Part 09: Hukuman Taufan

292 43 4
                                    

   Hujan sudah reda tetapi masih ada rintik-rintik, mereka semua keluar dari sekolah dan berjalan menuju rumah. Kamu memilih untuk menaiki bus sedangkan yang lainnya membawa kendaraan masing-masing. Seperti Fang dan Gopal,mereka berdua membawa sepeda motor dan juga sudah boncengan sama Ying dan Yaya. Tidak mungkin kan kamu naik sepeda motor mereka alias bonceng tiga, itu sangat bahaya.

Gadis berkacamata yang nampak asing di penglihatan kamu memilih berjalan kaki meski sekolah dan rumahnya sedikit jauh, ia tidak suka merepotkan orang lain sempat juga Taufan nawarin bonceng sepeda ontelnya ke gadis itu. Namun, ia menolak secara halus lalu berjalan begitu saja. Bagi kamu,dia seolah menjauhi ketujuh kembar itu atau hanya perasaan kamu saja.

Thorn menyuruhmu naik ke sepeda ontelnya dengan senyuman manis membuat siapa saja luluh dan gemas.

"Makasih Thorn, aku ingin nunggu bus aja. Kau pulang saja bareng kakak-kakakmu sana!"ucapmu menyuruh Thorn mengikuti kakak yang lainnya sudah mengayuh sepeda menuju ke rumah.

Thorn mengerucutkan bibirnya melihatmu menolak ajakannya. "Ayolah, Y/N!"pintanya memegang tanganmu membuat terkejut dan di kedua pipimu ada merah merona. Thorn memasang wajah puppy eyes padamu supaya menerima ajakannya. Kedua matamu menatap wajah Thorn seperti itu tidak tega.

"Hmm, baiklah. Aku bareng sama kau, Thorn."ucapmu akhirnya membuat seulas senyum ceria terlukis jelas di wajah polos Thorn. Pemuda bertopi hijau itu berseru senang dengan tangan kanan ke atas. Ia mengkode mata segera duduk di boncengan sepedanya. Kamu tersenyum dan duduk di boncengan kecil, Thorn menoleh kebelakang mengecek kalau kamu sudah duduk dengan nyaman.

"Siap Y/N!"ucap Thorn memberikan aba-aba kalau ia ingin mengayuh sepedanya. Kamu mengangguk dan mengucapkan kalimat semangat membalas ucapan Thorn,"Siap! Tapi jangan ngebut ya, aku takut jatuh."serumu sambil mengingatkan Thorn dibalas jempolan bahwa kamu akan baik-baik saja.

"Tenang saja, aku tidak pernah ngebut kok. Yang sering ngebut berkendara itu Kak Hali, Kak Taufan, Kak Blaze dan Solar."kata Thorn dibalas anggukkan darimu. Sepeda bercat hijau hitam tersebut mulai melaju dengan kecepatan normal.

    Beberapa tetesan air hujan masih terasa. Roda terus berputar dan berapa kali Thorn melewati genangan air membuat sisa air hujan tersebut mengenai rok dan celana seragam mereka. Kamu protes ke Thorn,"jangan lewat genangan air itu. Rokku jadi basah!"

Thorn terkekeh,"maaf Y/n. Aku tidak sengaja."ucapnya meminta maaf dan selalu tersenyum, ia mempercepat kecepatan mengayunya menyusul kakaknya yang sudah terlihat di kedua mata hijaunya. Thorn menyuruh kamu berpegangan erat dan kedua kakinya mengayuh sepeda cepat. Berhasil menyalip Ice,Solar dan Taufan.

Taufan yang melihat adiknya menggoncengmu sedikit terkejut tidak seperti biasanya, adik sepolos Thorn menggonceng gadis. Ia menambah kecepatan menyusul Thorn, sepeda ontelnya sedikit menyenggol sepeda Hali membuat sepeda tersebut sedikit oleng. Hali menatap tajam punggung Taufan.

"Awas saja kau,Fan!. Dirumah kau berhadapan denganku!"teriak Hali mengancam ke Taufan. Pemuda bertopi biru putih itu terbelalak mendengar ucapan yang dilontarkan kakak galak, si Hali.

"Habislah aku!mungkin nanti aku tinggal nama doang!"batinnya berkeluh.

Sekarang sepeda ontel Taufan sudah berjajar dengan Thorn. Ia melirik Thorn yang santai mengayuh sepeda begitupun kamu. Taufan disana mengocehi Thorn dan si pemilik nama hanya tersenyum lebar. Yang lainnya hanya menatap Taufan datar sambil mengayuh sepeda. Ice menatap Taufan datar,"Kak Taufan itu kenapa?"

"Iri mungkin. Ia tidak bisa menggonceng Y/N."balas Blaze mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi.

      Mereka 7 Kurcaci ganteng sudah sampai di rumah, mereka dengan segera menaruh kembali sepeda ontel ke bagasi yang lumayan besar. Hali selaku kepala keluarga dan kakak paling tua menyuruh adik-adiknya berganti pakaian dibalas anggukkan mantap. Waktu Taufan ingin masuk ke rumah untuk ganti baju, tangan Taufan dicekal kuat oleh Hali.

Ia melirik Taufan dingin,"kau berurusan denganku bentar."ucapnya dingin dan Taufan hanya bisa pasrah, mengumpat dalam hati. Taufan berdiri di depan Hali yang selalu masang muka datar,jarang tersenyum.

Hali ingin mengatakan sesuatu tapi Taufan langsung berkata,"aku tahu. Aku salah, tadi aku nggak sengaja menyenggol sepedamu membuat oleng ingin jatuh. Jadi aku minta maaf, kak."ucapnya meminta maaf menatap Hali semakin lama semakin menyeramkan menatap Taufan lebih horor daripada tadi.

Aku salah bicara ya?kenapa Kak Hali jadi gini. Ya sudah kalau begitu, aku siap mati ditangan abangku sendiri. Bye-bye Boyvers--batin Taufan ngawur luar batas.

Pelipis Taufan sudah mengeluarkan keringat dingin sesekali menelan ludah sendiri,berat. "Bukan itu, yang aku mau bicarakan padamu."ucap Hali dingin.

"Te-terus apa dong?"tanya Taufan penasaran.

Lalu tiba-tiba ada sodoran uang sebanyak dua ratus ribu ke Taufan. Pemuda itu terbelakak kaget melihat sodoran uang itu. "Kak Hali,ini buat apa?kau ingin menjualku gitu?"tanya Taufan asal ceplas-ceplos dibalas tosekan dari kakak adik.

"Bukan bego!masa ada orang yang mau beli orang kek kau!"omel Hali tajam.

Taufan mengelus kepala yang udah benjol karena jitakan kompak dari Hali dan Gempa. Adik sama kakak sama aja, batin Taufan. Taufan masih nunduk karena nggak berani natap wajah horor Hali.

"Ya,siapa tahu kak?"ucap Taufan nada polos, lebih parah dari Thorn.

"Ini uang belanjaan Kak Taufan. Karena bahan-bahan di dapur udah habis.Kalau Kak Taufan yang belanja pasti cepat."kata Gempa angkat bicara.

Taufan menatap Gempa datar sambil menghela nafas kasar. "Nggak nyuruh Kak Hali saja, Gem. Kan dia punya kekuatan halilintar, lebih cepat daripada angin taufan, takutnya orang-orang masuk angin kena kekuatan Kakak."ucap Taufan tepat didepan orang yang disebut tanpa ada rasa takut untuk disetrum.

Gempa ingin bicara dengan cepat Hali menambahkan perkataan Gempa tadi. "Itu buat hukuman buatmu karena nyenggol sepedaku. Jadi kau harus melaksankan hukumanmu atau aku setrum sebanyak sepuluh kali."ucap Hali enteng setengah mengancam Taufan.

  Pemuda periang itu tidak bisa berkata apa-apa, menolak secara halus juga tidak bisa. Seandainya tadi ia tidak menyenggol sepeda Hali,ia tidak akan disuruh-suruh seperti ini. Saat Taufan ingin berangkat, kedua biang kerok:Thorn dan Blaze datang. Thorn membawa skateboard sedangkan Blaze membawa jaket biru kesukaan Taufan.

"Kak Taufan, ini jaketnya."ucap Blaze menyodorkan jaket ke Taufan disusul oleh Thorn,"ini kak skateboardnya biar cepat membawa makanannya."ucap Thorn tersenyum manis ke arah Taufan.

Taufan sedikit terharu dengan kedua adiknya yang tahu perasaan dirinya. "Makasih, adik-adikku."ucapnya berterima kasih pada Blaze dan Taufan.

"Kak cepetan! Nanti Gempa nggak bisa masak kalau bahan-bahannya tidak kunjung datang!"ucap Gempa memberitahu Taufan. Blaze menyodorkan kertas daftar belanjaan yang tadi di suruh Gempa tulis. Taufan melihat daftar belanjaan yang lumayan banyak dan ia tidak berani meminta bantuan ke Blaze dan Thorn. Takut Hali marah lagi karena ini adalah hukumannya.

  Taufan mulai pergi ke pasar menggunakan skatborad kesukaannya. Ia melajukan sketboard dengan kecepatan normal karena jalanan masih licin selesai hujan. Taufan harus cepat pergi ke pasar karena sudah menjelang sore.

*7 Kurcaci Elements*

Ditulis:(06-02-2020)
Diupdate:(10-05-2020)
Bersambung...

A/n
Halo Readers pah kabar?

Krik-krik-krik

Eh, ternyata disini sepi ya? Oh ya ampun😶. It's okay, yang penting aku update nih cerita.

Taufan:luh si Thor, nggak pernah promosi tentang buku kita! *protes*

Solar:dimana fans Solar? Huhuhu... Kok nggak nongol disini waaaa😭

Halilintar:bukan adik gue-_

Ice:Solar berlebihan.

Thorn:Thor. Nanti aku bantu promosi dan gambar boboiboy.

Blaze:nak ikut!

Author:dasar kalian ini '

Gempa:yang sabar ya Thor 😄

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang