Pengagum Rahasia (Hali)

136 13 0
                                    

Hai semua, akhirnya aku membuat One Shot sesuai janji ku hehe. Maaf ya lama, soalnya baru bisa buat sekarang^^. I hope you like it all❤️😀

One shot Boboiboy Halilintar x You

Sudut pandang Y/n POV

Dan tunggu one shot Boboiboy lainnya ya sebagai tambahan dari 7 Kurcaci elements ^^

~~~~~

   Sebuah pensil aku genggam erat di tangan kananku menggoreskan setiap garis-garis di atas kertas di depanku. Aku tengah menggambar seseorang yang selama ini aku kagumi dan menyukainya secara diam-diam. Tidak tahu kenapa? Rasa ini tiba-tiba datang di perasaan ku dan disisi lain juga ada rasa iri, tidak pantas jadi pasangannya. Orang yang aku sukai adalah Boboiboy Halilintar, ia menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah ini, SMA Enam.

Pensil kembali ku letakkan di tempat wadah peralatan alat tulis dan melihat seksama, sosok yang ku gambar. Seorang pemuda memakai topi berwarna hitam dan terdapat lambang petir di tengah-tengah. Kenapa aku bisa mengangumi pemuda itu? Karena aku pernah di ganggu oleh kakak kelas saat pertama kali aku jadi anak baru dan saat itu kedua orang tuaku, tidak bisa menjemput ku sebab Della tiba-tiba sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Aku yang sudah menunggu lama di sekolah hingga sepi memutuskan untuk jalan menuju ke gang, jalan pintas agar aku bisa mendapatkan angkot menuju ke rumah. Yang tidak tahunya gang tersebut biasanya tempat tongkrongan anak-anak bolos dan suka sekali menganggu murid yang lewat kesini setiap pulang sekolah, sendirian.

"Eh, ada anak baru tuh yang baru masuk hari ini."

"Beneran? Yuk godain dia."

Ucap mereka semua yang menatapku dengan wajah mengerikan, aku segera mempercepat langkahku. Namun, naas, aku dikepung oleh sekelompok anak laki-laki yang nakal. Salah satu anak laki-laki yang membawa minuman di genggamannya menghampiriku dan menuangkan minumannya padaku.

"Ha!" Ucapku tidak percaya mendapatkan guyuran minuman padaku.

Ia bukannya minta maaf melainkan sebaliknya. "Ups! Aku sengaja melakukan ini, anak baru hehe."

"Kau terlalu cepat bung. Harusnya kau menyuruhnya mengerjakan pr pr kita atau uang kalau ia nggak mau baru kau tuangin minuman padanya."

"Hahaa. Kau benar! Ah sepertinya aku terlalu cepat mengambil keputusan." Katanya tersenyum miring menatapku. Aku yang melihat tatapan seperti itu sangatlah takut sekali dan ingin sekali melarikan diri dari sini. Namun, mencoba melarikan diri itu tidak mungkin serta malah memburuk keadaan.

"Kalau begitu. Berikan uang mu pada kami anak baru. Nanti kami akan membiarkanmu pergi dari sini!" ucapnya memalak ku dan mengulurkan tangan meminta uang padaku.

Aku menggeleng cepat menolak permintaan kakak kelas yang meminta uang seenaknya. "Tidak! Aku tidak akan memberikanmu uang. Ini buat ongkos pulang ku."

"Berikan atau kau akan celaka!" Ancamnya tatapan mengerikan. Namun, aku masih dalam pendirian ku tidak akan memberikannya satu persen sedikit pun.

"Tidak akan!" Tegas ku menolak mentah-mentah.

Ia yang mulai geram padaku pada akhirnya ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan memukul ku hingga aku terjatuh. Mataku terbelalak tidak percaya akan mendapatkan pukulan ini, mereka sama sekali tidak memandang cowok atau cewek.

Sialan!—umpatku mendongak melihat ia memandang ku remeh..

"Berikan atau kau akan mendapatkan pukulan lagi!" katanya lagi dan aku masih menegaskan kalau aku menolak mentah-mentah.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang