Part 41: Hold On

126 27 33
                                    

Suasana taman bermain sangat ramai sekali sebab taman bermain disini masih baru dan banyak dari orang luar berbondong-bondong ke sini. Kamu melihat wahana bermain sangat lah banyak. Solar mengajakmu bermain tembak-tembak an.

Solar memegang pistol air begitupun dengan kamu harus mengenai target yang sudah di sediakan. Setelah bermain itu kamu mengajak Solar bermain di komedi putar. Kalian sangat menikmati permainan di sana sembari canda tawa.

Ini sudah benar-benar kencan.

Ketika kalian berdua berjalan, kamu melihat anak kecil yang tengah menangis di sana.

"Adik kecil kenapa menangis?"tanyamu pada anak kecil itu.

"Aku mau boneka itu tapi aku selalu gagal menjatuhkan kalengnya!"jelasnya sambil menunjuk ke permainan yang di maksud. Kamu mencoba memainkan nya, dua bola sudah terlempar tapi tetap saja kaleng itu tidak jatuh.

Ini ada sesuatu yang janggal, batinmu kesal.

Kini kamu tinggal satu kesempatan lagi, kamu mencoba fokus mengenai tumpukan kaleng itu, kamu tahu kalau penjaga permainan ini melakukan hal yang curang. Solar melihatmu dari jauh tersenyum.

"Hiya!"serumu melemparkan bola terakhir menuju ke kaleng tersebut. Solar menembakkan dua cahaya ke bola mu seketika kaleng-kaleng itu terjatuh. Tidak, tidak hanya tiga tumpuk yang jatuh melainkan kaleng yang ada di segala sisi ikut terjatuh membuat orang penjaga terkejut dan bangkrut:v.

"Ambil hadiah semuanya!"

Kamu merasa senang berhasil menaklukkan semua kaleng-kaleng tidak berharga itu. Anak kecil tadi tidak kalah senang bisa mendapatkan boneka yang di inginkan nya. Kamu memeluk boneka super gede di tanganmu.

Solar datang sembari membawakan dua minuman cokelat,"puas main?"kamu hanya terkekeh.

Ini adalah hari yang sangat indah. Kamu meminum cokelat yang segar seraya memakan pentol,"habis ini kita naik bianglala ya?"ucapmu di balas angguk Solar.

"Siap!"

Setelah beristirahat Solar dan Kamu menaiki bianglala yang besar itu. Kamu duduk berhadapan dengan Solar, pandang mu melihat pemandangan yang sangat indah dari bianglala. Saat putaran ke dua, tiba-tiba bianglala itu berhenti.

"Kenapa berhenti?"tanyamu.

"Aku rasa sebentar lagi, akan bergerak lagi."kata Solar masih positif thinking, kamu menatap Solar lamat-lamat, pemuda itu selain pendiam di sekolah ternyata ia juga perhatian.

"Hmm, oh iya, soal tadi tentang penerbit. Kenapa kau seyakin itu?"tanyamu penasaran.

"Oh itu. Aku akan mempromosikan karyaku lewat instagram milikku bisa di katakan aku ini adalah selebgram."kata Solar santai membuat mu kaget tidak percaya.

"Apa selebgram?"ucap mu tidak percaya. Bagaimana pun Solar ini kalau di sekolah pendiam, hemat bicara, bodoh amat dan lebih menyibukkan diri seperti membuat komik. Solar juga sibuk dengan belajar dan belajar sampai kamu bingung seberapa besar IQ milik Solar yang bisa menampung banyak materi.

Kamu saja belajar dua mapel sudah bingung.

Bianglala yang kalian tumpangi tidak kunjung berjalan. Kamu ketakutan tidak bisa turun dari sini serta banyak teriakan orang yang naik bianglala ini, panik.

"Lar, gimana ini?kita tidak bisa turun?"ucapmu menitihkan air mata karena takut.

"Kamu jangan panik, aku harap,"belum sempat Solar menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba ada serangan yang entah darimana asalnya mengenai kandang yang di tempati olehmu. Solar yang menyadari itu memelukmu erat.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang