Part 12: Ulangan Dadakan

250 31 4
                                    

     Semua murid duduk menegang melihat sebuah tulisan berukuran besar di papan tulis putih itu. Di sana tertulis bahwa ada Ulangan Matematika secara dadakan!. Tentu saja membuat semua kaget, syok dan ada juga yang pingsan. Gadis yang baru saja masuk sekolah ikutan terkejut melihat ujian dadakan seperti ini. Karena kamu sama sekali belum belajar apalagi pelajaran mapel matematika. Kamu sedikit menyukai pelajaran paling horor di sekolah jika kamu menemukan soal yang sulit kamu tidak akan pernah putus asa menjawab soal tersebut meski harus tidur malam.

Kedua matanya berulang kali berkedip lalu memejamkan mata mengambil nafas panjang, membuka mata kembali melihat seorang pria gendut memakai pakaian seperti super hero dan ikat pinggangnya ada huruf Z. Seingatmu ada yang berkata kalau ada guru yang sering mengasih ulangan dadakan terutama di mapel matematika yaitu Papa Zola.

Pria tersebut menatap semua murid dengan senyuman miring penuh arti. Beliau melayangkan beberapa soal ujian dadakan dan memukulnya dengan penggaris panjang kuning. Lembaran soal tersebut menuju ke bangku masing-masing murid dan semua murid menangkap soal-soal tersebut dengan gaya yang berbeda-beda. Dan ada yang sampai naik meja untuk mengambil soal bertebangan itu ada juga yang tidak siap sampai mendarat ke wajah hingga terjungkir dari kursinya.

  Kamu yang ketagori belum siap siaga menerima soal, lembaran itu berhasil mendarat ke wajah cantikmu. Solar hanya menangkap soal dari Papa Zola seperti permainan bisbol dan langsung mengerjakan tugas. Kertas yang sukses mendarat di wajah, kamu letakkan ke tempat yang seharusnya. Matamu mulai kantuk hanya melihat lima soal pendek matematika dan jawaban yang akan menjadi akar paling panjang.

Hate this.

Papa Zola menatap semua murid serius sambil membawa penggaris panjang yang setia menemani di waktu ulangan dadakan. "Papa tidak mau kalian ada yang menoleh ke bangku temannya dan mencontek! Jika itu terjadi. Maka kalian semua, murid kebenaran, berbohong pada Papa!"ucap Papa Zola memperingatkan semua murid dan sedikit ngedrama di akhir kalimat.

Helaan nafas kasar terasa lagi sudah berulang kali kamu menghela nafas kasar. Kepala sudah mulai pusing memikirkan rumus matematika yang membingungkan dan peringatan dari Papa Zola sudah was-was. Kamu melirik sedikit ke belakang melihat pemuda bertopi putih itu dengan santainya mengerjakan soal ulangan dadakan tanpa bertanya sedikit pun.

Pandangnya kembali melihat soal dan terpaksa menjawab soal yang bisa dibilang mudah. Ketika sudah selesai mengerjakan tiga nomor, nomor selanjutnya kamu belum bisa cara mengerjakan rumus menghitung cermin bangunan dan ada X-Y.

"Kenapa nggak sekalian X Men dan Y Girl sih?"gumammu kesal. Otaknya tidak bisa diajak berkompromi untuk mengingat rumus itu. Kamu mengigit bibir bawah mengusir keraguan dan mencari bagaimana caranya bertanya ke teman depan, belakang dan sebelah. Kamu kalau dijelaskan rumusnya dan cara menghitungnya akan cepat paham.

Ketahuilah kalau kamu memiliki IQ rata-rata dan sampai melampui batas sesuai keinginanmu. Kamu pernah melampaui target nilai saat ulangan pertengahan semester di SMP dulu, kamu memiliki target nilai 80 dan saat mengerjakan ulangan banyak sekali soal-soal yang tidak kamu ketahui. Beberapa soal juga tidak seperti di kisi-kisi jadi kamu hanya bisa menjawab apa saja yang kamu tahui. Di hari pembagian hasil ulangan sebanyak 4 mapel pelajaranmu mendapatkan nilai sempurna. Itu kebetulan atau keberuntungan yang penting itu diluar dugaanmu.

'Bagaimana ini, aku tidak tahu rumusnya?'--batinmu  menatap jam dinding yang ada di atas papan tulis. Jarum jam menunjukkan angka setengah sembilan sebentar lagi istirahat akan datang pukul sembilan lebih lima belas menit. Lalu sebuah ide muncul kata-kata Papa Zola terdengar lagi di kedua daun telingamu,meng-replay.

Katanya tidak boleh menoleh ke arah teman dan mencontek tapi kalau bertanya itu boleh. Seulas senyum terlukis jelas di wajahmu.

"Kenapa aku tidak kepikiran daritadi sih?"gumamnya.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang