66. Hadir Acara Sekolah

101 16 0
                                    

  SMA Enam sudah dipenuhi banyak hiasan-hiasan meriah serta murid yang memakai pakaian unik-unik seperti pesta topeng. Mereka semua berencana mengisi pesta ini semeriah mungkin. Acara ini sengaja di isi pada sore hari ditemani oleh senja, di lapangan sekolah begitu banyak makanan di bazar.

Penampilan kue serta aroma yang lezat sangat menggunggah selera salah satunya adalah Papa Zola. Beliau sedari tadi berada di sana dan mencium-cium aroma makanan satu-persatu.

"Hmm, aromanya sangat lezat sekali. Rasanya ingin ku coba satu." ucap Papa Zola yang sudah ngiler melihat makanan super lezat tepat di depannya. Bahkan air liurnya sudah menetes keluar dari mulutnya.

Ketika Papa Zola mengambil salah satu makanan dari atas meja dan ingin memakannya. Dengan cepat, terhenti, melirik ke kanan melihatmu tersenyum sumringah.

"Hai Papa Zola." sapamu ramah.

Papa Zola tidak menggubris pertanyaan mu. Ia meletakkan makanannya kembali di atas meja lalu menatapmu lebih dekat. Membuatmu terkejut dan sedikit menjauh dari wajah Papa Zola, dahimu berkerut samar, berkata,"guru kenapa nih?" tanya mu.

"Apa kita saling kenal?" pertanyaan bodoh sukses keluar dari mulut Papa Zola. Kamu mengerutkan kening mendengar pertanyaan konyol Papa Zola. Masa tidak mengenal murid sendiri? —pikirmu.

Sekarang dirimu memakai pakaian dress kecil berwarna navy, memakai bando yang ada bunga rose berwarna senada. Rambut dibiarkan tergerai hingga ke bawah di tambah topeng warna senada juga. Pantas aja, Papa Zola tidak mengenalmu karena kamu memakai topeng, menyunggingkan senyuman membuat dirimu terlihat sangat manis. Kamu melepaskan topeng yang menempel di wajahmu dan Papa Zola memekik.

"AKU PIKIR SIAPA? TERNYATA KAU Y/N! Oh! Murid kebenaran, terlihat sangat berbeda." pekik Papa Zola sembari memutar badan dan menempelkan tangan ke dahinya, tersenyum.

"Y/n."

"Iya, Papa Zola."

"Kenapa kau nampak berbeda? Dan seperti pesta kostum?" tanyanya. Tentu saja, kamu balik tanya ke Papa Zola karena beliau juga memakai kostum super hero dengan lambang 'P' setiap hari.

"Eeh? Bukannya Papa Zola selalu pakai kostum setiap hari?" ucapmu polos.

"Wahai anak muda kebenaran! Ini adalah kostum pahlawan kebenaran. Mana bisa ditinggalkan begitu saja, kalau Papa sering menyelamatkan dunia, setiap hari." kata Papa Zola berkacak pinggang menatap ke depan, sebagai pahlawan negara.

Kamu hanya memasang wajah datar melihat sikap guru yang super duper percaya diri. Lalu kamu dan Papa Zola mendengar suara bersisik para murid yang asik mengobrol santai tiba-tiba berlari ke arah gerbang sekolah sambil berteriak-teriak histeris. Keduanya menoleh ke belakang begitu banyak murid sudah bergerombol di sana membuat pandangan terganggu. Kamu sangat penasaran, siapa yang datang?

Sampai-sampai murid lainnya berbondong-bondong ke sana.

  Ada beberapa murid yang membuka jalan dan masih berteriak gak jelas. Ketika tahu, siapa yang mencuri pandang orang lain ternyata 7 bersaudara Boboiboy. Mereka semua memakai pakaian jas dengan warna khas mereka di tambah penampilan mereka yang membuat siapa saja, tidak bakal mengedip sama sekali.

Style mereka bertujuh memang bikin arah pandang yang lain tertuju ke arah mereka. Terutama Solar, ia tidak memakai kacamata memperlihatkan mata kuning bak cahaya serta topi yang selalu menutupi rambutnya, kini dibiarkan terbuka dan mempersilahkan angin memainkan rambut yang di model sedikit jambul.

"Eh bukannya, Solar itu..."

"Dia seperti selebgram yang telah lama menghilang." kata salah satu gadis di sana. Dan Solar mendengar pembicaraan mereka.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang