Part 39: Target

123 20 21
                                    

Terlihat Taufan sedang mencuci banyak pakaian seperti menjadi laundry dadakan. Bagaimana tidak? ia harus mencuci pakaian Blaze dan Thorn plus pakaiannya juga. Padahal ia hanya mencuci sapu tangan milikmu tapi ujung-unjungnya adik laknat, sekawan jail menjadikan ia babu.

Taufan mengucek pakaian yang putih dan menunggu pakaian Blaze sudah selesai di cuci memakai mesin cuci. Halilintar yang kebetulan lewat melihat Taufan yang membantu mencuci pakaian adiknya.

"Rajin sekali, kau,"kata Hali. Taufan menoleh melihat muka triplek itu.

Taufan tertawa kecil,"iya, kak. Makasih hehehe."

"Kalau besok kamu nganggur, cuciin pakaianku juga. Aku besok harus menghadiri meeting di sekolah urusan osis, jadi tulung ya. Taufan."kata Hali langsung pergi ke taman belakang. Taufan yang ingin berkata ter-urungkan niat.

Mimik wajah Taufan tidak bisa di deskripsikan ia sampai mengutuk yang nulis sangat lah kejam sebab ia selalu ternistakan di sini.

Blaze menuju ke ruang tengah yang di sana ada Gempa sedang menonton film Frozen. Ia melihat sekeliling rasanya rumah sangat sepi sekali tidak ada keributan. Mata merahnya melihat tidak ada Ice maupun Solar di sini.

"Loh, Mana Ice dan Solar?"

"Mereka pergi. Kau kan juga harus pergi latihan."kata Gempa yang tidak mengalihkan pandang dari film frozen.

"Oh, aku nungguin Thorn yang masih nyiram tumbuhan nya,"kata Blaze beberapa menit kemudian orang yang di bicarakan datang, memang Thorn panjang umur.

"Kalian hati-hati loh di luar sana. Kita harus waspada entar orang jahat muncul."kata Gempa mengingatkan mereka berdua.

"Siap kak!"jawab mereka kompak.

Mereka berdua berlalu pergi menuju pintu utama setelah membuka pintu. Mereka berdua terkejut melihat wanita paruh baya dan anak perempuan kecil menggemaskan sudah ada di depan pintu.

"Loh, Tante Wilda dan Della. Kesini?"ucap Thorn terkejut, Blaze tersenyum ke mamamu.

"Anu, maaf. Della ingin aku titipkan ke sini,boleh. Karena Y/n tidak ada di rumah."kata Wilda tersenyum ramah.

"Loh memangnya Y/n pergi kemana?"ucap Blaze kepo. Setahu dia, kamu sama sekali tidak pernah pergi sendirian dan tetap berada di rumah kan kamu gadis baik-baik.

"Y/n di ajak sama Pemuda bertopi putih memakai kacamata, kalau nggak salah namanya Gempa? Benar bukan?"ucap beliau menyebutkan ciri-ciri pemuda yang di maksud. Seperti mencari anak hilang.

"Itu Solar, te,bukan Gempa."kata Thorn membenarkan.

"Kak Thorn, main yuk!"ajak Della ke Thorn.

"Kak Thorn, ada hal penting jadi nggak bisa main."kata Thorn membuat Della cemberut.

Lalu Hali datang dan bertanya ke Blaze dan Thorn tentang latihan nya. Wilda meminta 7 bersaudara itu menjaga gadis kecil nya karena Wilda sudah terlambat dengan urusan penting.

"Memangnya Y/n pergi?"tanya Hali setelah Wilda sudah pergi menaiki sepeda motornya.

"Y/n pergi, Kak sama Solar."kata Thorn lalu Hali terkejut bukan main.

"Apa Solar!"

*7 Kurcaci Element*

   Solar dan kamu saling beradu pandang sedih sebab tempat penerbitan ini sudah 'bangkrut' oleh sebab itu tempat dan barang di sini sudah tidak terawat. Pemuda tampan itu bernama Viko Yoshimato, berumur 19 tahun. Viko adalah pemilik usaha ini dan di temani Rio yang kini berubah nama menjadi Syahroni.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang