Part 33: Pertandingan Sepak Bola Jadi Kacau

157 22 15
                                    

Semua murid tengah memadati lapangan sekolah dimana di sana akan ada pertandingan sepak bola. Para supporter sudah berteriak meneriaki nama masing-masing pemain. Kamu melihat kakak kelas yang berjalan tanpa muka bersalah dan menoleh ke kanan melihat Blaze menatap garang. Ia sudah menyuruh Solar ikut serta dalam permainan sedangkan Thorn berada di tepi lapangan mendukung kakaknya.

"Solar, kau pasti bisa!"teriak Thorn pada Solar.

Kamu pernah bertanya pada Gempa tentang Solar terutama olahraga sepak bola. Kata Gempa, Solar tidak terlalu jago bermain sepak bola bisa dikata payah tapi Solar terus mencoba. Kamu kemarin sempat melihat Solar bermain sepak bola sama Blaze dan juga Thorn. Kamu juga ikut serta latihan kemarin, sayangnya tendangan bola mu tidak bisa melambung tinggi dan kamu juga di ketawain sama Blaze membuat pipimu memerah.

Kamu mengingat saat dimana Blaze berkata kalau kamu cantik seperti Putri Elsa, kamu tidak tahu apa maksud Blaze pada hari itu. Ingin sekali kamu bertanya tapi sering lupa dan situasinya juga tidak baik.

Pertandingan sepak bola sudah mulai, semua murid bersorak-sorak bahkan ada yang menonton di lantai dua. Boel dan teman-temannya meneriaki Blaze termasuk kamu. Pemuda bertopi merah menyala itu bermain sepak bola dengan serius, bolanya ia oper ke setiap temannya.

Solar sekarang yang membawa bolanya di depan sudah ada dua pemain yang menghadang. Pemuda bertopi putih berkacamata itu sudah membuat perhitungan, salah satu pemain itu sudah mengacang-acang menjegalnya. Solar melompat menghimpit bola di dua kakinya. Lalu Solar menendang bola melambung ke atas ke Blaze.

Firdaus menyuruh beberapa temannya buat mencegah. Blaze berlari ke arah gawang dan langsung menendang bola menuju gawang. Kiper segera melompat ke kanan mencoba menangkap atau menghalau bola agar tidak masuk ke gawang dan itu berhasil di tangkap oleh kiper. Blaze merasa geram ia menoleh ke arah Firdaus yang mengejek.

Pertandingan semakin sengit dan para penonton yang melihat nya membara. Ini seperti melihat sepak bola sungguhan yang ada di stadion sepak bola. Beberapa guru di SMA Enam juga ikut menonton. Suasana seperti ini sangat jarang kamu lihat, biasanya kalau istirahat sudah usai semua murid akan masuk tetapi di sini berbeda. Guru-guru di sana ikut menonton dan Papa Zola menonton pertandingan serius.

Kamu yang ada di sebelah Yaya bertanya,"Yaya, apa kita semua tidak di suruh masuk ke kelas?"

"Tidak. Karena di sini ada pertandingan seru dan rumor Kak Firdaus akan bertandingan melawan Blaze udah sampai ke para guru dalam kurung satu hari."kata Yaya enteng. Kamu berdecak kagum mendengarnya.

"Wow, langsung viral njir."ucapmu sedikit terkejut.

Para penonton tiba-tiba berteriak 'Gol' membuat kamu terkejut melihat tim Firdaus menang. Kamu ingin sekali melihat bagaimana Firdaus mencetak gol tadi. Blaze mencoba untuk tidak emosi dan Solar yakin kalau selanjutnya timnya yang mencetak gol. Suara peluit udah terdengar permainan sepak bola kembali, pemain saling merebut bola sampai dapat.

"Kau pasti bisa Blaze, aku mohon kau menanglah dan buktikan kalau kau adalah kapten bola sejati!"teriak mu seperti toa. Blaze yang berlari mengejar bola berhenti dan menoleh ke arah tepi lapangan dimana kamu berdiri disana. Blaze membenarkan topinya dan menatap ke depan, semangatnya mulai membara seperti elementnya.

Jam tangannya mulai muncul logo api. Pemuda itu berlari sekuat tenaga dan berusaha merebut bola. Blaze mengkode ke arah Solar di balas angguk. Para supporter Blaze berteriak kencang. Gempa yang melihat itu tersenyum, Taufan berteriak memberikan semangat.

"Ayo Blaze, kalau kamu menang! Tantangan Dare nya bilang ke Y/n!"teriak Taufan membuat kamu terkejut mendengar Taufan berkata seperti itu.

Blaze berhasil menguasai bolanya ia sebentar lagi mendekat ke gerbangnya. Matanya melirik ke kiri di mana ada Solar yang mengikutinya. Pemuda itu tersenyum ia sudah dekat dengan gawang tujuan mengecoh kiper. Kiper fokus ke Blaze, kiper itu ingin menangkan bola yang akan datang.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang