Part 52: Pesan Someone

128 20 12
                                    

    Hali tengah berjalan menelusuri koridor, raut wajahnya masih tetap datar. Meski pemuda bernetra merah gelap memesona tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik hati para gadis disini. Akan tetapi Hali sama sekali tidak tertarik pada salah satu gadis disini atau ia telah membohongi perasaannya sendiri.
 
  Jujur saja, Hali akhir-akhir ini merasakan perasaan yang suka berkecamuk dan plin plan. Rasa yang sama sekali tidak pernah singgah di lubuk hatinya. Mungkin, ia kebanyakan berimajinasi bertemu dengan seorang putri dan alangkah terkejutnya kalau nama putri tersebut adalah Y/n. Kedua langkahnya terhenti, mencoba untuk menyingkirkan pikiran tersebut.

'Kenapa aku memikirkanmu Y/n? Aku sama sekali tidak mengerti. Apakah saat aku menatapmu di saat-saat waktu tertentu, dalam bahaya. Aku berjanji akan melindungi dirimu, Y/n'. 

Hali memegang dada yang kini berdetak kencang tidak karuan setelah memikirkan seorang gadis. Ini pertama kalinya untuk pemuda datar nan dingin seperti Hali—memikirkan seorang gadis dan pikirannya melayang-layang untuk membuat gadis itu tersenyum manis tanpa mengeluarkan air mata sedikit pun. Dan gadis tersebut adalah dirimu, Y/n yang sekarang ini berada di hati Hali.

   Pemuda bertopi hitam merah tersebut baru menyadari perasaan kini. Rasa detak jantungnya berdebar-debar tidak karuan, seulas senyum miring terlukis di bibir Hali. "Rasa ini telah menyerangku dan ingin sekali untuk mengutarakannya. Tapi—" ucapnya terhenti karena ia mendengar panggilan dari teriakan menjengkelkan dan setiap saat ia selalu menjadi sorotan mata atas keburukannya.

Nesya dan dua dayang-dayangnya.

"Hali!" panggil Nesya dan Hali kembali melanjutkan jalan menuju ke kelas. Serta berpura-pura tuli mendengar teriakan Nesya.

  Gadis tersebut terus mengejar Hali dan meraih tangan pemuda tersebut, merangkul erat karena kedua tangan Hali selalu berada di saku celananya. Nesya yang posisi tangan masuk ke celah lengan Hali, bergandengan layaknya seorang pasangan sebenarnya—seulas senyum terukir jelas di sudut bibir Nesya. Sedangkan dua dayang-dayang di belakang, Dea dan Fany teriak kegirangan membisu melihat Nesya posisi seperti itu.

"Hali, tunggu sebentar. Jangan tinggalkan aku!" ucap Nesya yang lebih terdengar menjijikan dan mencari kesempatan dalam kesempitan.

Hali dengan kasar melepaskan pegangan tangan Nesya lalu membersihkan bekas tangan Nesya tepat di hadapan gadis itu. Nesya yang melihat itu mendengus sebal tetapi dengan cepat Nesya mengukir senyum, senyum semanis mungkin untuk Hali.

"Hali, aku mau tanya sesuatu?" tanya Nesya mencoba untuk akrab sama Hali. Meskipun itu sudah terdengar "TIDAK MUNGKIN!" Hali menoleh ke ketua bad girl di sekolahnya ini yang tumbenan bersikap manis dengannya.

"Tanya sesuatu hal yang tidak penting! Mending kau pergi dariku!" ucap Hali secara sepihak dan mengusir halus Nesya. Bahkan Hali sama sekali enggan melihat ke lawan bicaranya.

  Nesya menatap punggung Hali yang berjalan santai tanpa memperdulikannya sebagai orang. Gadis itu berdecak kesal, tidak bisa mendekati Hali. "Ish, apa sekarang naik jabatan? Ia seenaknya mengabaikanku begitu saja!" kesalnya melipat kedua tangan di dada.

Dea dan Fany segera menghampiri Nesya untuk menghibur gadis tersebut. "Sabar, Nes. Memang Hali itu orangnya begitu. Ia jarang banget loh dekat sama cewek." kata Fany dibalas angguk Dea.

"Iya, Nes. Hali kelihatannya sensitif banget  kalau di deketin selain teman dekatnya." imbuh Dea. Nesya melirik ke Dea dan ada benarnya juga setiap kalimatnya. Namun, Nesya masih tidak percaya dan tidak terima.

"Tapi ada satu cewek yang berhasil masuk di kehidupan boboiboy! Dan dia pendatang baru! Argh!" maki Nesya tidak terima.

"Maksudmu Y/n?" tanya Fany hati-hati menatap Nesya.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang