Part 49: Hukuman Dari Osis Baru

138 23 8
                                    

    Matahari sudah memperlihatkan sinarnya yang membuat kehidupan dan aktivitas baru, terbangun lagi. Begitu banyak hewan-hewan keluar dari sarang dan rumah untuk menghirup cuaca cerah ini seraya mencari makanan atau jodoh.

Kring kring kring

  Suara bel sepeda terdengar nyaring serta tidak sedikit orang menyapa mereka bertujuh menuju sekolah. Ya, ketujuh pemuda kembar tengah bersepeda ramai membuat suasana menjadi berwarna seperti warna topi ciri khas mereka. Roda berputar menggesek aspal yang kasar dengan laju sedang. Mereka bertujuh sering bersepeda ontel menuju ke sekolah dibandingkan naik motor sebab kalau naik motor, motornya kurang disebabkan uang menipis.

  Jadi mereka memilih bersepeda ontel dengan alasan bisa menyehatkan tubuh di pagi-pagi hari. Setelah sampai di sekolah mereka tidak lupa untuk memarkirkan sepeda di dekat sekolah lalu masuk berbarengan menuju ke kelas masing-masing. Hari ini tugas pertama Hali menjadi ketua osis baru dan sengaja pergi pagi-pagi untuk melaksanakan tugas.

"Kak Gem! Ajarin aku dong! Mengerjakan PR. Aku belum mengerjakan PR." pinta Ice memelas membuat Gempa melotot tidak percaya melihat Ice bicara seperti itu.

"APA! KAU BELUM MENGERJAKAN PR! KEMARIN, KAU KEMANA AJA ICE!" teriak Gempa menggelegar di koridor sekolah sampai-sampai ada kaca retak sebab terkena gelombang mama Gempa.

Sorotan mata cokelatnya mulai tajam menatap irish biru laut Ice yang sendu. Pemuda laut itu menunduk dan meminta maaf ke Gempa. "Maaf Kak Gem. Ice lupa! Ice ketiduran. Jadi aku minta maaf." ucap Ice menyatukan kedua tangan, meminta maaf ke Gempa.

    Pemuda berkacamata itu mengerutkan kening mendengar alasan kakaknya itu. "Eh, bukannya Kak Ice selalu jadi kebo. Tumben, kebo jadi alasan." komentar Solar mau cari mati sama Ice.

  Ice menatap adik yang tidak tahu sopan santun. "Siapa yang kau kata kebo? Ha?" tanya Ice datar. Dari tubuh pemuda tersebut keluar asap putih yang mengepul. Blaze yang kebetulan ada di dekat Ice sedikit menjauh.

"Oi oi! Jangan buat sekolah ini jadi The Ice School! Nanti muridnya bakal jadi beku." ucap Blaze memeluk diri sendiri karena sempat terasa kekuatan es milik adiknya itu.

Taufan menyenggol lengan Blaze pelan dengan senyuman penuh artian, "kalau sekolahnya beku kan sedap tuh! Sekolah kita bakal libur dan bebas dengan PR. Yeah!" seru Taufan lompat-lompat.

  Hali yang melihat adiknya tidak waras hanya menepuk jidat pelan. "Ya allah, apa yang terjadi dengan adikku yang laknat ini?"

Gempa menatap Taufan berkacak pinggang siap-siap meluncurkan omelan bak emak-emak memarahi anaknya. "Amboi-amboi! Sedapnya kau cakap Taufan! Kalau sekolah ini beku akibat kekuatan Ice. Memang benar, PR sekolah dah hilang tapi..." ucap Gempa tersenyum penuh arti seraya mengacungkan jari telunjuk ke atas, "...PR yang sesungguhnya jauh lebih berat daripada PR sekolah. Mana yang kau pilih, Kak Taufan?"

   Taufan memandang adiknya satu ini horor banget. Setiap kalimat yang keluar entah kenapa suasananya berubah menjadi horor? Bahkan emaknya sendiri yang entah pergi kemana setelah bercerai, tidak galak seperti Gempa.

'Jangan-jangan di samping Kak Gempa ada mbak kuntinya. Setiap kali ia bicara, menakutkan apalagi dengan urusan rumah tangga. Eh?' batin Taufan. Ia menelan saliva susah payah dan mulai berkeringat dingin.

  Murid SMA Enam mulai berdatangan dan Hali menyuruh adik-adiknya segera masuk ke dalam kelas sedangkan ia harus menuju gerbang, memulai bertugas di hari pertama sebagai Ketua Osis penegak kedisplinan. keenam saudara kembar berjalan menuju kelas masing-masing sedangkan Hali berjalan menuju gerbang melihat murid yang terlambat atau pakaian tidak rapih.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang