Part 20: Toko Buku

150 27 7
                                    

Krek

Pintu terbuka mendapati trio trouble maker sudah pulang ke rumah. Mereka bertiga segera masuk ke dalam kamar masing-masing dan membersihkan diri. Pemuda bertopi biru laut memanggil Blaze membuat pemilik nama itu menghentikan langkahnya, menoleh melihat Ice.

"Ada apa Ice?"tanyanya.

"Mana Solar?"tanya Ice mencari keberadaan adiknya itu.

"Dia sedang mampir ke toko buku mungkin ia akan pulang terlambat dan sedikit lama."jawab Blaze cepat dan berlari kecil menuju kamar nya. Ice yang belum selesai bicara hanya bisa menatap punggung Blaze dengan mulut sedikit terbuka. Ingin mengatakan,mengapa ia pulang terlambat dan sedikit lama, memangnya Solar membeli buku apa sampai membutuhkan banyak waktu---pikir Ice menggaruk kepala belakang yang tidak gatal.

Ice berjalan menuju ruang tengah menonton televisi anteng tanpa ada yang berisik. Kemudian ada Hali yang duduk bersebelahan dengan Ice menonton televisi. "Eh mana Solar? Katamu ada perlu dengannya."kata Hali memulai pembicaraan.

Ice menatap layar televisi,"dia sedang pergi ke toko buku. Kata Kak Blaze ia pulang terlambat dan sedikit lama. Aku tidak tahu, Solar memilih buku apa sampai mencari buku itu lama banget."jelasnya sedikit nada jengkel. Bagaimana tidak jengkel secara diam-diam Solar memposting video ketika ia menikmati lagu dari artis Hitz di laman instagramnya tanpa seizin Ice sendiri.

Adik kampret--gerutunya dalam hati ia juga ingin sekali membekukan seluruh tubuh Solar dan hanya mengasih ruang di bagian kepala supaya bisa menghirup udara yang free ini. Pikiran Ice sudah melampaui batas mencoba membunuh adiknya sendiri. Tentunya itu hal paling konyol yang pernah ada, membunuh adiknya sendiri adalah tindakan yang benar-benar konyol.

Hali mengangguk mengiyakan penjelasan Ice barusan. "Pantesan Solar meminjam sepeda motor Gempa. Jadi ini toh, Solar ingin membeli buku."Ice menoleh menatap Hali dari samping, datar.

"Jadi Solar memakai sepeda motor milik Kak Gempa."

"Hooh. Memangnya kau tidak tahu tadi pagi?"

"Nggak, soalnya aku fokus ke jalanan nggak terlalu fokus ke sekitar. Kalau ditabrak gimana? Kau nanti bakal repot."kata Ice. Hali diam sejenak dan mengangguk bahwa adik yang dikenal pemalas ini benar juga.

*7 Kurcaci Elements*

    Sepeda motor sudah berhenti tepat di depan toko kecil yang bertuliskan 'buku itu teman ilmu'. Kamuturun dengan hati-hati lalu Solar turun menoleh ke arahmu mengkode untuk masuk ke toko sederhana itu. Sebuah ruangan dimana banyak sekali buku-buku yang berjajar di rak-rak tertentu. Mulai dari pelajaran, dongeng, sejarah, majalah sampai novel serta beberapa genre tertata rapih. Tidak hanya buku,disini juga ada DVD, film terkenal dan album.

Kamu senang bisa memanjakan mata melihat beberapa album lagu disini. Sedangkan pemuda bertopi putih-abu tersebut berjalan menelusuri jalan mengedarkan pandangannya ke sisi kanan-kiri mencari buku yang menarik untuk di baca. Di rumah, buku novelnya sudah tamat semua dan sudah berkali-kali ia baca sampai bosan.

  Dan sekarang Solar punya sedikit uang untuk membeli satu buku, baginya itu cukup. Lalu terdapat satu judul buku yang menarik perhatiannya ditariknya buku itu dari rak dan membolak-balikan buku tersebut. Melihat cover bukunya yang sangat menarik dan membaca sinopsis buku itu di belakangnya.

  Cerita fantasi bercampur adegan action dan romantis terjebak di labirin waktu. Oh menarik sekali nih cerita,batinnya. Ia mencari buku lainnya siapa tahu ada yang lebih menarik dari buku yang di genggamnya.

  Kamu sudah puas memanjakan mata melihat album artis itu lalu tersadar kalau pemuda yang bersamanya tidak ada. Ia menoleh ke belakang dan ke samping mencari sosok itu. Hatinya sedikit panik dan pikirannya sudah berpikir yang tidak-tidak kalau ia ditinggal sendirian di toko buku ini.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang