Part 54: Keputus asaan

147 22 24
                                    

"Dimana Y/n?" tanyanya.

  Yaya yang baru sadar tidak menemukan keberadaanmu, angkat bicara," eh iya, kita sampai lupa dengan Y/n soalnya mendengar kabar baik dari Blaze dan Thorn." gadis berkerudung itu mengedarkan pandang ke kanan-kiri mencari sosok dirimu.

   Ice sudah tertidur pulas di lantai seraya mengemut jari jempol layaknya seorang bayi. Gopal yang melihat Ice yang malah tidur, terkejut bukan main. "MALAH TIDUR DISINI!"

"Biarkan saja. Nanti kita bangunin dia." jawab Gempa tersenyum lalu ia menatap Solar untuk menanyakan keberadaanmu. "Eh Solar, mana Y/n? Apa dia masih di dalam kelas?" tanyanya.

"Ano, Kak Gem. Dia sedang menemui seseorang yang kelihatannya penting banget." kata Solar.

  Taufan yang mendengar itu berkerut samar serta menaikkan sebelah alis, tidak percaya. "Menemui siapa?"

"Hmm, mungkin menemui bad girl itu." jawab Solar cepat membuat Ying selaku pembasmi tindakan bullying di sekolah, mengerut heran mendengar ucapan Solar barusan.

"Kau yakin?" tanya Ying melipat kedua tangan di dada.

Fang yang ada di samping Ying angkat bicara kalau bad girl: Nesya, Dea dan Fany sudah pulang duluan sedari tadi. Salah satu dari mereka sama sekali tidak ada ikatan janji dengan siapapun. Solar terkejut bukan main, mendengar kalau prediksinya salah besar.

"Apa kau tadi tidak pergi aja sama Y/n?" tanya Taufan. 

"Dia tidak ingin aku ikut. Tidak tahu, kenapa? Tapi aku merasa kalau—" jawab Solar yang belum sempat bicara. Hali sudah melesat pergi menggunakan kekuatan halilintarnya.

    Kekuatan petir merahnya terlihat sangat cepat, pemuda bertopi hitam merah itu berhenti di sebuah gudang di belakang sekolah. Feeling Hali memberi isyarat kalau kamu berada di dalam sana. Langkah kakinya berlari menuju ke gudang tersebut saat ingin membuka, pintunya terkunci. Ia mendengar ada suara jeritan dalam gudang membuat mata merah Hali terbelalak menatap pintu gudang tersebut.

"Y/N! APAKAH KAU ADA DI DALAM!?" Teriak Hali dari luar dan suaranya begitu geram. Perasaannya tiba-tiba menjadi amarah, besar. Dalam hatinya berkata kalau kamu sedang dalam bahaya.

" YA, AKU DI DALAM! SELAMATKAN AKU HALI! KU  mohon, hiks!" ucapmu dengan suara isak tangis.

"DIAM KAU!" ucap orang itu dan ia melihat pintu gudang tersebut. Hali yang mendengar suara pria yang menyakitimu membuat Hali semakin bertambah marah.

Tangannya sudah di penuhi halilintar merah menyala, ia memegang kenop pintu dengan tujuan memberikan sinyal pada musuh. Setelah itu Hali menendang pintu gudang yang besar tersebut dengan kaki diselimuti halilintar sehingga pintu gudang berhasil terbuka lebar menampilkan sosok Hali. Mata merahnya menatap kedepan, tajam.

"BERHENTI! JANGAN BAWA Y/N!" teriak Hali geram, tangan kanannya seketika muncul pedang halilintar-nya. Ia melihat kamu yang meminta pertolongan pemuda bernetra merah itu.

"Gerakkan kilat! Serangan tebas halilintar!" seru Hali menggunakan kekuatan halilintarnya, bergerak cepat menghampiri dua orang itu.

Ketika sudah berada di dekat pria berjubah dan kamu. Hali mengangkat pedang halilintarnya ingin menebas kepala pria itu.

"Kyaah!"

Sreet!

  Aliran petirnya terlihat menyambar di dalam ruangan gelap ini. Hali mendarat mulus setelah menebas pria tersebut. Ia berdiri dengan sanggahan pedang yang menancap di lantai, menoleh ke belakang.

Mata merah itu membulat sempurna, tidak percaya. Melihat bahwa serangannya berakhir sia-sia walau sempat membuat bangunan ini bercahaya karena kekuatan miliknya. Kedua kaki Hali seolah tidak bisa menyangga tubuhnya melihat kalau kamu sudah di bawa oleh orang jahat itu.

Hali bertekuk lutut, air mata yang tidak pernah terlihat dari seroang pemuda datar seperti Hali. Kini air matanya jatuh, bulir air jatuh ke tanah dan di air tersebut terlihat Hali merasa kecewa. Kecewa karena tidak bisa menyelamatkanmu dari orang jahat! Hali mencabut pedang dari sampingnya lalu melemparkan ke depan. Sehingga membuat seperti kilatan merah menyala.

   Thorn melihat ada sinar merah dalam gudang dan yakin kalau di dalam sana ada Hali. Pemuda bertopi hijau bergegas ke gudang sembari berteriak.

"KAK HALI! KAK HALI!" seperti itulah teriakan Thorn yang memekikkan telinga.

  Pemuda berwajah polos menggemaskan itu melihat kakaknya putus asa seperti kehilangan harapan. Ia segera menghampiri Hali, kakak tertua keluarga Boboiboy.

"Kak Hali!" teriak Thorn langsung duduk, memegang bahu sang kakak. Raut wajah Thorn seketika berubah menjadi sedih.

"Kak Hali, sebenarnya ada apa? Kenapa Kak Hali menangis?" tanya Thorn hati-hati dengan suara pelan.

-7 Kurcaci Element-

"Kakak gagal!" ucap Hali menatap ke depan tanpa menoleh ke Thorn.

  Tidak lama kemudian datanglah yang lain memasuki gudang yang sedikit berantakan. Mereka melihat Hali bertekuk lutut, arah pandang ke depan lalu menunduk. Semua saling beradu pandang satu sama lainnya dan mereka mendapatkan feeling buruk.

"Kakak gagal, menyelamatkan Y/n dari orang jahat!" lanjut Hali membuat semua orang terkejut.

"APA? Y/N DICULIK!" Pekik Blaze dan Taufan kompak.

Mata Gempa terbelalak tidak percaya mendengar kabar buruk ini. Solar menelan saliva susah payah, dalam hatinya ada terselubung rasa kecewa, tidak bisa melindungi teman yang baik. Seandainya ia tadi mengikuti mu dari belakang secara diam-diam maka kejadian pahit ini, tidak akan pernah terjadi.

"Siapa yang menculik Y/n? Aku akan memanggangnya seperti ayam bakar!" geram Blaze, tangannya mengepal kuat. Ingin menghajar seseorang tampa ampun.

"Aku akan membuatnya pusing tujuh keliling dengan pusaran anginku!" ucap Taufan mengeluarkan pusaran angin dari tangan lalu menghilangkan pusaran angin itu dengan menggenggam kuat. Ia tidak menyangka kalau selama ini ada yang mengincar dirimu. Namun, untuk apa?

Solar ingin mengutuk orang itu, mengingat kejadian yang pernah ia alami bersamamu. "Kita harus menyelamatkan Y/n! Sebelum terlambat!" pungkas Solar memberikan keputusan sepihak membuat yang lain tertuju ke pemuda berkacamata itu.

"Kau tidak boleh. Mengambil keputusan sepihak begitu aja tanpa berpikir panjang!" protes Ying berkacak pinggang.

"Kalau lama-lama. Kasihan Y/n!" kata Solar yang memang benar adanya.

  Mereka semua saling beradu pandang dan mengambil keputusan yang bijak lagi serta tidak terlalu gegabah. Musuh memberikan kode untuk berperang. Namun, pikiran Solar berbeda, ia takut kalau kamu akan menjadi uji coba sama halnya dengan cerita si buruk rupa dan professor.

    Hali sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungimu dari marabahaya di sekitar. Akan tetapi apa? Ia malah tidak bisa menyelamatkanmu dari orang jahat. Ia tidak akan memaafkan diri sendiri. Thorn, pemuda polos tersebut sudah dibasahi air mata yang bergelinang deras. Pemuda bertopi hijau itu adalah orang yang pertama, berkenalan denganmu.

Thorn tidak bisa memaafkan orang yang berani menculikmu. Hali bangkit berdiri, ia masih dilanda dengan amarah tinggi.

"Kita akan menyelamatkan Y/n! Secepatnya."

-7 Kurcaci-

Bersambung...

Hai ketemu lagi, maaf ya. Kalau part ini pendek banget :). Part selanjutnya, aku usahain panjang pada umumnya. Okay, bye..

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang