Part 25: Jogging

140 22 8
                                    

Matahari kembali menerangi bumi. Mentari pagi yang selalu memberi vitamin D setiap harinya. Beberapa orang kembali beraktivitas seperti jogging, bersepeda menuju taman.

  Taman selalu ramai apalagi hari weekend seperti ini. Seseorang tengah duduk di teras sibuk mengikat tali sepatu jogging. Ya, hari ini ia akan jogging. Ini sudah menjadi jamnya selalu jogging. Lalu seorang pemuda lain juga seperti itu. Keduanya menggunakan kaos dan celana pendek.

"Thorn, mana Blaze?katanya mau jogging."kata Solar setelah mengikat tali sepatu bangkit berdiri menoleh kearah Thorn.

Thorn sudah selesai dengan ikat tali sepatunya,"masih di dalam Lar. Entah tuh ngapain dia."katanya .

"Hoi apa kabar adik-adikku yang barusan ghibahin aku."ucap Blaze nada ceria. Kedua mata adiknya melongo melihat penampilan Blaze yang berbeda banget.

Ya, pakaian joggingnya berbeda sekali, sebelumnya Blaze hanya memakai kaos tidak berlengan dan celana selutut tapi sekarang  ia memakai jaket berwarna merah dan ada sedikit warna kuning. Satu hal lagi Blaze tidak memakai topi melainkan ikat kepala.

"Bagiamana baguskan penampilanku?"ucapnya berkacak pinggang dan menunjukkan gigi putihnya sesekali menggoyangkan sebelah alis mengarah kedua adiknya.

Solar tiba-tiba merinding,"hi ngeri. Blaze masang pose gitu badanku tiba-tiba merinding. Jangan-jangan mbak kunti lagi lewat."kata Solar dibalas teriakan dari dalam rumah.

"Woi jangan sebut mbak kunti. Badanku merinding nih!"

"Maaf kak,aku sengaja."

Mereka bertiga menunggu saudara yang lain. Mereka pada lemot semua dan Solar sudah janji sama kamu kalau hari ini ia akan ke rumahnya untuk belajar bersama. Tak lama kemudian orang yang di tunggu udah siap semua dengan pakaian yang wow buat semua pada mimisan.

  Mereka tujuh kurcaci mulai jogging bersama mengelilingi Komplek Bonnara. Tidak sedikit warga menyapa mereka bertujuh dan ada yang teriak memanggil nama-nama mereka. Hali berada di depan ia jogging sangat santai. Ice jogging sembari mendengarkan lagu dari headsetnya. Gempa dan lainnya jogging seperti pada umumnya.

Di pertengahan jalan Taufan memberikan tantangan siapa dulu sampai taman itu adalah pemenangnya kalau menang Taufan akan mentraktir makanan. Tentu saja itu membuat Thorn dan Blaze tergiur.

"Ayo siapa takut?"ucap Blaze yang merasa dirinya tertantang. Ketiga pemuda tersebut berlari menuju ke taman. Gempa berteriak kencang,"Jangan lari!"namun teriakannya itu tidak di gubris sama tim trouble maker.

Pemuda bertopi cokelat itu hanya bisa menghela nafas kasar melihat trouble maker yang membuat ulah. Solar menyamai jogging Gempa menoleh kearah kakaknya itu, "biarkan mereka lari-larian. Nanti kalau jatuh bangun lagi tuh anak."kata Solar berjalan cepat ingin menyusul Hali.

    Gerakan kaki ketiganya begitu cepat mereka hampir sampai ke garis finis. Taufan mempercepat larinya begitupun dengan Blaze dan Thorn. Pemuda memakai ikat kepala tersebut menggertak giginya  ia tidak mau kalah dalam permainan kali ini.

  Blaze mempercepat larinya seperti ia sering berlari di lapangan sepak bola, mengejar bola dari kaki lawan. Kedua mata merah menyala berkobar seperti api. Pemuda tersebut berlari sekencang-kencangnya Thorn yang ada di depan terkejut saat Blaze menyalip Thorn.

"Wuw, Kak Blaze cepat amat."ucap Thorn terkagum dengan kecepatan lari Blaze. Ia tidak mau kalah secepat itu.

   Taufan yang berada di depan tertawa puas dan dalam hatinya sudah yakin bahwa ia akan menang sampai garis finis. Dan ia juga tidak bakal mentraktir dua saudaranya itu hahaha. Saat Taufan merasa puas dengan tantangan yang ia buat sendiri tidak ada seorang pun yang mampu menyalip dirinya. Karena Taufan adalah angin.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang