Part 53: Ikutlah Denganku Y/n

158 19 9
                                    

  Tet! Tet! Tet!

  Jam pelajaran sudah berakhir dan tanda semua murid bersorak ria untuk pulang. Lihatlah! Mereka semua saat jam pulang tiba, wajah yang kusut dan ngantuk seketika berubah menjadi semangat lalu bergegas merapikan barang-barang masuk ke dalam tas. Papa Zola mengakhiri jam pelajaran dan menyuruh semua murid segera pulang sebelum hujan turun.

  Di luar sana memang awan yang tadi cerah kini menjadi mendung. Awan-awan hitam tersebut perlahan memenuhi langit biru dan cepat atau lamban, bendungan awan itu akan menjatuhkan air yang ada di atas sana. Buku-buku di atas meja segera kamu masukkan kedalam tas dan kamu teringat pesan dari "Someone" harus menemuinya di gudang sekolah tanpa terkecuali. Entah kalau ia tidak datang seperti ucapan orang itu!

Apakah kehidupanmu akan terancam?! Oh, kamu berada di ambang pintu bahaya!

  Raut wajahmu berubah menjadi panik, gelisah serta takut pada orang yang meng-DM kamu. Jika tidak datang, kamu bakal kena masalah dan jika kau mengajak teman, kamu akan kena masalah juga. Tanpa berpikir panjang lagi kamu mengendong tas di punggung dan segera menuju ke gudang sekolah untuk menemui "Someone".

"Y/n! Yuk pulang bareng sama yang lainnya!" panggil Solar yang berdiri di ambang pintu. Ia sedari tadi berdiri di sana seraya memerhatikan gerak-gerik mencurigakan darimu tanpa kamu sadari.

"Hmm, maaf Solar. Aku hari ini ada janji sama seseorang." jawabmu berusaha tersenyum agar kamu terlihat baik-baik saja dan tentunya tidak menaruh curiga ke Solar.

"Oh, baiklah. Aku temani boleh? Dan aku bakal bilang ke lain untuk menunggu. Pasti tidak lama kan?" kata Solar dan kamu segera menggeleng cepat, menolak halus tawaran Solar untuk menemanimu.

"Hmm, tidak usah Solar. Kau tidak perlu menemaniku. Dan kau tunggu saja sama yang lain. Aku permisi." ucapmu cepat dan melangkah melewati Solar yang memang perliakumu aneh di mata kuning cerahnya.

  Menoleh ke belakang melihatmu berjalan cepat, pikiran Solar bertanya-tanya tentang dirimu. Terutama gerak-gerik tidak biasa dan membaca raut wajah saat Solar berbincang denganmu tadi, tidak salah lagi.

"Apakah Y/n menyembunyikan sesuatu padaku?" monolong Solar pada dirinya sendiri. Ia ingin sekali menyusulmu. Namun, langkahnya terhenti karena teman lainnya memanggil pemuda berkacamata tersebut.

"SOLAR!" teriak gembira Thorn terdengar antusias. Pemuda bertopi hijau tersebut memeluk Solar membuat pemuda bertopi putih tersebut sedikit terhuyung kebelakang dan untungnya ia bisa menjaga keseimbangan.

Thorn melepaskan pelukannya. Wajah ceria dari Thorn terpencar tidak biasanya. "Wah, Kak Thorn tumben senang banget." ucap Solar mencoba tersenyum sumringah seolah tidak ada kejadian apapun.

Padahal dari lubuk hati dan pikirannya sedang beradu argumen tentang dirimu. Rasa penasaran Solar juga tinggi dengan siapa orang yang kamu temui sehingga Solar tidak boleh ikut?

'Sepenting itukah pertemuan Y/n dan seseorang itu?' pikir Solar.

"Thorn, senang karena Blaze dan Thorn bakal ikut lomba sepak bola. Mewakili SMA Enam." kata Gempa membuat mata Solar membulat sempurna tidak percaya. Seulas senyum sumringah terukir jelas di bibirnya.

"Serius! Wah Kak Blaze dan Kak Thorn. Selamat ya!" ucap Solar senang sekali mendapatkan kabar baik ini.

"Hoam."

"Eh Ice! Tumben kau ngantuk sepulang sekolah. Biasanya tidak." ucap Gopal merangkul pundak Ice dari belakang. Ice hanya memandang datar pemuda gemuk itu.

"Aku ngantuk lah! Habis kena penjelasan guru super ngantuk. Hoam, bahkan selesai pelajaran pun, aku masih ngantuk." jawab Ice disela ngantuk. Kedua mata biru lautnya seolah enggan untuk membuka mata. Mata Ice terasa berat.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang