Malam sudah gelap gulita, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik jelita tengah menangis tersedu-sedu di depan teras rumah. Mata indahnya yang seperti dirimu itu mendongak melihat langit hitam, tanpa ada cahaya bintang bahkan cahaya bulan sabit hanya terlihat kecil nan sepi, tidak ada yang menemani bulan itu. Seperti Wilda.
Wilda, ibumu separuh hari ini menangis tidak ada henti saat mengetahui kalau kamu di bawah oleh orang jahat dan Gempa. Ralat, Hali tidak bisa menyelamatkanmu.
"Hiks! Hiks! Anakku! Kenapa-kenapa ini bisa terjadi hiks?!" ucap Wilda di selah tangisnya. Kelopak matanya pun sampai mengering, sudah tidak ada lagi tetesan malam ini.
Pintu terbuka menampilkan seorang pria paruh baya yang tampan nan gagah. Ia melihat sendu punggung istrinya itu, ia juga sakit hati dan sedih setelah mendengar kalau kamu diculik. Pria itu berdiri di belakang Wilda dan berkata,"udah lah, jangan dipikirkan terus nanti kesehatanmu bisa saja menurun."
"Bagaimana aku bisa tenang?! Kalau y/n di culik dan dibawa orang itu yang entah di bawa kemana? Y/n! Hiks." tangis Wilda dan memeluk pria di sampingnya, ayahmu yang bernama Zidan.
"Tenang. Pasti y/n baik-baik saja dan teman-teman y/n akan menyelamatkan anak kita. Kata, mama, teman-teman y/n memiliki kekuatan?" ucapnya lembut dan bertanya ke Wilda. Wanita itu tersenyum di pelukan Zidan.
Zidan menatap langit dengan posisi memeluk Wilda penuh kasih sayang. Di dalam pikiran pria itu, ia sangat mengkhawatirkan kamu dan ingin sekali memelukmu, menyambut dengan kedua tangan terbuka melihat anak gadis kecilnya yang kini sudah menjadi seorang gadis remaja.
Bagaimana pun juga? Di pandangan Zidan, kamu masih seperti Della, tetap menjadi gadis kecil.
Sedangkan di kamar bernuansa merah dan kuning terlihat seorang pemuda tengah rebahan, menatap langit kamar penuh stiker bintang. Mata merah tajamnya sama sekali tidak ingin memejamkan mata, beberapa kali ia melirik jam di nakas meja.
Masih jam 10 malam.
Ayolah! Ia ingin tidur. Namun, pikirannya terus-menerus memikirkan dirimu dan juga hatinya bertanya-tanya soal kabarmu?
"Arghh!" teriaknya frustasi bangkit duduk, mengacak-acak rambutnya kesal. Ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Diamati jam tangan pemberian ochobot saat itu.
"Pikiranku kacau!" ucapnya mencoba untuk bersabar dan tidak membuat keributan malam menggunakan kekuatannya. Suara menghela nafas nafas terdengar, "huh. Baru pertama kalinya aku merasakan keanehan dan pertama kalinya aku terus memikirkan y/n."
"Saat aku bertanya ke Solar tentang
y/n. Ia menjawab, sepertimu. Tapi kenapa aku merasa marah?" monolog Hali pada diri sendiri tentang perasaannya.Lalu pemuda itu hendak keluar kamar menuju ke dapur mengambil air minum dan mencoba mengusir jauh tentang perasaannya. Ia takut, kalau saudara-saudaranya juga memiliki rasa yang sama denganmu.
Cinta.
Apakah ini yang dinamakan Cinta Segi Delapan? Kamu di kelilingi tujuh laki-laki dan layaknya cerita "Snow White" yang di temani oleh tujuh kurcaci.
Seulas senyum tipis terukir jelas di bibir Hali. Ia membuka pintu dan membulatkan mata ketika melihat seorang pemuda memakai baju tidur berwarna biru langit, Taufan. Dengan wajah ngantuknya dan berdiri di depan kamar Hali.
"Kau ngapain berdiri di depan kamarku?" tanya Hali keheranan.
"Aku mimpi buruk ter---, hoam, hoam. Mimpi buruk y/n." jawab Taufan sesekali menguap. Kedua matanya terpejam dan tidak ada niatan, Taufan membuka mata sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kurcaci Elements (Readers) END
FanfictionTamat: 12-10-2021 7 kurcaci Elements (Readers) x One Short Story Boboiboy. One Short Story: coming soon Kisah kehidupan sehari-hari 7 Boboiboy elemental bersama teman-temannya. Mereka memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan dari jam tangan mere...