Boneka hiu Ice

51 5 0
                                    

"Ini untukmu, y/n." ucap seorang anak laki-laki bertopi biru laut dengan malu-malu memberikan kamu sebuah boneka hiu berwarna pink.

"Eh ini untuk aku?" ucap mu mengambil boneka hiu pink dari tangan anak laki-laki bertopi biru.

Kamu mengamati boneka hiu itu nampak cantik dan juga lucu. Seulas senyum terukir jelas di bibir mu, rasa senang mendapatkan boneka dari teman berharga mu, Ice.

"Terima kasih, Ice. Aku akan menjaga boneka ini sebaik mungkin." ucap mu sembari menyayangi boneka hiu kecil di pipimu.

Pipi ice memerah padam dan senang bisa melihatmu sangatlah senang bisa mendapatkan boneka hiu darinya. Ice juga memperlihatkan boneka hiu berwarna biru laut padamu.

"Ini punyaku dan yang itu punyamu. Aku sengaja membeli boneka satu pasang saat di mall. Semoga kamu menyukainya y/n." kata Ice tersenyum sumringah padamu.

      Kejadian 23 tahun yang lalu sangatlah indah buat di kenang. Sekarang Ice, pria itu sama sekali tidak ada kabar semenjak ia pindah ke luar kota dan juga sudah lost kontak begitu lama. Tas milik seorang wanita di tas tersebut terdapat boneka hiu kecil sebagai gantungan tas miliknya. Dimana-mana wanita itu pergi pasti ada hiu kecil yang menemaninya.

Setiap kamu melihat atau mengelus boneka tersebut pasti akan mengingat Ice dan kata-kata mutiara dari mulut Ice.

"Kenapa kamu memberikanku boneka ini? Bukannya bonekanya satu pasang?" ucap mu menatap polos Ice.

"Kita kan teman selama-lamanya jadi aku memberikan mu boneka hiu ini. Aku akan menjaganya dan kau juga, siapa tahu kalau kita besar nanti bakal dipertemukan lagi. Boneka ini sebagai tanda, bahwa kita akan bertemu lagi suatu saat nanti!" kata Ice tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putih.

   Pintu lift terbuka dan kamu mulai buru-buru keluar karena ada kabar dari bos bahwa meetingnya akan dimulai sebentar lagi. Ketika kamu keluar lift menyenggol seorang pria membuat gantungan boneka hiu pink yang ada di tasmu terjatuh. Dan kamu tidak sempat melihat pria yang tidak sengaja kamu tabrak tadi.

"Maafkan aku tuan, aku buru-buru!" ucap mu berlari kecil menggunakan sepatu high tinggi sepanjang koridor.

Pria itu menatap punggung mu dan tidak sempat juga melihat wajahmu. Menunduk, melihat ada suatu barang yang jatuh yaitu boneka hiu berwarna pink. Pria itu memungutnya dan melihat secara lamat-lamat boneka tersebut.

"Ini kan. Bonekanya wanita tadi yang tidak sengaja menyenggol ku." gumamnya dan ia segera masuk ke lift, tidak mengejar dirimu.

  Menatap pintu kantor dan keringat dingin sudah terlihat dari pelipis dahi mu. Jantungmu berdebar-debar tidak karuan, takut kalau bos akan marah atas keterlambatan mu. Dengan ragu, kamu mengetuk pintu berharap di dalam kamu tidak akan di marahi oleh bos.

  Tidak ada jawaban dari dalam membuat kamu mati kutu berdiri di depan kantor. Saat pikiranmu kacau balau terlalu takut di marahi ada seseorang di belakang mu tanpa kamu sadari. Menepuk bahu mu pelan sehingga kamu terkejut dan reflek menoleh ke belakang membelalakkan mata sempurna.

"Bos Solar!" pekik mu melihat bos sudah berada di belakangmu tanpa kamu sadari keberadaannya.

"A-a-aku minta maaf. Udah terlambat karena di jalanan ma—"belum sempat kamu menyelesaikan kalimat. Solar mengelus kepala mu membuat dirimu diam membeku.

Solar menunjukkan senyuman bukan amarah yang biasanya kamu debgar tiap hari tanpa henti. Namun, kali ini berbeda. "Sudahlah, lupakan. Yang lalu biarlah berlalu, seketaris y/n." katanya tidak lupa menekan hidung mu.

"Apaan sih, bos. Aku ini terlambat loh. Anu, sekali lagi aku minta maaf." katamu lagi merasa tidak enak.

"Urus sisanya dan sebentar lagi aku meeting. Dan kamu nanti ada waktu luang kan?" kata Solar dan kamu terdiam sejenak berpikir kalau Solar ingin bicara hal penting dalam pekerjaan.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang