Part 07: 5 Pemuda Bertopi

313 43 1
                                    

   Di lapangan ada dua kelompok yang bermain sepak bola dengan semangat berkobar siapa lagi kalau bukan Blaze dan Thorn. Mereka berdua sangat menyukai olahraga satu ini beda dengan Taufan. Taufan menyukai basket sama seperti Halilintar.
 
   Terlihat beberapa grup gadis yang membawa kertas bertuliskan supporter Thorn dan Blaze. Tidak jauh dari supporter disana berdiri pemuda bertopi cokelat melihat pertandingan kedua kelompok ini dan kedua adiknya selalu bermain dengan rasa semangat, terlihat jelas di mata pemuda tersebut.

  Yaya sampai di lapangan dan menoleh kearahmu disampingnya dengan senyuman penuh arti. Kamu merasa tidak enak dengan Yaya memberikan senyuman yang  menyeramkan ngalahin pysycopat. Gadis berhijab tersebut langsung memberikan kotak hasil masakan dirinya ke tanganmu,kamu terbelalak kaget harus membawakan kotak berisikan nasi goreng.

"Ini buat apa?kau memberikanku hasil masakanmu ke aku?"ucapmu cepat ke Yaya, gadis hijab itu menggeleng. "Tidak, kau harus memberikannya ke pemuda bertopi cokelat itu. Itulah koki sekolah SMA Enam ini."katanya santai, tersenyum manis.

"Ehm, kenapa aku? Harusnya kau yang memberikannya bukan a-aku!"ucapmu sedikit gemetar karena harus menghampiri orang asing yang entah sudah berapa kali kamu temui orang asing di matamu. Kamu susah bergaul dan tidak akan berani mendekat kalau orang itu yang mendekati dirimu.

"Alah, Y/N. Tolonglah temanmu ini!"ucap Yaya mengeluarkan puppy eyes miliknya membuatmu tidak tega menolak permintaan Yaya. Baginya Yaya tidak pantas mengeluarkan puppy eyes. Yaya mendorongmu pelan maju menghampiri Gempa.

"Pendapat masakanku gimana ya?bilang juga kalau itu masakanmu Y/N!"teriak Yaya membuat kedua bola [E/C] membulat sempurna. Pertama kamu harus menghampiri orang asing dan meminta pendapat masakan ini. Kedua, kamu juga harus berbohong pada orang itu bahwa ini adalah hasil masakannya padahal ini bukan masakannya.

  Kamu berjalan mendekati pemuda bertopi cokelat yang dimaksud oleh Yaya, ia tengah asik menonton para pemuda bermain sepak bola. Kamu sudah berada di samping pemuda itu tanpa disadari olehnya. Kamu berusaha tenang dan tidak gugup tentunya.

"Permisi."ucapmu lembut membuat pemuda bertopi cokelat, Gempa menoleh ke arahmu. Kamu menatap tidak percaya kalau wajahnya pemuda ini hampir mirip sama Thorn dan Taufan. Tapi bedanya pemuda bertopi cokelat bercampur hitam ini terlihat lebih kalem dan murah senyum.

"I-iya, ada apa?"tanyanya ramah.

Pipimu hampir merona melihat pemuda yang dijuluki koki sekolah ini. Tanpa basa-basi kamu menyodorkan kotak makan ke pemuda tersebut tanpa berkata apapun. Gempa melihat sodoran kotak makan dari gadis yang sama sekali tidak pernah ia lihat di sekolah SMA Enam.

"Hmm, apa ini buatku?"tanya Gempa lagi.

Kamu bingung harus menjawab pertanyaan pemuda ini, kata Yaya adalah memberikan pendapat hasil masakannya. Bibir mungilmu terbuka,"I-ini hasil ma-masaka..."ucapnya begitu gugup membuat pemuda yang ada di depanmu terkekeh melihatnya menambah ketampanan dan berhasil menbuat kedua pipimu merah padam.

Apa yang terjadi padaku!-batinmu berteriak kencang.

"Kamu lucu juga kalau gugup gitu."komentar Gempa menbuatmu menunduk *blush dan malu*.

Gempa menerima kotak makan dari tanganmu, membukanya---ia tersenyum menunjukkan sedikit gigi ratanya. Yaya yang melihat dari kejauhan mulai berkeringat dingin dan berharap kalau hasil masakannya ini tidak ada bahan yang tertinggal dan kurang agar ia bisa menghasilkan sedikit uang jajan.

Gempa memakan satu sendok nasi goreng masuk kedalam mulutnya. Kamu melihat pemuda itu mengunyah makanannya dan ada sedikit kerutan di dahi, ia merasa mengikuti acara masak-memasak dan pemuda di depannya ini adalah sebagai juri masak.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang