Blaze Bad and The Most

59 4 0
                                    

   Perusahaan milik keluarga Blaze hancur dibakar si jago merah. Ada 5 mobil pemadam kebakaran menuju ke lokasi kebakaran dan berusaha untuk memadamkan api yang berkobar hebat. Semua orang yang melihat kebakaran hebat tersebut dan keluarga Blaze hanya bisa jatuh duduk menangis melihat perusahaan yang di rintis mulai 0 itu sudah terbakar.

  Anak kecil laki-laki yang melihat ibunya menangis hanya bisa terdiam, tidak tahu menahu mengapa dan harus bagaimana. Di rumah bak istana pria dan wanita, ibu Blaze berbincang-bincang atas perusahaan yang sudah menjadi abu dan sudah tidak ada yang bisa diselamatkan.

"Siapa yang melakukan semua ini? Mana mungkin perusahaan itu terbakar sendiri. Pasti ada orang yang merencanakannya, Pa. Aku yakin itu!" kata ibu Blaze begitu yakin.

Wajahnya menunjukkan bahwa kalau ia sangat kesal serta menyimpan dendam pada saingannya keluarga besar Tuan Andika.

"Blaze!" panggil ibu menghampiri Blaze yang masih berusia 6 tahun.

"Kalau kamu besar nanti. Kamu jangan dekati anak Tuan Andika. Solar dan juga y/n." ucap ibunya itu ke anak yang masih berusia 6 tahun, tidak mengerti apa yang ia ucapkan.
-
-
-
-
-
12 tahun kemudian.

   Di sekolah SMA Negri.  Arah pandang  semua mata tertuju ke arahmu yang berjalan di koridor. Semuanya sangat terpukau dengan kecantikan mu dan masuk ke list The Most Wanted sekolah tidak hanya dirimu saja melainkan kakakmu, Solar juga begitu terkenal.

  Tidak sedikit pemuda yang mengajakmu pergi berkencan, namun, kamu selalu menolak mereka dengan percuma. Sebenarnya kamu malas berurusan dengan laki-laki yang hanya bicara saja tanpa ada bukti.

Mengapa ia bisa mengklaim seperti itu? Tidak jauh darinya ia tahu semua kalau semua cowok itu sama.

Buktinya saja seperti Solar yang bisa nyerempet 2 cewek dalam satu hari. Di tempat lain ada yang anak nakal banget dia seolah-olah berkuasa di sini siapa lagi kalau bukan Blaze, Gopal, Fang dan juga Taufan.

  Mereka kini sedang berada di belakang sekolah menjalankan bisnis mereka. Ya, membully siswa yang lama dan harus memberikan selembar uang.

  Blaze mencengkram kerah baju salah satu siswa yang kini menatap Blaze penuh ketakutan.

"Tolong lepaskan aku! Blaze! Ku mohon." pinta pemuda memakai topi kebelakang, Gempa.

Mata api Blaze menatap tajam ke Gempa berkata,"jika kau mau aku lepaskan maka kau harus mengeluarkan uang padaku!"

"Tapi....tapi aku tidak punya." kata Gempa sedikit terbata-bata.

Lalu Fang datang dan berkata penuh emosi. "Semua omongan mu omong kosong!" katanya merogoh saku seragamnya.

"Jangan!" larang Gempa menatap Fang sudah mengambil selembar uang dari saku Gempa.

Seulas senyum miring terukir jelas di bibir Fang, berkata,"apa ini lembaran tidak ternilai yang katamu tidak ada!"

"Buktinya uang ini ada di dalam saku mu." kata Fang tersenyum mengerikan. Lalu Blaze menjatuhkan Gempa hingga meringis kesakitan.

Taufan yang melihat pertunjukan itu tersenyum senang. "Blaze! Kau jangan terlalu kasar sama Gempa, hahaha."

"Kasihan anak itu akan bilang ke emaknya nanti." lanjut Gopal dilirik Taufan datar.

"Teman-teman kita cabut!" kata Blaze meninggalkan Gempa yang tidak berdaya di sana. Ia harus terkena bully mereka.

   Blaze sangat kecewa karena hari ini ia hanya mendapatkan 2 orang korban yang satunya Thorn dan sekarang Gempa. Uang yang di dapat tidak terlalu banyak. Blaze ingin sekali memegang uang banyak dengan cara memalak mereka para murid di sini.

  Lalu sorotan matanya tertuju ke arahmu yang berjalan menuju ke kelas. Blaze yang melihat kamu masuk ke dalam kelas di pikirannya ada sebuah ide dan segera berdiskusi dengan teman-temannya.

Fang mengerutkan kening dan membenarkan kacamata yang ingin melorot tersebut. "Apa kau yakin? Target kita selanjutnya adalah y/n."

Gopal terpenjat kaget dan berkata,"jangan macam-macam sama dia. Aku dengar, y/n sering banget nolak cowok jadi pasangannya. Serta dia gadis yang tangguh banget."

"Kau benar Gopal!" sahut Taufan menepuk bahu Gopal.

"Cih. Dia itu sok mahal dan juga sombong karena usaha ayahnya sangat maju sekali. Maka dari itu ia angkuh dan juga menolak semua cowok di sekolah ini." komentar Blaze mengenai dirimu.

Di kelas hidungmu tiba-tiba terasa gatal dan segera bersin. "Hachim!" menggosok-gosok hidung yang gatal serta bersin.

"Siapa sih yang membicarakan ku? Hachim!" katamu menggosok-gosok hidung yang gatal dan sekali lagi bersin.

Kamu terdiam sejenak dan berkata,"apa jangan-jangan aku mau sakit jadi bersin-bersin terus?"

   Waktu terus berjalan begitu cepat sampai akhirnya jam pulang sudah tiba. Kamu keluar dari kelas lalu melihat ponsel pesan dari Solar menyuruh untuk pulang duluan karena dia ada kelas tambahan.

Y/n:

Baiklah, kak.

  Kedua kakimu berjalan menelusuri koridor sampai ke gerbang kamu memilih untuk jalan kaki sebentar dan menyuruh supir menjemputnya. Rasanya ingin jalan kaki sambil menikmati jalanan sebentar. Ketika melewati gang dekat sekolah, itu jalan salah satunya, jalan paling cepat.

Langkahmu terhenti karena di hadang oleh Blaze. Pemuda yang suka membuat ulah di sekolah bisa dibilang dia adalah bad boy sekolah. Kamu sama sekali tidak takut dengan orang seperti Blaze.

"Mau apa kamu menghalangi jalanku?" tanya mu tanpa ada rasa takut sama sekali.

Blaze tersenyum miring, berkata,"apa kau tidak mengerti dengan ini." ia mengkode uang.

Mata kamu menyipit melihat kalau kamu harus membayar terlebih dahulu barulah kamu bisa jalan dengan tenang. Tentu saja, kamu tidak mau dan terlibat pertengkaran yang tidak dihindarkan, pertengkaran mulut.

  Taufan yang ingin menghentikan Blaze segera di halangi oleh Fang. "Jangan pisahkan mereka berdua?" Taufan menoleh ke pemuda berkacamata tersebut.

"Kenapa kau bilang begitu?"

"Huh, apa kau tidak tahu soal pdkt?" Fang sedikit menyipitkan sebelah matanya membuat Taufan maish tidak mengerti.

"Memangnya ini jalan nenek moyang Lo! Aku harus bayar!" katamu sudah ingin naik pitam melihat Blaze tajam.

"Iya memangnya kenapa? Kamu kan kaya. Buang uang  beberapa lembar tidak rugi kali." cibir Blaze lagi membuatmu tambah kesal.

Dan kamu mengeluarkan kertas berwarna hijau melemparkan tepat di wajah Blaze. "Puas loh! Tuh ambil uang dan biarkan aku pergi."

"Tidak semudah itu, y/n." katanya tersenyum miring masih menghalangi mu.

"Ada apa sih? Mau apa l—" kata-katamu berhenti saat Blaze malah memukul jidat mu dengan uang mu yang tadi kau buang di depan Blaze.

"Ambil uang itu kembali. Aku tidak mau menerima uang dari princess." kata Blaze membuat mu berdiri diam mematung.

Blaze pergi memasukkan kedua tangan di saku celananya mengajak teman-temanny yang di belakang bersembunyi pergi meninggalkan mu sendirian di sini.

"Aneh."

-Blaze Bad and the most-

*Tamat*

{A/N}
Halo kembali lagi nih sama aku bagaimana ceritanya kali ini semoga suka. Vote and komen thank you...

Tunggu cerpen selanjutnya ya💖 maaf kalau ada typo

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang