Part 40: Burung

114 23 11
                                    

"Kakak lucu deh,"kata Della tertawa di ajak main oleh Gempa.

Gempa tersenyum dan mengajak gadis lucu itu bermain sambil menyanyikan lagu,"pok ami-ami belalang kupu-kupu, Della yang cantik,"

"Kak Gempa yang punya!"lanjut Della menyanyi sambil tertawa baginya ini permainan yang menurutnya menyenangkan. Della melirik ke Hali yang sibuk dengan ponselnya sambil menyumpal headsheet di telinganya.

Iris mata merahnya menatap layar ponsel begitu serius, ia memainkan game amoung us yang lagi ngetren sekarang dan bermain mobel yang jelas bukan legend. Karena Hali orang milenial bukan legend:v.

"Kak Hali, nggak main?"tanya Della menatap Hali polos. Si empu yang di ajak ngobrol nggak denger auto budek. Jadi Della narik headsheet membuat pandangan Hali teralih ke gadis itu membuat orang Hali di game kena impostor:v

Dead guys kena impostor.

"Anjir, ternyata dia impostor. Andai aku ada di sana kena pedang petir gue!"umpat Hali menatap layar ponselnya yang orang di amoung us jadi hantu.

Della yang mendengar kata nggak baik itu di ulang,"apa itu anjir?"tanya Della polos banget sampai aku ingin sekali cubit pipinya.

"Hei hei, jangan bilang gitu nggak boleh."kata Gempa menepuk lantai di sampingnya menyuruh Della duduk di dekatnya.

Hali menyudahi main gamenya itu yang baginya menjengkelkan. Ia melihat adikmu sebentar lalu memutar malas bola matanya, menghela nafas.

Gadis itu menatap Gempa polos,"kenapa tidak boleh berkata anjir? Semua orang boleh berkata begitu. Kenapa aku nggak boleh?"tanya gadis kecil itu begitu polos ngalahin Thorn yang sudah mode polos minta ampun.

Gempa diam mencoba mencari kalimat yang bagus dan tentunya bisa di tangkap oleh gadis berumur 8 tahun ini. Ia menatap Hali menyuruh untuk menjelaskan ke Della, apa itu kata 'Anjir'. Hali seolah peka kode dari Gempa.

"Hmm kata Anjir itu adalah kata umpatan yang artinya tidak boleh untuk di tiru, okay."jelas Hali nada khas datar. Della menatap Hali berusaha untuk memasukkan penjelasan Hali masuk ke dalam otak kecil nya itu lalu di balas angguk membuat Gempa memegang dada, lega.

"Baiklah, Kak. Kalau Della ngambek ke Kak Y/n, aku akan bilang 'umpat' aja ah kan nggak boleh berkata 'anjir'."kata Della menyimpulkan membuat Gempa tertawa detik itu juga sedangkan Hali mengangguk menyembunyikan 'tertawa'.

'Astagfirullah ternyata masih ada yang jauh lebih polos dari Thorn', batin Hali dalam mode drak.

Tak lama kemudian datanglah Taufan dengan pakaian basah, ia duduk di ruangan tengah bersama mereka bertiga.

"Kamu sudah cuci baju sebanyak itu, Taufan?"pemuda yang sudah kehabisan stamina itu hanya mengangguk pelan lalu tepar di sana. Della melihat Taufan naik di perut pemuda tersebut membuat si periang gila itu meringis kesakitan.

"Aduh, sakit!"teriaknya melihat Della naik di atas badannya sambil menatap polos Taufan.

"Kak ayo main sama aku, sama Kak Gempa dan Kak Hali!"ajaknya tersenyum. Taufan membalas senyuman Della.

"Kakak mau istirahat. Kamu main sama Kak Gempa dan Kak Hali aja. Kamu turun dari sini entar bajumu basah."kata Taufan mengangkat tubuh kecil Della ke atas lalu berganti posisi duduk dan menaruh Della, perlahan.

Ia melihat Hali dan Gempa bergantian,"kenapa Della ada disini? Dimana Y/n?"pertanyaan sama kembali terdengar lagi.

"Y/n pergi sama Solar."jawab Gempa membuat Taufan kaget setengah mati.

"WAPAH Y/N PERGI SAMA SOLAR? DEMI APA WOI?"Pekik lebay Taufan keluar guys dan air liurnya muncrat ke wajah cantik putri kecil, Della.

"Iyuh, Kakak jorok!"

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang