Part 55: Bukan Kesalahan Dia

110 23 2
                                    

Perhatian!⚠
Disini ada kata-kata kasar dan perilaku kasar!
Ini peringatan! Jangan di tiru!
Bijak lah membaca dan ambil sisi positifnya :)
Terima kasih perhatiannya.
Happy Reading :D

-7 Kurcaci Elements-

"

Apa yang ayah lakukan?! Kenapa ayah merencanakan semua ini?!" tanya seorang pemuda tampan berdarah Inggris itu. Kedua matanya bernetra biru cerah, bibirnya seksi serta rambutnya hitam lebam.

Dia adalah William.

William adalah seorang pemuda tampan yang pernah memberikan janji pada Lidya untuk selalu bersama. Namun, mereka berdua juga adalah korban dari uji coba ayah William untuk memberikan kekuatan tidak melalui jam kekuatan melainkan ramuan. Di bantu oleh tabung kaca serta alat-alat di sana agar kekuatan dari ramuan tersebut bisa bekerja dengan stabil.

Pria paruh baya itu melotot ke William geram. Dan ia memukul meja di sampingnya begitu keras.

Brak!

"WILLIAM!" teriak ayahnya itu sudah geram dengan permintaan anaknya untuk tidak melakukan pembalasan dendam. Baik untuk Lidya maupun untuk Boboiboy.

Ia tahu, kalau ayahnya ini adalah penggila fisika, biologi, sains dan matematika. Namun, pria di hadapannya ini malah menggunakan ilmu dasar terutama matematika untuk pembalasan dendam dan akal sehat ayahnya itu, Benar-benar gila.

"AYAH TIDAK WARAS!"

Plak!

Tamparan keras berhasil mendarat di pipi kanan William. Pemuda itu menatap ayahnya tidak percaya. "Kenapa? KENAPA AYAH MENAMPARKU? HARUSNYA AYAH TAHU, KALAU LIDYA TIDAK BERSALAH! DIA TIDAK MENCELAKAIKU SAMA SEKALI DENGAN KEKUATANNYA."

"Harusnya ayah sadar! Kalau ayah memang tidak waras!" kata William menatap ayahnya yang menahan emosi agar beliau tidak mencelakai anak kandungnya sendiri. William kecewa dengan ayahnya, benar-benar kecewa.

"AKU BENCI AYAH!" ucapnya tanpa menatap ayahnya lagi. Pemuda itu keluar dari kantor kerja ayahnya lalu menuju ke kamar.

  Kamar bernuansa biru cerah dengan tema galaksi. Ia berhenti di depan kaca besar yang terpasang di almarinya. Tidak menyangka bahwa pria tua gila itu yang nyatanya ayahnya sendiri memang tidak waras. Ia tidak seperti ayah yang dikenal oleh William dulu, ayah yang penyayang. Tetapi kini beliau menjadi iblis dan tanpa alasan beliau menampar pipi William begitu keras.

Memerah dan ada sedikit terluka serta berdarah. Telapak tangannya menyentuh pipi bekas tamparan ayah, sakit. William mengeluarkan kekuatan airnya dan menempelkan pipinya.

"Masa lalu itu, bukan salahnya Lidya. Ini salah ayah dan ayah juga sengaja mengusir Lidya lalu lari dari kenyataan." ucapnya pelan.

    Angin semilir menerpa wajah tampan William, tatapan netra birunya kosong menghadap ke depan. Hatinya kini terasa kesepian tanpa Lidya dan ayahnya sekarang merencanakan menculik y/n, gadis teman Lidya sekaligus temannya Boboiboy. Di dalam diri gadis itu terdapat kekuatan tersembunyi sampai-sampai pria gila tersebut mengirimkan mata-mata sampai dua kali gagal.

William sangat senang mendengar kalau mereka gagal menculik y/n. Sebenarnya William ingin tertawa terbahak-bahak masalah kekuatan dalam diri teman baru Lidya tersebut. Ayahnya hanya membual semata untuk mempengaruhi si terget y/n.
Yang paling tepat adalah ayahnya berhasil membuat ramuan setara dengan kekuatan Lidya.

"Sebegitu teganya ayah melakukan ini! Aku terluka karena ayah membuat ramuan yang ada di tubuh Lidya tidak terkendali. Tidak optimal tapi kenapa ayah selalu menyalakan Lidya? Kejadian itu juga, Lidya ingin menolong ku tapi lidah sudah menjadi tajam." kata William menatap lurus ke depan masih tatapan kosong.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang