itu memohon ampun dan mencoba memeluk mesra Ice. Ice menepis tangan Blaze dengan wajah jijik dan berganti posisi di sebelah Solar.

"Loh kok sama Solar sih. Kan kita berdua saling melengkapi,"kata Blaze cembukur. Hali memutar bola matanya malas lalu menjitak kepala Blaze.

"Atuh!"

"Bisa serius nggak sih?"tanya Hali, Blaze mengelus kepala yang di jitak sama Hali,rasa sakitnya itu kayak di setrum sama listrik.

"Musuh-musuh itu hampir mencelakai Y/n! Dan dia juga ngomong yang nggak-nggak. Aku takut, dia ngehindar dari kita semua."kata Hali menatap mereka semua serius.

Fang memegang dagu mencoba berpikir ia kemarin di telpon sama abangnya yang dingin kayak sifatnya Hali. Fang menatap mereka semua untungnya di sini nggak ada kamu jadi pemuda berambut jabrik ungu kayak terong, ralat kayak cat tembok menghela nafas panjang. Ia membenarkan kacamata dan memasang wajah sok cool dan tampan membuat semua readers pingsan.

"Kemarin, aku mendapatkan telpon dari Kapten Kaizo. Dia kata, kalau di bumi ada kekuatan yang sangat besar ngalahin jam kekuatan kita dan power spera."jelas Fang.

"Memangnya kekuatan apa itu bisa sebesar itu. Kita mendapatkan jam kekuatan dari power spera yang artinya alat kalau tidak memiliki jam kekuatan. Kita tidak memiliki kekuatan."kata Yaya wajah sedih dan khawatir. Kejadian kemarin itu membuat semua orang takut.

Solar yang kemarin pergi bersamamu di taman bermain angkat bicara sebab pemuda bertopi putih abu-abu itu bertemu dengan pelaku. Tidak hanya Solar, Ice, Gempa dan Taufan. Tapi mereka bertiga hanya sebentar bertemu pria berjubah hitam yang membuat ia dan kamu celaka.

"Pria itu seperti nya menginginkan Y/n, saat aku pingsan samar-samar mendengar celoteh mereka. Aku nggak tahu pasti, di balik semua itu ada apa. Kalau masalah kekuatan tanpa jam kekuatan itu masih tidak masuk akal."kata Solar pada mereka semua.

Yang di katakan Solar memang benar, mana ada orang yang memiliki kekuatan tanpa jam kekuatan. Itu sangat mustahil, ini bukan buku super hero bukan? Dan ini adalah kenyataan. Saat kamu melihat mereka semua memiliki kekuatan, kamu memasang keterkejutan yang sangat luar biasa. Untung saja, keesokkan harinya kamu sama sekali tidak ingat apa yang terjadi di Sekolah Enam ini.

"Iya, memori Y/n seolah hilang begitu saja atas insiden makhluk parasit. Seolah kejadian itu tidak pernah terjadi,"kata Gempa.

"Kalau Y/n tidak hilang ingatan bagaimana dengan pertemanan?"tanya Thorn yang sangat khawatir dengan nama pertemanan. Ia tidak mau, pertemanan dengan mu putus begitu saja akibat memiliki 'kekuatan' itu sangat tidak logis.

"Tenang, Y/n tidak akan bersikap seperti itu, Thorn. Aku yakin itu!"kata Taufan tersenyum sumringah.

Di samping itu Ice hanya diam tidak berkata, ia tahu siapa pelaku yang membuat semua memori semua orang di sini hilang ingatan. Katanya ini demi kebaikan, ia juga minta maaf pada teman-temannya karena masa kelamnya mereka Boel, teman-teman termasuk kamu ikut masuk ke dalam sana.

Ice juga mendapat pesan dari Lidya bahwa bentar lagi musuh yang jauh lebih kuat datang. Gadis itu tidak tahu pasti kapan itu terjadi.

"Kak Hali!"panggil Ice membuat pemuda itu menoleh.

"Ada apa Ice?"

"Sebaiknya kita mengeluarkan kekuatan kita kalau di simpan terus. Y/n akan celaka seperti kemarin bersama Solar. Jika Solar kemarin mengeluarkan kekuatannya Y/n tidak akan celaka kemarin."kata Ice pada yang lain.

"Aku setuju dengan Ice. Jika kita menggunakan kekuatan pada keadaan genting saja, itu sangat nggak  --"kata Taufan.

"Nggak sempat nolong orang lain,"kata Yaya.

"Eh kalian nggak ingat apa? Kalau jam kekuatan kita di ambil sama musuh gimana? Kayak waktu kita kecil. Jam kekuatan kita di ambil sama makhluk alien Ejojo."kata Gopal berkacak pinggang.

Gempa memegang dagu berpikir kalau yang di katakan oleh Gopal ada benarnya juga. Bisa-bisa musuh mereka kali ini lebih cerdik dari musuh-musuh alien.

"Sebaiknya kita terang-terangan aja sama Y/n kalau kita memiliki kekuatan biar dia nggak kaget aja."usul Ying di balas angguk kan yang lain.

Suara dering ponsel milik Ice berbunyi pemuda itu pamit keluar dari ruangan osis.

"Baiklah kalau gitu, oh iya, besok ada pemilihan ketua, wakil osis dan lainnya. Aku harap kalian milih yang betul."kata Hali di balas senyum-senyum dari semua teman-temanya.

"Wah Hali calon ketua osis nih, hihi."kata Ying.

"Kalau kau menang, aku bagi biskuit ku percuma!"kata Yaya di balas teriakan menolak.

"Nggak!"

Yaya yang mendengar itu cemberut,"kenapa kalian nggak mau. Kan aku baginya percuma. Kalau kamu Gempa, mau kan aku bagi biskuitku?"ucap Yaya memasang wajah puppy eyes ke Gempa.

Gempa yang melihat itu sedikit nggak tega buat menolak tapi kalau ia terima bisa-bisa nyawanya dan saudara-saudaranya melayang.

"Tidak perlu, makasih,"kata Gempa terkekeh.

*7 Kurcaci Elements*

"Bos, kita tidak bisa menghabisi Lidya kalau teman-temannya membantunya. Teman-temannya juga memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada kita."

"Kita harus bersikeras mengalahkan mereka. Kita harus mencari kelemahan mereka. Masa kau tidak bisa mengalahkan mereka."

"Kita itu adalah manusia yang memiliki kekuatan dari tes percobaan. Bahkan aku juga telah menjadi kan anakku menjadi eksperimen. Dia memiliki kekuatan air tapi temannya memiliki kekuatan jauh lebih kuat dari kita."

"Siapa lagi kalau bukan Lidya. Kekuatan besar itu membuat orang di sekitarnya terluka sialnya kekuatan Lidya itu bisa di netral kan pada orang yang ia percaya."ucap pria paruh baya itu menggebrak meja keras membuat pria di belakangnya sedikit terkejut.

Ruangan penuh tabung membuat eksperimen buat manusia yang ingin memiliki kekuatan. Mereka tidak sadar bahwa ada orang yang sedari tadi mendengar percakapan mereka, semua percakapan itu membuat hatinya tersayat. Dan alasan kenapa mereka, orang tuanya. Sengaja menjauhkan dirinya dan Lidya padahal waktu itu Lidya berusaha menyelamatkan nya dari makhluk eksperimen ayahnya yang sudah gelap atas kekuatan di milikinya.

Sialnya semua itu di lihat oleh pria yang kini ingin mencelakai Lidya dan mentarget seseorang buat menjadi kan eksperimen baru dengan harapan kekuatannya bisa 12:12 dengan Lidya.

"Jadi itu alasan kenapa aku di pindahkan ke sini,"ucapnya pelan, mimik wajahnya tidak bisa di deskripsikan secara jelas.

*7 Kurcaci Elements*

Bersambung...

*tahan dulu,, tahan apa? Tahan rasa penasarannya maksudnya hahaha..* yo, kembali lagi sama author Fatmawatimaulidya ^_^.... Apa kabar semua para readers semoga sehat selalu dan bentar lagi tahun baru yeah!  ,, and see you next chapter ...

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang