46

5.7K 532 40
                                    

Dengan sedikit bujukan dan paksaan akhirnya Al berhasil mengajak Andin pulang, tapi Andin tidak tau kalau Al akan membawanya pulang ke Pondok Pelita.

"Turunin aku di kamar mandi mas." pinta Andin pada Al yang hendak menurunkannya di kasur.

"Lebih baik kamu istirahat dulu, Ndin"

"Aku mau mandi" kekeuh Andin dengan suara paraunya.

"Oke, saya tunggu di luar ya. Kalau butuh apa-apa kamu panggil saya." Pesan Al setelah menurunkan Andin di kamar mandi. Andin hanya menjawab dengan anggukan sambil tertunduk.

Setelah Al keluar dari kamar, Andin langsung mengunci kamar mandi. Ia menangis histeris sambil terduduk di bawah shower dengan lilitan selimut yang sudah terlepas dari tubuhnya.

Setelah cukup puas menangis, Andin berdiri mengambil sabun dan menggosok tubuhnya sekuat mungkin. Jika spons mandi yang digunakan tidak selembut itu mungkin Andin sudah membuat tubuhnya sendiri lecet.

Andin merasa jijik karena tubuhnya telah dijamah oleh pria lain selain suaminya, bahkan suaminya pun belum pernah menyentuhnya. Memang Ricky belum melakukannya sampai ke inti tetapi ia sudah cukup jauh menyentuh dan mengecup tubuh Andin sampai meninggalkan beberapa tanda.

Andin kembali menangis mengingat kejadian tadi, selain ia merasa jijik dan tidak berharga lagi, ia juga takut akan pandangan suami dan mertuanya setelah ini.

Andin kembali terduduk di bawah shower sambil terus menggosok tubuhnya, apalagi di bagian-bagian yang sempat disentuh Ricky.

Cukup lama Andin di kamar mandi, Al masuk ke kamarnya setelah bertemu Rossa dan menjelaskan apa yang terjadi, tapi Al belum melihat Andin di kamar dan masih terdengar suara air di kamar mandi.

Al bingung karena Andin tidak kunjung selesai, Al mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil Andin.

tok tok tok

"Andin.."
"Ndin.."

Tidak ada jawaban, Al kembali mengetok

tok tok tok

"Andin?"
"Kamu baik-baik aja kan?"
"Jangan bikin saya khawatir, Ndin"

tok tok tok

"Andin?"
"Kalau kamu ga jawab saya dobrak ya"
"Andin? Kamu denger saya ngga?"

Tetap tidak ada jawaban.
BRAAKK

Akhirnya Al mendobrak pintu kamar mandi, betapa terkejut Al melihat Andin yang sudah terbungkus bathrobe terduduk di bawah shower sambil memeluk lututnya dan menangis, wajah Andin sangat pucat.

Al buru-buru menghampiri Andin dan mematikan shower.
"Ndin, jangan begini." Al ingin menyentuh Andin untuk membawanya bangun dan keluar dari kamar mandi. Lagi-lagi Andin menghindar, ia menepis semua sentuhan Al. Al menatap Andin miris, ia terluka melihat Andin seperti ini.

"Andin, udah. Ayo keluar." Al kali ini agak memaksa, ia menarik Andin cukup kuat tapi Andin tetap menepisnya.

"Andin, jangan seperti ini, kita keluar ya, kamu kedinginan." Al masih berusaha mengajak Andin keluar tapi Andin terus menepisnya. Al kemudian bersiap untuk mengangkat Andin untuk menggendongnya ke kamar tapi Andin malah mengamuk.

"Mas! Aku bilang aku gamau! Aku gamau! Jangan sentuh aku! Aku gamau mas!" Andin menangis histeris sambil terus mengelak dari semua sentuhan Al.

"ANDIN!" Al akhirnya membentak Andin dengan keras sambil menggenggam kencang kedua pundaknya dan mengguncangnya, berharap bisa menyadarkan Andin.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang