Part 48: Perasaan

147 23 10
                                    

   Semua keluarga istana menyambut hangat Raja Wind bersama ketiga pangeran bersamanya. Raja Fairus, ayahmu merasa senang ketika bertemu sama Raja Wind. Pangeran Sean menyapa hangat ketiga pangeran tampan.

  Kamu yang berdiri di samping Yaya hanya bisa menganga melihat penampilan ketiga pangeran yang ternyata adalah Halilintar, Taufan dan Gempa. Penampilan mereka benar-benar keren dan berwibawa. Setelah itu kedua raja berjalan menuju taman istana, berada di belakang istana diikuti ketiga pangeran.

  Pangeran berpakaian cokelat emas tersebut menoleh ke arahmu dan Yaya, tersenyum sumringah. Yaya tersenyum lebar dan ingin sekali meloncat kegirangan. "Pangeran Gempa." ucap Yaya memegang dada.

    Kamu malah merespon tingkah Yaya itu aneh. Karena kamu sama sekali tidak pernah melihat Yaya bersikap berlebihan seperti itu. Apalagi dengan Gempa? Ini aneh. Ekor matamu melihat sekeliling sudut istana yang megah ini dan berpikir kritis dengan sikap Yaya yang aneh. Atau ia telah jatuh hati sama Gempa.

Tidak! Lebih tepatnya diam-diam menyukai Gempa. Secara tidak sengaja tempat ini memperlihatkan rasa suka yang terlalu menonjol tetapi kenapa? Gadis cantik dengan gaun berwarna oranye jeruk, rambut tergerai indah ke bawah, mata lentik. Ya, itu kamu, kamu sekarang menjadi putri kerajaan yang entah tiba-tiba tubuhmu berada disini. Bahkan Wilda jadi permaisuri di kerajaan ini.

  Yaya menarik pergelangan tanganmu tanpa seizinmu. "Yaya! Kau mau kemana?" tanyamu keheranan. Derap langkah kaki keduanya terdengar jelas setiap lorong terlewat.

  Cuaca cerah benderang di temani oleh tumbuhan hijau yang memanjakan mata serta bunga mulai bermekaran, kupu-kupu perlahan mendatangi mahkota bunga nan indah, menampakkan kaki kecil lalu mengambil sari bunga. Terlihat dua raja dan empat pangeran termasuk Pangeran Sean. Yaya dan kamu mengawasi dari jauh, gadis berkerudung tersebut sama sekali tidak bosan atau capek tersenyum sumringah seperti itu. Yaya tersenyum sedangkan kamu menatap aneh dengan Yaya selaku saudarimu.

  Kamu melihat pangeran-pangeran itu dengan lamat-lamat. Tengah asik memerhatikan mereka dari jauh. Pangeran mengenakan pakaian rapih nan gagah berwarna merah menyala dengan rambut yang tidak henti-hentinya bergoyang tertiup angin. Irish mata merah tajam nan dingin itu berhasil menangkap keberadaan Putri Yaya dan dirimu tengah memerhatikan dari jarak jauh. Kamu yang menyadari hal itu membelalakkan mata dan segera bersembunyi dari balik dinding.

  Dahi Halilintar mengerut melihat seorang gadis yang diam-diam memerhatikan dirinya dari jauh, menghilang karena terciduk. Pangeran Taufan yang memerhatikan kakaknya, angkat bicara," ada apa Kak Hali? Kakak lihat apa?"

  Sontak saja, Halilintar tersadar dan menatap lekat irish biru cerah teduh Taufan. "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan kalau aku jadi Raja itu seperti apa? Dan masalah perjodohanku sama Putri Nesya, Kerajaan Barat Daya." kata Halilintar.

"Perasaanmu dengan Putri Nesya, gimana Kak Hali?" tanya Gempa ke Halilintar serius. Sebab Gempa tahu, bahwa Halilintar tidak menyukai Putri Nesya walau gadis tersebut terlihat senang bisa menjalankan perjodohan ini, Raja Timur dan Raja Barat Daya.

"Biasa saja." jawabnya singkat.

"Putri Nesya itu cantik banget. Beruntung sekali, Pangeran Hali bisa mendapatkan Putri Nesya. Aku dengar, Putri Nesya itu banyak penggemar. Banyak pangeran dari penjuru negri dan wilayah ingin menikah dengan Putri Nesya." ucap Pangeran Sean terdengar bahagia dan sedikit memuji kecantikan paras Putri Nesya.

  Beda lagi dengan seorang gadis bergaun warna oranye jeruk tersebut. Kamu tidak suka mendengar Halilintar sudah di jodohkan dengan Putri Nesya. Itu tidak akan terjadi dan kamu tidak terima. Entah, kenapa kamu tidak terima dan kamu juga berharap banget sama Pangeran Halilintar?

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang