Roda kecil berputar melewati aspal jalan desa,seorang pemuda mengendarai sekuter menuju ke rumah yang tidak jauh dari rumahnya hanya melewati 4 rumah saja, sampai tempat tujuan. Ia membelokkan sekuter kecil itu ke kanan lalu di letakkan di depan rumah. Kedua kakinya melangkah dan tanganmya menekan bel rumah dekat pintu.
Ting! Tong!
Menunggu beberapa detik pintu bercat cokelat terbuka dan di balik pintu ada seorang gadis cantik membuat seulas senyum pemuda tersebut mengembang. "Eh Taufan!"ucapmu ketika membuka pintu setengah, melihat Taufan berdiri di sana,"ada apa Fan?"tanyamu.
Taufan tersenyum,"aku mau mengembalikan sekutermu,aku taruh disana..."menoleh sebentar sambil menunjuk sekuter yang ia parkirkan di depan. Kamu lagi-lagi tersenyum membuat terlihat manis. "Oh makasih, Taufan. Bentar aku masuk dulu mau mengambil skateboardmu."ucapmu bergegas masuk ke dalam dengan lari kecil menaiki tangga mengambil skatboard Taufan yang sengaja kamu letakkan di dalam kamar. Taufan menunggu di depan pintu sambil memandang langit sore, berpikir kedua adiknya sudah sampai rumah atau belum, tidak sabar mencicipi kue dari toko Jeremy. Kalau nggak salah---pikir Taufan mengerutkan dahi samar.
Kamu menghampiri Taufan cepat sambil menyodorkan skateboard biru Taufan. "Makasih Fan, skateboardnya dan makasih juga mempelajari sedikit mengendarai skateboard."ucapmu di balas angguk Taufan.
"Iya, Y/n. Aku juga terima kasih sudah meminjamkan sekutermu ke aku."balasnya tersenyum. Hening sesaat. Kamu lupa akan sesuatu tentang pembicaraan uks tadi kalau Thorn mengajaknya ke rumah, berkebun. Karena kamu udah memikirkan secara mantang-- lagi pula kamu hari sabtu tidak melakukan apapun.
Taufan merasa senang dan mengacungkan jempol semangat ke arahmu. "Nanti aku sampaikan ke Thorn, Y/n."gadis itu hanya mengangguk tersenyum kikuk karena Taufan selalu menganggapi perkataan dengan semangat dan wajahnya selalu ceria.
Taufan pamit pulang di balas anggukmu. Pemuda itu menaiki skateboard kesayangan menuju ke rumahnya penuh semangat beberapa meter meluncur santai tiba-tiba mendengar suara sepeda motor melaju kencang dan teriakan histeris yang sangat di kenal oleh Taufan.
Ngueng!!
Sepeda itu melewati Taufan seperti kilatan petir tidak bisa melihat jelas dan membuat Taufan jatuh dari skatboardnya karena tidak fokus. Meringis dan menggosok pantat yang mencium aspal jalan menatap ke depan,tajam. Setelah sepeda motor lewat ada beberapa percikan api kemudian hilang.
Taufan geram pasti pelakunya adalah Blaze. Memang adik satunya itu sudah tidak sayang nyawa kalau mengendarai sepeda melaju kencang. Taufan menaiki skatboardnya dan meluncur dengan kekuatan anginnya tidak peduli lagi dengan perjanjian dulu.
"Sktaborad angin!"serunya terbang bersama skateboard anginnya menuju rumah. Ia mendaratkan skateboard dengan mulus melirik sepeda motor Ice sudah di depan rumah, Taufan mengambil skatboard di bawanya masuk ke dalam rumah.
Brak!
Pintu terbuka dengan kerasnya membuat penghuni rumah terkejut. Solar yang baru saja turun dari tangga terkejut dan hampir handphone di genggamamnya jatuh menatap wajah Taufan, marah.
Tidak seperti biasanya, batin Solar.
"Blaze!"teriak Taufan berjalan kesal menuju ruang tengah. Solar berkedip-kedip dengan mulut membentuk O, terkejut melihat sikap Taufan yang tiba-tiba mode kakak sulungnya itu. Ia mengikuti Taufan dari belakang agar tingkat keponya Full.
Di ruang tengah ada Blaze,Hali dan Thorn menonton televisi. Gempa yang ada di dapur berteriak bertanya siapa yang membuka pintu keras. Hali merespon bahwa pelakunya adalah Taufan. Hali mengerit melihat Taufan memasang wajah marah dengan kedua tangan mengepal, pandangannya mengarah ke Blaze yang masih nonton televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kurcaci Elements (Readers) END
Fiksi PenggemarTamat: 12-10-2021 7 kurcaci Elements (Readers) x One Short Story Boboiboy. One Short Story: coming soon Kisah kehidupan sehari-hari 7 Boboiboy elemental bersama teman-temannya. Mereka memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan dari jam tangan mere...