Part 62: Mereka Datang

88 18 2
                                    

  Tanganmu udah dicekal kuat oleh Mr. Kane dan kamu terus berusaha melepaskan tanganmu dari genggaman kuatnya. Setiap kamu bergerak, tidak tahu kenapa dalam tubuhmu rasanya seperti ada suhu panas dari jantung merambat ke seluruh tubuh.

"AKU BILANG LEPASKAN!"

"TIDAK AKAN!" tegasnya melotot ke arahmu. Gigimu menggertak kesal dan kakimu menendang perut Mr. Kane kuat sehingga pria tua tersebut terhuyung ke belakang.

Kamu melotot melihat Mr. Kane merasa sudah bebas darinya. Kedua langkah kaki segera berlari menyelematkan diri. Mr. Kane memegangi perutnya, menahan rasa sakit. Tendanganmu hampir merusak organ dalam Mr. Kane, pria itu terbatuk-batuk.

"Huk...huk...huk." batuknya lalu meludah mengeluarkan darah. Tangan Mr. Kane mengepal kuat jika sekali pukulan gadis tadi membuat batuk darah maka sebentar lagi rencana kedua akan tiba.

Seulas senyum terukir di sudut bibirnya. "Sebentar lagi, aku bakal mengendalikan dirimu y/n!" ucapnya berlari menyusul-mu.

  Kamu terus berlari sesekali menoleh ke belakang memastikan kalau Mr. Kane tidak lagi mengejarmu. Tiba-tiba  saja langkah kakimu berhenti mendadak membuat debu tanah terbang ke atas dan hampir terjatuh. Sosok pria kejam itu sudah berada di tepatmu.

"Ba-ba-bagaimana bisa?!" pekikmu masih tidak percaya dengan kecepatan lari Mr. Kane.

"Aku sudah bilang. Kau tidak akan bisa lari dariku walau kau sudah berlari sejauh kilometer dan berapa mil. Aku akan tahu, y/n." Ucapnya enteng.

Menelan saliva susah payah, berjalan mundur. Mr. Kane dengan cepat berlari ke arahmu dan ingin menangkapmu lagi. Dari arah timur munculah pedang halilintar berwarna merah mengarah ke musuh. Mr. Kane menoleh ke arah pedang halilintar tersebut.

Duar!

Suara letupan khas petir yang menyambar dari langit, terdengar begitu jelas. Kabut sudah memenuhi wilayah itu. Kamu terbatuk-batuk sembari mengibas-ngibaskan asap di sekitarmu.

"Huk..huk." kedua mata terbuka lebar, pandanganmu menjadi buram karena asap masih mengepul di udara. Kamu tidak tahu jelas, siapa yang menyerang tadi.

Perlahan asap mulai pudar di sana kamu melihat dua orang sedang berdiri berhadapan dengan tatapan penuh amarah. Kamu terkejut saat mendapatkan pandangan jelas,  seroang pemuda bertopi merah hitam dengan pedang halilintar yang besar—penuh dengan kilatan petir.

  Mr. Kane menatap lekat ke pemuda di depannya yang berani sekali melawannya secara diam-diam. Ia mengeluarkan petir hitam sedikit keunguan, Hali sama sekali tidak takut dengan pria di depannya yang seenaknya menculikmu dan membawanya pergi. Mr. Kane sembari melirik ke arahmu.

Lalu ia bergerak cepat seperti kilat berdiri di belakangmu dan mengarahkan pedang petir ke lehermu. "Erg!" kamu mendongak melihat pria yang seenaknya menjadikan dirimu sebagai sandra agar Hali menyerah.

Namun, kamu tahu, Hali orangnya seperti apa? Tatapan datar nan dinginnya mengingatkan sesuatu padamu. Hali sangat santai hari ini, tidak main emosi. Mr. Kane tersenyum miring, berkata,"apa kau ingin temanmu kembali? Hmm?"

"Aku sarankan lebih baik. Jangan selamatkan y/n, temanmu. Karena ia akan menyerang-mu sebagai pengkhianat!" ucapnya mulai mendekatkan pedang petir hitam ke lehermu. Kamu berusaha untuk tenang dan melihat Hali sama sekali tidak angkat bicara.

Suhu di dalam tubuhmu semakin lama semakin panas seperti api membara. Lalu pandanganmu sedikit demi sedikit agak buram-buram berwarna ungu. Kamu berusaha untuk menahannya agar tubuhmu tidak dikendalikan oleh musuh.

"Kenapa kau diam saja? Anak tampan?" tanyanya remeh.

"Tendangan bertubi-tubi!" seru gadis berkacamata dan melompat ke pria yang mencekalmu.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang