Pagi yang cerah benderang terlihat seorang pemuda berseragam batik biru, bertopi biru cerah dan lambang ombak melingkar. Kedua telinganya ia sumpal dengan Earphone putih, mulutnya bersenandung sesuai lagu yang ia dengarkan. Kakinya maju mundur sepertinya Ice sudah hanyut dalam alunan musik. Ia berhenti berjalan dan tidak sedikit murid berlalu-lalang menatap pemuda di kenal keren, tampan dan 11:12 dengan Halilintar bisa berpenampilan kece diluar dugaan.
Pertama-tama ku jumpa dirimu
Hatiku sudah tidak tahan lihat cantiknya dirimuIce sambil nunjuk seorang gadis yang kebetulan lewat di depannya dan gadis itu langsung tumbang,pingsan di tempat.
"Aku sudah terpesona denganmu."dia juga lanjut nunjuk pada gadis berkacamata kuncir kuda yang memerhatikan tingkah laku temannya yang sengklek, melipat kedua tangannya mencoba gaya cool tidak terlalu terbawa perasaan baper. Tapi pipinya sudah memerah bak tomat.
Ice melanjutkan nyanyiannya kembali,"apa kamu.. Apa yang kurasa.. Tolong jawabku!"
"If you love me yes,yes, yes."sambil mengerakan tangan layaknya band Hitz yang terkenal di tahun 2011.
Keenam saudaranya menatap Ice heran dengan perilaku Ice yang tiba-tiba ngedance di tengah lapangan sambil nyanyi-nyanyi menghayati lagu. Membuat para gadis disana berteriak histeris dan banyak yang pingsan akibat Ice ngedance dengan lincahnya. Solar melongo dan secara diam-diam ia memfoto kakaknya.
Cekrek!
-
-
-
-
*
-
-
-
*Tet tet tet
Terdengar bel masuk berbunyi semua murid sudah berada di kelas masing-masing. Pemuda bertopi biru itu menuju ke koperasi sekolah dan gadis berkacamata masih diam di tempat duduknya tidak berani menatap Ice yang beberapa menit lalu mengatakan itu padanya. Padahal semua itu hanya lirik lagu, tidak ada kaitannya dalam dunia nyata dan paling fatal adalah perasaan yang berkecamuk.
Ice melepaskan Earphone miliknya ke meja lalu duduk menatap kosong kedepan tidak ada pelanggan di sebabkan semua murid masuk kelas. Ia melirik ke Lidya yang diam tidak mengatakan apapun, seperti biasanya. Pemuda tersebut ingin mengatakan sesuatu ke Lidya tapi tiba-tiba Bu Liana datang membuat mereka berdua kaget.
"Aaa!"teriak mereka kompak sambil memegang dada,takut jantungnya melompat keluar. Tidak ada angin tidak ada tofan muncul seorang wanita paruh baya nan cantik mengejutkan keduanya. Ice dan Lidya saling melirik lalu menatap Bu Liana.
"Kalian terkejut?"tanya Bu Liana.
"Ya allah. Bu Liana, aku kaget untung saja jantungku nggak lompat keluar seperti katak."kata Lidya mengambil nafas sebanyak-banyaknya mencoba tenang dan tidak tegang. Bu Liana hanya merespons dengan kekehan kecil.
"Ada apa bu?"kini Ice yang bertanya.
"Kalian berdua kembali ke kelas masing-masing biar ibu saja yang jaga koperasi sekolah."ucapnya tersenyum sambil melirik ke Lidya. Ice mengikuti arah pandang Bu Liana mengarah ke gadis berkacamata di sampingnya. Merasa ada pasang mata yang menuju mengarahnya, Lidya menoleh dan ada rasa gugup.
"Mengapa begitu bu?"tanya Ice sebelum Lidya meluncurkan pertanyaan.
"Ya, ibu kasihan melihat Lidya terus jaga koperasi. Ia sudah kehilangan banyak pelajaran."ucapnya.
"Ta-tapi--"
Perkataan Lidya langsung di potong oleh Bu Liana cepat dan menyuruh keduanya balik ke kelas serta bilang kalau masa jaga koperasis sekolah sudah selesai. Ice mengalungkan earphone di lehernya dan menggendong tasnya keluar dari koperasi, Lidya juga menggendong tas besarnya keluar dari koperasi. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kelas pertama masuk kelas Ice, pemuda itu tidak lupa memberikan senyuman tipis ke Lidya lalu masuk kedalam kelas sedangkan Lidya harus melangkah beberapa kelas tetangga. Ia sudah lama tidak berada di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kurcaci Elements (Readers) END
FanfictionTamat: 12-10-2021 7 kurcaci Elements (Readers) x One Short Story Boboiboy. One Short Story: coming soon Kisah kehidupan sehari-hari 7 Boboiboy elemental bersama teman-temannya. Mereka memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan dari jam tangan mere...