7

5.7K 372 13
                                    

"Udah ga usah Ndin, saya gapapa" ucap Al ketika Andin mulai menempelkan handuk kompres di keningnya.

"Gapapa gimana sih mas, kamu tuh sakit" omel Andin. Al lebih memilih Andin mengomelinya daripada diam.

"Kamu ada jadwal ngajar pagi kan, mendingan kamu siap-siap"

"Bisa diem ga?"

"Itu dialog saya, Andin"

"Udah deh mas, kamu tuh lagi sakit, terima aja bisa?"

Al menarik nafas, menyerah dan pasrah pada Andin karena memang harus diakui tubuhnya sedang tidak dalam keadaan baik.

"Tunggu bentar jangan kemana-mana, aku ambilin sarapan habis itu minum obat"

..

"Nih makan, habisin biar cepet sembuh" Andin menaruh makanan di pangkuan Al dan menaruh segelas air minum di nakas samping ranjang mereka.

Al mengangkat sendoknya untuk menyuap makanan tetapi tiba-tiba sendoknya terjatuh. Aldebaran saat ini betul-betul sakit.

"Mas, hati-hati. Sini aku suapin" Andin langsung mengambil piring Al dan mulai menyuapinya. Al pun hanya bisa menerima perlakuan Andin karena Al tau saat ini ia tidak bisa melakukannya sendiri tapi ia harus segera sembuh.

"Nih minum dulu habis itu minum obatnya." Andin memberikan air minum kepada Al dan membantu memegangnya, kemudian mengambilkan Al obat di laci nakas.

"Udah kamu tidur lagi ya, istirahat"
Andin membantu Al kembali berbaring setelah minum obat.

Al pun kembali terlelap. Andin memutuskan untuk tetap mengajar karena hari ini ada test untuk mata kuliah Manajemen Bisnis di kelas F, hanya 1 kelas yang paling hanya 2-3 jam saja.

..

"Pagi, ma" sapa Andin pada Rossa di meja makan.

"Pagi, ndin. Al mana?" tanya Rossa yang duduk di depannya saat ini.

"Mas Al sakit, ma. Badannya panas" Andin menjawab mertuanya sambil membuat roti.

"What? Sakit? Sakit apa?" Rossa sedikit terkejut dan khawatir.

"Demam, ma. Badannya panas. Tapi tadi udah sarapan sama minum obat, udah aku kompres juga, terus sekarang tidur lagi."

"Ohh kasian Al, dia jarang banget tumbang seperti ini."

"Aku boleh minta tolong titip mas Al sama mama sebentar ma? Soalnya aku ada jadwal test di kampus, cuma 1 kelas aja kok."

"Iya, sayang. Boleh kok, Al kan anak mama. Kamu tenang aja ya, tetap fokus ngajarnya." Rossa tersenyum pada Andin.

"Makasih ya, ma."

"Sama-sama, habisin sarapannya."

..

Al bangun dari tidurnya dan menggeliat pelan. Rossa yang sedang membaca majalah di sampingnya menyadari itu.

"Udah bangun, Al?"

"Mama kok di sini? Andin mana?"

"Andin ke kampus, dia ada jadwal test hari ini, jadi dia titip kamu sama mama."

"Maaf ya ma ngerepotin mama"

"Ngga, Al. Kamu itu anak mama, dari dulu kalau sakit kan mama yang rawat kamu." Al tersenyum mendengarnya.

"Kamu mau apa?" tanya Rossa melihat Al mencoba bangun dan menyender pada headboard. Rossa pun membantunya.

"Ngga, ma"

"Makan siang ya, sebentar mama ambilkan."

"Suruh Kiki aja ma bawa ke sini, mama gausah repot."

"It's ok, Al. Mama ga repot, Kiki tadi mama liat lagi bersihin kolam renang soalnya. Wait ya" Rossa pun meninggalkan Al untuk mengambil makan siang.

"Kirain Andin bakal bolos ngajar buat jagain gue" gumam Al dalam hatinya.

..

Rossa datang membawa nampan dan air minum, ia menaruh semuanya di nakas di samping Al.

"Mama suapin ya" Rossa mengangkat piring Al dan bersiap menyuapinya.

"Gausah ma, aku bisa sendiri. Mama makan siang juga aja." Al sedikit merasa malu harus disuapi oleh mama nya, padahal tubuhnya masih terasa lemas.

"Mama udah makan tadi waktu kamu masih tidur. Ini mama suapin aja ya"

"Ma, aku sendiri aja."

"Ya udah, ini" Rossa menaruh piring di pangkuan Al, putranya itu kekeuh untuk makan sendiri saja.

Al kesulitan untuk makan sendiri, tangannya tidak kuat untuk mengangkat piring dan sendok sehingga sedikit bercecer di suapan pertama.

"Udah mama bilang kan, sini mama bantu" Rossa kembali mengambil piring Al dan akan menyuapinya.

"Ma, ga usah. Aku bisa kan."

"Bisa tapi mama ga tega liat kamu kesulitan gitu."

Kemudian Andin datang, ia sudah pulang dari kampusnya.

"Ma.." Andin meraih tangan Rossa untuk salim.

"Eh Andin, udah pulang"

"Iya ma, mas Al udah makan?"

"Ini lagi mau makan, tapi gengsi mau mama suapin" sindir Rossa.

"Sini biar aku, ma."

"Iya, ini, bantu Al ya." Piring makan Al sudah beralih ke tangan Andin.

"Makasih ya, ma" ucap Andin kepada Rossa saat Rossa akan keluar meninggalkan mereka. Makasih karena sudah mau dititipkan pria gengsian ini.

"Kenapa?" tanya Andin pada Al yang terus menatapnya.

"Ngga"

Andin duduk di sebelah Al dan mulai menyuapinya.

....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang