65. Berita Baik dan Ksesembuhan Hali

118 17 0
                                    

Sudah satu minggu kamu terus merenungi kejadian yang tidak mengenakan dimana kamu dikendalikan oleh Mr. Kane dan melukai Hali. Kamu merasa bersalah banget meskipun saudara-saudara Hali tidak mempersalahkannya dan itu bukan kesalahanmu, sepenuhnya.

Memegang kepala frustasi, "aku bodoh! Aku bodoh! Aku bodoh! Aku malah menyerang Hali bukan melindunginya. Kekuatan sialan, hipnotis sialan!" ucapmu frustasi duduk di atas kasur sembari menatap kaca almari memperlihatkan muka kusut frustasi mu.

Kamu menghela nafas kasar, sudah satu minggu lebih kamu frustasi karena insiden tersebut. Pintu kamar terbuka menampilkan wanita cantik jelita, mama Wilda. Wanita itu segera menghampirimu dan memelukmu lembut.

"Sudahlah y/n. Kamu jangan menyalakan dirimu sendiri." hibur Mama Wilda mengelus punggungmu agar dirimu tenang.

"Tapi ma, gara-gara aku. Hali terluka parah." ucapmu nada bersalah, air mata menetes begitu saja membasahi pipimu. Mama Wilda menatap diriku lekat dan menyunggingkan senyuman.

"Mama punya kabar baik banget. Pasti kamu senang." Kata Mama Wilda membuatmu menatap mama lekat.

"Apa itu?"

Mama Wilda membisik-mu membuat dirimu terbelalak tidak percaya mendengar kabar baik ini. Kabar baik tentang kesehatan Hali serta sekolah SMA Enam mengadakan pesta untuk muridnya sejenis pensi dengan tujuan bersenang-senang sebelum ulangan. Kamu tidak sabar menyambut hari itu datang.

Kamu bakal mengenakan pakaian terbaik buat acara pensi tersebut dan bertemu dengan Hali serta teman-teman lainnya untuk meminta maaf. Benar, kalau kejadian tersebut bukan kesalahan kamu. Namun, namanya ada rasa bersalah dalam hatimu yang ingin meminta maaf ke mereka. Apa salahnya?

Di sisi lain di rumah 7 bersaudara. Hali sudah mulai baikan dari luka akibat perkelahian yang rumit Mr. Kane. Pria paruh baya Mr. Kane dan Vico sudah di tahan, di ruangan khusus. William juga meminta maaf pada mereka atas perilaku ayahnya tidak mengenakan karena balas dendam pribadi terhadap Lidya.

Gadis berkacamata tersebut sudah lama tidak menampakkan diri. Apa ia merasa bersalah? Karena dirinya teman-temannya dalam bahaya dan menjadi korban. Gempa duduk di ujung kasur Hali, tersenyum.

"Syukurlah, kau sudah sadar kak. Kami semua disini mengkhawatirkan mu." kata Gempa dibalas anggukkan mantap oleh Thorn.

Mata hijau pemuda menggemaskan tersebut terlihat nampak senang sekali. "Yang dikatakan sama Kak Gempa, benar. Kami disini sangat mengkhawatirkan Kak Hali."

"Terima kasih, kalian adalah saudara yang baik sedunia." kata Hali tersenyum manis membuat siapa aja yang melihatnya bakal ikutan senyum-senyum. Lalu ia teringat tentangmu selama ia terluka waktu itu, Hali sama sekali tidak bisa membuka matanya dan hanya bisa mendengar suara yang hadir menjenguknya.

"Selama aku sakit. Y/n datang menjengukku?" tanyanya menatap saudara-saudaranya.

Mereka semua saling beradu tatap dan ingin sekali bercerita tentang dirimu yang enggan menjenguk Hali. Bukan enggan sebenarnya melainkan rasa bersalah telah melukai Hali hingga terluka parah. Kamu tidak tega melihat Hali terbaring lemah di kasurnya.

  Gempa mengkode ke Ice untuk menceritakan tentang dirimu. Namun, Ice membalas gelengan pelan, menolak. Pemuda berkekuatan es tersebut tidak mau membuat kakaknya merasa sedih nan kecewa, feeling-nya tiba-tiba memburuk ketika topik ini. Lalu Taufan menghela nafas kasar berusaha untuk memberitahu Hali.

Taufan duduk di samping ranjang Hali, ia duduk di kursi kecil di sana. Menatap lekat pemuda bermata merah gelap tersebut. "Y/n menjenguk Kak Hali kok, tenang saja." katanya tersenyum.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang