Part 02:Menggunakan Kekuatan

371 46 3
                                    

Mentari pagi sudah datang. Seperti biasa rumah yang paling ramai Kompleks Bonnara adalah rumah tujuh kurcaci namun sayangnya belum ada putri nyasar ke rumah mereka. Gempa berteriak memanggil adik-adiknya menuju meja makan karena sarapan sudah siap dibantu oleh Halilintar. Kelima pemuda berlari turun dengan pakaian seperti biasa, Thorn melihat sarapan hari ini begitu lezat dari biasanya.

Ice tersenyum bahagia karena ada makanan kesukaannya yaitu ikan kerang. Thorn mengambil soup dan mengambil ikan bandeng dengan cepat Hali menepis tangan Thorn, memukul tangannya. Thorn mengelus punggung tangannya melirik ke arah Hali yang selalu memasang wajah datar.

"Kenapa Kak Hali memukul tangan Thorn? Sakit tahu!"ketusnya.

"Jangan makan ikan itu nanti durinya masuk ke kerongkonganmu lagi. Mending ikan salmon aja."kata Hali memberi sepotong ikan salmon ke piring Thorn. Ia mendelik dan sedikit jijik dengan ikan salmon itu karena ia sama sekali tidak menyukai ikan salmon.

"Aku nggak suka ikan salmon."ucapnya menggembungkan pipinya. Taufan yang melihat ekspresi wajah Thorn itu menepuk pipi Thorn membuat mulut Thorn mengeluarkan suara seperti balon kempes.

"Buss!"

"Hahahaha!"kakak dan adiknya tertawa saat itu juga membuat Thorn melirik ke arah Taufan yang tertawa tanpa dosa sampai guling-guling di lantai.

"Jahat kau Kak Taufan."ucapnya mayun dan duduk menyantap makanan sehatnya. Gempa hanya  menggeleng melihat kakak adik yang selalu membuat onar. Ya, kalau tidak ada trouble maker pasti rumah ini tidak akan ada tawa. Ia jadi teringat masalah kemarin bicara soal orang tua mereka tapi Gempa berusaha untuk tidak mengingat masa itu lagi.

Semua ketujuh pemuda makan bersama. Solar yang sudah selesai makan disusul oleh Ice yang perutnya udah buncit karena makanannya terlalu berlebihan. Solar melirik kearah meja depan TV ada rantang bermotif bunga disana.

"Eh itu rantang buat apa?"tanyanya. Taufan menoleh kebelakang dan menatap Gempa yang masih makan seperti pangeran solo.

"Buat tetangga baru kita."jawabnya dibalas angguk Hali.

"Jadi nanti siapa yang ikut Gempa membantu tetangga sebelah beres-beres?"tanyanya, Trio trouble maker angkat tangan dan Ice. "Kalau begitu Solar di rumah bantu aku."lanjut Hali. Dalam hati Solar membantin dan nggak kepikiran ikut Gempa ke tetangga sebelah.

Yah, karena takut kalau Hali marah-marah salah dikit marah apalagi salah banyak keluar tanduk banteng di kepalanya. Solar memasang wajah datar, menyesal.

  Setelah makan Ice membawa rantang makanan, Gempa memimpin jalan sisanya mengekor. Hali membereskan piring kotor dibantu oleh Solar.

  Solar meletakkan piring-piring kotor di sebelah wastafel lalu beralih mencuci piring. Hali mengambil satu piring bersih dan mengecek kebersihannya. "Bagus, yang bersih ya Solar terus tata piring yang rapih. Aku mau bersihin barang-barang dari debu."ucap Hali keluar dari dapur.

  Di luar banyak sekali barang yang datang dari truck pindahan. Gempa memberikan salam ke pemilik rumah dan muncul wanita paruh baya itu menyambut Gempa, kedua mata beliau sedikit menyipit melihat keempat pemuda yang berdiri di belakang Gempa. Muka mereka sama.

"Oh yang ada di belakangmu siapa Gem? Apa kalian kembar?"tanya beliau dibalas angguk Gempa.

"Iya te, kami kembar tujuh sebenarnya."

"Apa!"pekiknya sedikit terkejut mendengar kalau Gempa kembar tujuh.

"Tante, nggak perlu terkejut. Perkenalkan ini Taufan kakakku, dia anak kedua. Ini Blaze, anak keempat, Ice, anak kelima dan Thorn anak keenam. Kalau aku sendiri anak ketiga dari tujuh bersaudara kembar."ucap Gempa memperkenalkan kakak adiknya pada wanita paruh baya itu.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang