Pertarungan mereka semua sangatlah rumit, mereka tidak henti-hentinya untuk menyerang musuh. William berusaha untuk fokus dan mata birunya mengarah ke Vico, kedua tangannya membuat bola-bola air, matanya terpejam. Pohon yang ada di sekitar mereka, dedaunan pohon itu yang awalnya diam kini ada angin berhembus.
Wus!
Angin tiba-tiba berhembus kencang dari arah timur membuat pertarungan mereka terpaksa berhenti karena ada hembusan angin kencang. Gopal memegang erat pegangan yang ada di sana sambil berteriak kencang, "mama! Tolong! Apa yang terjadi ini?! Huaaa!"
Fang juga seperti itu memegang sesuatu di dekatnya begitu erat. Ice mengeluarkan kekuatan esnya,"tumbukan es!" serunya seketika keluar tumbukan es di sekitar mereka.
Vico sangat geram karena kedatangan angin yang sangat kencang sekali. Taufan memegang tumbukan es begitu erat, memejamkan mata karena ia harus bertahan sampai angin kencang ini menghilang. Tangannya nggak bakal kuat memegang tumbukan es karena rasanya dingin sekali.
"Aku nggak kuat! Pegang-nya...esnya dingin sekali." keluh Taufan.
Ice menoleh ke kakaknya itu, datar,"namanya juga es. Ya, dingin."
"Pakai tumbukan api aja, kan panas!" teriak Blaze kencang berusaha mengalahkan angin yang lama-lama berhembus kencang.
"Kau gila! Mana bisa memegang tumbukan api, bisa-bisa tanganku terbakar karena kekuatan apimu!" jawab Taufan ngegas dan terus memegang tumbukan es begitu erat.
"Malah ngamok." kata Blaze.
Angin yang tadi berhembus kencang kini sudah berhenti membuat semuanya menghela nafas lega. Sorotan mata mereka tertuju ke Vico saat ingin menyerang, suara William terdengar begitu lantang.
"Aku akan mengalahkan mu, Paman Vico!" seru William serius memegang bola air begitu besar membuat semuanya melongo melihat kekuatan besar.
William menyerang Vico menggunakan kekuatan apinya dan lainnya membantu William. Mereka semua melakukan kekuatan combo.
"Rasakan ini!" seru mereka mengeluarkan kekuatan masing-masing menyerang Vico.
Pria itu mendelik melihat kekuatan berjumlah besar tersebut menyerang mereka. Sebuah hantaman kuat terdengar begitu kuat sehingga menciptakan debu sangat besar. Kekuatan angin Taufan segera menghilang kan debu yang menghalangi penglihatan mereka semua.
Wus!
Debu-debu itu menghilang dalam sekejap dan memperlihatkan pria kegelapan sudah terkalahkan kelak. "Rasakan itu! Dasar pria tidak tahu diri!" maki Fang.
"Terus kita apakan orang ini?" tanya Ice melihat lainnya bergantian.
"Aha! Aku punya ide!" celetuk Taufan mengacungkan tangan ke atas, tersenyum penuh arti.
Fang mengikat Vico dengan jari bayang di pohon begitu erat. Taufan sudah lama tidak menerbangkan makhluk tidak berguna seperti Vico. Dalam hati pemuda bertopi biru langit itu masih menyimpan rasa pembalasan dendam pada musuh karena menculikmu. Taufan sama sekali tidak mau memaafkan orang yang berani mencelakaimu.
"Angin topan!" seru Taufan mengeluarkan kekuatan angin topan untuk menerjang pohon yang mengikat Vico.
Akar-akar pohon mulai naik ke atas dan terombang-ambing dan akhirnya pohon bersama pria kekuatan kegelapan terbawa badai angin topan, menjauh jauh-jauh supaya tidak membuat semua orang kesusahan. Setelah musuh sudah pergi menjauh, Taufan menghela nafas lega dan berkacak pinggang.
"Sampah sudah dibuang ke tempat yang seharusnya." kata Taufan dengan pedenya berkata seperti itu. Yang lainnya memandang pemuda tersebut dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kurcaci Elements (Readers) END
FanfictionTamat: 12-10-2021 7 kurcaci Elements (Readers) x One Short Story Boboiboy. One Short Story: coming soon Kisah kehidupan sehari-hari 7 Boboiboy elemental bersama teman-temannya. Mereka memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan dari jam tangan mere...