Kamu (Taufan)

75 8 0
                                    

  Short Story kembali update nih. Kali ini aku membawa Short Story Taufan ya. Semoga suka. Makasih yang udah baca,vote dan komennya ❤️ author seneng banget.

💙
💙
💙
💙
💙
💙
💙

Happy Reading

-7 Kurcaci Elements-

   Pemuda bertopi biru dengan corak putih miring tengah berjalan lesu menuju ke suatu tempat dimana kamu sudah merasa senang di sana. Seulas senyum sama sekali tidak ada di wajah periang pemuda bernama Boboiboy Taufan. Wajah ceria Taufan seketika sirna saat dirimu benar-benar pergi untuk selama-lamanya.

Sekarang Taufan duduk di gundukan tanah tempat peristirahatan terakhir kamu. Waktu berlalu sangatlah cepat dan tuhan terlalu sayang padamu sehingga mengambil mu lebih dulu padahal Taufan ingin sekali memberikan sesuatu yang penting dan tanda kebahagiaan. Tofan mengambil sebuah kalung begitu indah dengan liontin cinta, ia kalung kan ke papan nama mu "Y/N" lalu berdoa semoga kamu senang di sana tanpa mengkhawatirkan Taufan.

Selesai berdoa, dia membersihkan sedikit daun di gundukan tanah, berkata,"kenapa kamu pergi duluan? Kenapa kamu nggak pernah cerita padaku kalau kamu punya penyakit mematikan. Jangan bilang, kamu tidak ingin melihatku sedih. Justru kamu membuatku bertambah sedih karena aku tidak tahu, penyakit yang kamu derita." kata Taufan menangis tersedu-sedu.

Bulir air matanya turun membasahi tempat peristirahatan mu. Hati Taufan kecewa sekaligus sedih, kamu menyimpan rahasia besar ini dan menyimpan semua beban yang kamu pikul seorang diri. Taufan adalah teman pertamamu saat kamu awal pindah sekolah karena pekerjaan ayahmu.

   Kamu berpikir kalau di sekolah baru tidak akan mendapatkan satu teman. Namun, dugaan mu salah besar. Di sekolah baru ini kamu mendapatkan teman banyak banget dan bisa bertemu sahabat Taufan seperti Ying dan Yaya. Mereka bertiga adalah teman sekaligus sahabatmu di sekolah baru serta menemani mu ketika penyakit kanker yang diderita mu mulai kambuh.

Rasa nyeri di perut mu dan bisa membuat dirimu kehilangan kesadaran. Taufan tersenyum dan mengelus namamu, berkata,"bodohnya aku, aku tidak tahu penyakit keras mu dan juga mengakui perasaan ku saat kau ingin pergi. Jadi aku tidak bisa membelikan barang sebagai tanda teman, sahabat sekaligus kekasih."

"Seandainya kamu hidup lebih lama maka aku akan membuatmu tertawa terbahak-bahak serta jail sampai kamu kesal, y/n." Ucapnya sambil terkekeh pelan dan nyaris seperti orang gila, berbicara sendiri di kuburan.

  Tanpa Taufan tahu, tidak jauh darinya ada pemuda bertopi merah menyala bak api menatap sendu, Taufan. Siapa lagi kalau bukan Blaze, sepupu jauh Taufan. Blaze datang ke sini untuk menemani Taufan agar tidak sendirian serta berusaha membuat Taufan merasa senang kembali. Ia melihat begitu seksama di sekitar kuburan, walau masih pagi masih terdapat arwah positif dan negatif berada di sini.

Masih untung mereka cukup dibilang ramah asalkan tidak menganggu.

Blaze bisa melihat makhluk astral, namun, belum terbiasa dengan keberadaan mereka. Tidak tahu mengapa? Semenjak kamu meninggal dan membuat Taufan menangis kehilangan dirimu. Blaze tiba-tiba bisa melihat makhluk astral dalam bentuk beraneka ragam. Ia juga pernah melihat sosok gadis cantik memakai pakaian putih bersih dengan sinar di sekitar tubuhnya.

Blaze terkejut saat proses pemakaman mu, kamu membisikkan sesuatu di telinga Blaze. Pemuda itu melihat Taufan lagi lalu menghela nafas panjang, mendekati Taufan lebih dekat.

"Seandainya aku bisa melihat mu lagi y/n. Pasti aku bakal senang banget seriusan. Aku ingin menghabiskan waktu bersama mu, cuman satu hari, seriusan. Meskipun beda alam." kata Taufan penuh harap bisa bertemu dengan mu lagi membuat Blaze semakin tidak tega melihat sepupunya masih dilanda kesedihan mendalam.

  Duduk di samping Taufan membiarkan pemuda yang selalu ceria dan membuat orang-orang tertawa. Kini menangis histeris. Wajah cerianya kini seolah menjadi topeng semata doang padahal di dalam lubuk hatinya hancur berkeping-keping dan bakal susah untuk terlupakan maupun di bersihkan.

"Sudahlah, Taufan. Kamu jangan sedih dan nangis seperti ini. Kasihan y/n tidak akan tenang jika kamu menangis." kata Blaze sembari mengelus punggung Taufan.

Taufan menatap Blaze penuh air mata, berkata,"bagaimana bisa aku tidak menangis? Blaze. Aku saja, mencoba melupakan y/n tidak bisa. Aku masih teringat itu dan kenapa y/n tidak bilang kalau dia punya penyakit ganas itu!" katanya dan Blaze terkena protes dari Taufan.

Mata merah apinya melotot melihat Taufan memprotes masalah garis besar tersebut bahwa kamu tidak pernah bercerita ke Taufan bahwa kamu punya penyakit berbahaya. Dan kamu sudah tidak bisa menahan lama lagi penyakit yang sedikit demi sedikit kambuh dan kambuh. Sehingga orang yang berada di sekeliling mu terbebani. Jadi kamu memilih untuk pergi untuk selama-lamanya agar semuanya senang termasuk Taufan, kamu tidak mau melihat Taufan terbebani karena kamu.

  Blaze menyuruh Taufan untuk pergi dari sini dan berkata,"y/n tidak akan senang melihatmu berkeluh seperti ini, Taufan. Ia tidak mau kau susah karena mengurusnya dan aku tahu, kamu mencintai y/n kan?" kata Blaze dan Taufan mengalihkan pandang ke arah lain.

Pemuda api itu tersenyum dan menutup mata Taufan, membuka mata batinnya agar pemuda bertopi biru langit bisa melihatmu yang kini sedang duduk di sebelah batu nisan, tersenyum.

Kamu menghampiri Taufan yang terdiam melihatmu dengan pakaian serba putih, cantik. Kamu ingin menghapus air mata Taufan, namun, tangannya hanyalah sebuah transparan tidak bisa disentuh oleh orang yang masih hidup. Namun, Taufan merasakan angin kecil-kecil di sekitar pipi Taufan.

"Yang dikatakan oleh Blaze benar. Lebih baik kamu menerima semuanya apa yang terjadi dan aku memilih ini agar kamu bahagia, Taufan. Aku tidak ingin menjadi beban orang lain."

"Aku juga tidak senang jika kau datang ke sini hanya untuk berkeluh dan berandai-andai. Yang aku inginkan kamu bahagia dan jika kau menemui kebahagiaan mu nanti. Jangan lupa datang ke sini," ucap mu yang terus menerus tersenyum ke Taufan,"memperkenalkan calon istrimu dan kau bisa datang ke sini lagi bersama anak-anak mu. Siapa tahu, ada salah satu anakmu yang mirip denganku." lanjut mu membuat hati Taufan sangat tersentuh dan kamu menempelkan bibir mu ke Taufan lalu menghilang seperti asap.

Blaze yang mendengar itu tersenyum dan Taufan mulai tersadar bahwa berkeluh sia-sia saja. Kamu sudah bahagia di langit bersama tuhan yang kamu inginkan hanya permintaan kecil yaitu melihat Taufan bahagia.

"Terima kasih y/n. Kau sudah mengisi hatiku walau aku...yang penting aku sudah tahu keinginanmu. Maaf, aku selalu berkeluh karena ini terlalu cepat melihat mu sudah tiada." kata Taufan tersenyum tipis mengelus batu nisan mu.

-7 Kurcaci Elements, Kamu-

Tamat....

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang