Part 18: Blaze Kena Dare

173 25 2
                                    

  Kedua gadis itu berjalan menuju kembali ke kelas sambil mengobrol sesuatu yang tidak terlalu penting. Datanglah pemuda bertopi merah menyala menghampiri mereka berdua. Pemuda itu tersenyum ke kamu.

"Y/n!"panggil Blaze.

"Eh iya,Blaze. Ada apa?"tanyamu sedikit bingung melihat Blaze senyum-senyum gitu. Aneh. Kamu menoleh ke Yaya memberi isyarat mata ke Blaze, sedang apa dia. Yaya hanya membalas gelengan tidak tahu menahu.

"Y/n,aku mau ngomong sesuatu ya? Tapi janji jangan marah dan jangan menghindar."ucap Blaze menyuruhmu agar tidak marah padanya dan menjauhi dirinya membuat kedua gadis itu saling memandang tidak mengerti.

"Baiklah, katakan saja. Aku tidak akan marah dan tidak akan menjauhimu. Aku penasaran, memangnya kau mau bicara apa padaku? Sampai bilang kayak gitu."ucapmu cepat, kalimat itu akhirnya meluncur juga dari bibir mungilnya itu. Yaya mengangguk dan menatap ke Blaze datar, menunggu. Apa yang sebenarnya terjadi di sini--pikirnya.

  Jantung Blaze berdetak kencang ingin rasanya menjadikan dia babu selama dua bulan atau mungkin selamanya agar ia menyesal apa yang ia lakukan padanya. Demi apapun juga ini melibatkan kefatalan buat si cewek. Aku akan mengutukmu kakak laknat,Taufan--batinnya menggerutu.

Blaze menghela nafas panjang mencoba tidak ragu tetapi jantungnya malah semakin berdetak lebih kencang. Ia menelan silvanya menatapmu yang sudah menunggu apa yang ingin ia katakan. Seulas senyum manis terukir di wajah tampan Blaze.

"Y/n kau sekarang terlihat cantik seperti putri Elsa."ucap Blaze terkekeh ada pipi bersemu merah di wajah Blaze. Kamu terkejut mendengar perkataan Blaze barusan,kedua pipimu terasa panas sekali. Yaya yang ada di sampingmu menahan tawa ia melirik kedua makhluk yang sedang jatuh cinta itu.

"Putri Elsa itu kan bisa mengeluarkan kekuatan es dan bisa membekukan lingkungan sekitar kalau kamu bisa membekukan mataku setiap kali aku melihat wajah cantikmu."lanjut Blaze gombal di hadapanmu. Kamu hanya bisa memaku mencoba mencerna perkataan Blaze masuk ke pikiran. Jantungmu berdetak lebih cepat dari sebelumnya, pipi memanas, kamu menunduk dan memainkan jari.

  Blaze yang melihatmu diam dan menundukkan kepala berusaha menyembunyikan pipi merahmu. Yaya tersenyum penuh arti,ia bisa meledek kamu nanti. Dengan berat hati ia berkata,"Y/n sebenarnya ini ha---"

Ucapan Blaze terpotong karena Taufan tiba-tiba menarik pergelangan tangannya, menyeret adiknya kembali ke kelas untuk mengerjakan tugas yang belum usai. Blaze ingin menyampaikan kata maaf dan kalau itu semua adalah hanya tantangan yang di buat oleh Taufan. Ketika kedua pemuda bertopi tersebut menghilang.

  Yaya terkekeh geli mendengar semua gombalan yang di luncurkan oleh Blaze. Pemuda most wanted SMA Enam bisa gombalin gadis sampai baper. Ia menyenggol lengan pelan membuat kamu berdehem.

"Ekhm baru saja,kemarin jadi anak baru. Hari demi hari sudah ada yang naksir dan gombalin doi, hehehe."ledek Yaya sambil menutup mulut menahan tawa. Kamu yang tidak suka di ledek memprotes Yaya,"jangan gitu, Yaya!. Aku malu tahu!"ucapmu salting membuat gadis berkerudung tersebut tertawa renyah.

*7 Kurcaci Elements*

   Taufan menarik Blaze di lorong kosong dimana letak gudang berada. Blaze berkeluh ke kakak laknatnya ini, ia tidak sempat meminta maaf dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya Trio Trouble Maker melakukan permainan Truth or Dare yang bisa dibilang permainan itu sangatlah terkutuk. Taufan sering memprotes pada dua adiknya itu sebab keduanya memilih Truth tidak ada yang memilih Dare.

  Akhirnya Blaze yang kebetulan kena bilang bahwa ia memilih Dare. Taufan tersenyum penuh miterius dan Blaze sudah merasakan aura tidak enak dalam diri Taufan. Thorn menunggu tantangan apa yang akan di berikan oleh Kakaknya itu. Dalam pikiran Thorn,'pasti Kak Blaze di suruh bantu mengacak-ngacak lemari Kak Hali atau mengerjai Kak Gempa menyembunyikan panci'. Sepertinya Thorn semakin ngawur.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang